Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2022

Gas Tipis-tipis

Jangan buru-buru longgarkan prokes. Sebaiknya bertahap. Sambil terus dievalusi. Covid masih ada. Baik yang omicron maupun delta. Kita masih akan menyongsong ibadah Ramadhan dan gelombang mudik sebentar lg  jk bicara potensi kerumunan dan pergerakan manusia.  Jangan sampai rencana utk memulai fase endemi (setelah pandemi) menjadi bumerang dan menimbulkan outbreak yang tidak perlu, karena ketidaktepatan kalkulasi secara science dalam konteks penanganan pandemi Covid ini.  Tetap hati-hati dalam pelonggaran syarat-syarat bepergian selama Covid masih ada, disyukuri aturan-aturan yang sudah dimudahkan, tapi jangan buru-buru. Gas aja tipis-tipis. Dinikmati prosesnya. Ngono yo ngono, ning aja ngono.  Salam Jumat berkah 🙏🏻

Susah Dibikin Sendiri

Tidak semua yang ingin kita kerjakan, kita kerjakan. Tidak semua yang wajib kita kerjakan, kita kerjakan. Tidak semua yang perlu kita kerjakan, kita kerjakan. Kita saja punya tingkat ketidaktaatan pada diri sendiri, yang begitu tinggi. Yg diarahkan hati, yang diperintahkan otak, tak ditaati oleh mata, mulut, tangan, kaki. Pemberontakan internal yang tak mampu kita kendalikan. Pengen sehat, tapi tak taat untuk disiplin makan makanan sehat. Pengen kaya, tapi tak taat untuk disiplin keuangan. Pengen masuk surga, tapi tak menyiapkan sungguh-sungguh bekalnya. Mayoritas kita pengen sehat, tapi makan apa saja dan teratur rebahan. Mayoritas kita pengen sembuh, tanpa melewati sakit dan tanpa minum obat yang mungkin pahit. Pengennya kaya raya, tanpa ikhtiar tanpa doa tanpa susah payah. Pengennya masuk surga tanpa melewati pintu kematian dan duka cita. Tapi namanya juga manusia, apalah kita ini kalo menjalani hidup tanpa drama-drama. Dididik acara gosip dari pagi ke pagi lagi, dininab

Masih Pandemi, Hemat Energi

Untuk apa menghabiskan energi membahas, mengomentari dan membesarkan hal-hal yang tidak layak menyita perhatian, pemikiran dan waktu kita yang sangat berharga?  Jika ada yang salah ucap, ada keliru tindakan, lalu minta maaf, untuk apa diperpanjang lagi? Jadi lebih manfaat atau makin mudharat untuk umat, untuk bangsa? Lalu saling memaafkan dan move on, semua dijadikan pelajaran. Agar kesalahan tidak terulang dan kebencian antar kita tak makin meruncing. Agar tak banyak lagi energi, waktu, pulsa yang mubadzir karena memperpanjang pertengkaran yang sungguh-sungguh hanya memuaskan nafsu, emosi dan keinginan untuk merasa benar sendiri. Tapi kalo emang niatnya pengen gelut, ya beda. Seperti tetangga jauh kita itu, di era ruwet pandemi berkepanjangan begini, malah sengaja ngajak perang. Ngrepoti sedunia. Yang begini ini jangan ditiru. Angel wis angel, angel kandhanane...

Sambutlah Puisi

Dalam beberapa kesempatan, dimana saya kebagian memberikan sambutan dalam suatu acara, saya menggantinya dengan baca puisi. Sebisa-bisanya. Niatnya untuk membunuh rutinitas. Yang biasanya bikin audiens ngantuk. Karena yang rutin dan seremonial, memang perlu disegarkan sesekali.  Tentang isi puisinya tidak jadi masalah. Setidaknya audiens masih berkenan menengok untuk mendengarkan dengan rasa ingin tahu. Setidaknya menduga-duga bagus atau enggak puisinya. Dan tidak buru-buru berdoa agar sambutan segera selesai untuk dilanjut acara berikutnya yang lebih penting. Sudah bikin puisi apa hari ini? Hepi nggak hepi tetep weekend 🔥🔥🔥

