Entah apa yang dipikirkan institusi kepolisian kita saat memutuskan untuk mengkasuskan materi iklan LA Light 'Polisi Lagi Tidur'. Saya tak habis pikir, bahwa institusi di bawah Jenderal Soetanto yang lumayan sukses melawan terorisme ini begitu kebakaran jenggot karena merasa disentil iklan rokok bergaya anak muda yang 'enjoy aja' ini. Kan mereka bicara polisi tidur alias gundukan melintang di jalan untuk membuat kendaraan yang melintas jadi pelan? Tapi kenapa yang marah polisi beneran?
Kebetulan rekan-rekan agency yang bikin iklan ini saya kenal baik dan saya sungguh merasa tindakan kepolisian ini sebuah tindakan kembali ke jaman batu: ketika pendapat yang berbeda harus ditakut-takuti dengan pendekatan keamanan. Nasib iklan, pengiklan dan agency LA Light bisa jadi menimpa saya, Anda dan kita semua yang bergulat setengah mati untuk mencari ide-ide kreatif dalam membuat iklan. Tanpa adanya penghormatan yang serius terhadap kreativitas: industri ini akan sangat menjemukan. Nanti yang keluar iklan-iklan yang aman, yang datar, yang biasa-biasa saja, yang boring, yang bikin ngantuk, yang bikin tidur. Tak ada lagi breaktrough, karena setiap ide baru akan membawa resiko 'diamankan'.
Atau sebenarnya, iklan ini justru efektif untuk membangunkan polisi - yang - tidur? Jadi bener dong, kalo selama ini polisi tidur? Bukannya dari dulu yang namanya polisi tidur ya tidur terus? Begitu dibangunin marah-marah, lha wong tidur kok dibangunan.. eh, dibangunin!
Buat temen-temen kreator iklan LA Light, tetap semangat Bro! Jangan buru-buru tiarap, industri ini membutuhkan ide-ide segar dari temen-temen yang berani berinovasi. Think positive, polisi dengan sukarela telah memberikan publisitas gratis.. He he he..
Buat kepolisian, ini saatnya membuktikan bahwa polisi emang selalu bangun saat terjadi kasus kejahatan. Dengan kinerja terbaik dari kepolisian, masyarakat tak akan peduli kok ada iklan polisi tidur atau tidak. Jangan lupa kita punya masyarakat yang cerdas, yang tak mudah diarah-arahkan oleh iklan. Tindakan nyata berteriak lebih kencang ketimbang kata-kata.
Btw, daripada mensomasi iklan yang belum tentu salahnya, lebih baik mengejar Noordin M. Top, koruptor-koruptor, pembalak liar dan penjahat-penjahat yang sesungguhnya. Setahu saya, itu tugas kepolisian yang utama.
Berita selengkapnya disini.
Comments
Salam
(Lian@dentsu.co.id)