Skip to main content

Daya Ungkit Dalam Bisnis

Salah satu kiat sukses terkenal adalah jika bisa mendapatkan leverage (daya ungkit) dalam berbisnis. Kata Newton, tak perlu jadi raksasa untuk bisa melihat dari tempat tinggi. Cukup jadi manusia biasa yang berdiri di pundak raksasa. Banyak sekali daya ungkit yang bisa dimanfaatkan untuk memajukan bisnis: tokoh masyarakat, networking, media massa, investor, dll.

Saya baru 'ngeh' ada yang terlewat dalam pencarian daya ungkit, yang celakanya tidak bisa dibandingkan kehebatannya dari daya ungkit yang saya sebutkan sebelum ini. Yang tepat mungkin Mahadaya Ungkit. Yaitu Allah, Tuhan semesta alam. Jika Dia berkehendak bisnis kita bakal jadi yang terbesar di dunia, maka seribu satu penghalang tidak ada artinya. Jadilah yang menjadi kehendak-Nya.

Saya lalu terfikir tentang mimpi saya dan teman-temen untuk membangun Petakumpet menjadi The Most Admired Company in The World versi Fortune Magazine. Mmm... untungnya saya punya Allah. Cuma saya belum tahu bagaimana melobiNya agar merestui mimpi-mimpi ngawur saya dan menjadi daya ungkit terbesar untuk mewujudkannya menjadi kenyataan....

Comments

Anonymous said…
luarbiasa bung arief... yg sy kagumi dr anda... konsiten dg bintang terang n bisa fokus. sy banyak belajar dr anda. sy se7... daya ungkit terbesar qt adalah kuasa Allah SWT. so... hidup sesuai ridlo Allah, menjalankan semua perintah dan jauhi larangan2nya... itu cukup utk mempercepat terkabulnya cita2 qt...
M. Arief Budiman said…
Makasih Mas, jk qta percaya sama Allah, maka Allah akan jauh lebih percaya pada kita. Tak ada yang tak mungkin selama Allah bersama kita. Tapi tanpa Allah, apapun yang kita lakukan akan sia-sia. Sukses terus Syafaat-nya :)

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...