Manusia Kantong Bolong

Jabatan itu amanah, bukan karier. Itu menurut Pak Ignasius Jonan. Mantan  menteri, 2 kali jabatan. Dan saya 100% setuju. Dalam perjalanan hidup saya - seingat saya - saya tidak pernah mencalonkan diri untuk jadi apa atau untuk menjabat apa. Bisa jadi karena cita-cita saya tidak tinggi, atau saya tidak nyaman untuk menonjolkan diri. Saya lebih nyaman berada di belakang panggung. I am introvert. I hate the spotlight. Jagoan idola saya Batman. Bukan Ironman. Saya bukan performer . Lha tapi kan udah sering jadi pembicara, udah sering jadi koordinator, sekretaris, ketua panitia, ketua organisasi ini itu...  Sayangnya, iya. Itu betul. That's the facts. Saya akui. Tapi itu bukan karena saya ingin. Sering kali karena gak ada orang lain yang mau, sehingga memerlukan seseorang untuk menjalankan tugas tersebut. So I have to. Honestly, I feel uncomfortable to do those kind of things, especially in front of public eyes. Apalagi di jaman sosial media sekarang. Di mana setiap orang

Mencari Jalan Pulang

Semua yang hidup akan pulang Penjual, sekretaris, penambang batubara, penjaga perpustakaan, penelan pedang... Semua hati resah yang ada di dunia ini Semuanya mencoba mencari jalan untuk pulang Sulit untuk menggambarkan perasaan itu Menggambarkan perjalanan seharian melewati jalanan bersalju Kau bahkan tak tahu kalau kau telah tersesat Derap langkahmu yang berat, teriakanmu yang hilang ditelan angin Bagaimana kau bisa merasakannya, itulah jarak ke rumahmu Rumah. Kamus menerjemahkannya sebagai sebuah tempat, sebuah tujuan. Dan badai? Badai pernah ada di benakku Atau sebagaimana pernah ditulis oleh penyair Dante Di tengah perjalananku aku menemukan diriku.. di tengah-tengah hutan yang gelap Karena aku mencari jalan yang benar Tapi tidak di tempat yang seperti biasanya... - Dari Patch Adams -

Cerita Kita Nanti

Mereka yang korupsi, menyalahgunakan kekuasaan, sewenang-wenang, selingkuh, membunuh, menyiksa... Pada saatnya akan tua. Atau mati. Terserah yang mana yang duluan. Pun mereka yang selalu berusaha berbuat baik, tak lelah berikhtiar membantu sesama, membela mereka yang dilemahkan, melawan kesewang-wenangan, membangun sistem pemerintahan yang bersih, menolak perintah korupsi dari atasan dengan resiko kehilangan jabatan... Pada saatnya akan tua. Atau mati. Terserah yang mana yang duluan. Lalu level manusia kebanyakan macam saya ini, yang hidupnya tidak berlebihan tapi penuh keseruan, banyak kekurangan, kesalahan, juga dosa tapi masih punya niat untuk - klo pas ada rejeki atau justru pas ATM nihil - bersedekah, ibadah semampunya, kadang-kadang menolong jk ada kesempatan. Pada saatnya manusia macam sy ini jg akan tua. Atau mati. Tak terhindarkan. Terserah yang mana yang duluan.  Sejauh-jauh perjalanan kita dalam kehidupan, di ujungnya akan sampai ke Tuhan. Cerita seru apa yang ak

All iz Well

Sepelemparan batu saja. Di waktu yang tepat, di tempat yang tepat. Tak ada yang tidak ajaib di sekitar kita. Keajaiban itu rumahnya di hati yang penuh syukur. Yang menghadirkan telaga tak bertepi untuk menyimpan sejuta persoalan kehidupan, dalam tenang, sunyi dan ikhlas.  All iz well. As always...  #sabar #syukur #ikhlas