Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

Wedangan 9 Series 'Tantangan Kreatif'

Wedangan Creative Sharing Creative Giving Menghadirkan Pidie Baiq & Ujang Koswara (The Panas Dalam Institute Bandung) Jum'at 30 September 2011 Jam 19.00 WIB bertempat di Indraloka Homestay, Jl. Cik Di Tiro 18 Yogyakarta (150 meter selatan Bunderan UGM) FREE, Tidak Dipungut Biaya. Akan ada kotal amal untuk program creative giving** **Creative Giving Belajar menghargai sekaligus sebagai tanggung jawab profesi yang kita cintai, hal itulah yang menjadi alasan kuat penyelenggara memberi kesempatan kepada hadirin untuk belajar sambil beramal dengan memenuhi kotak amal yang tersedia, 100% isi dari kotak tersebut akan dibagi empat dengan perincian: 25% pertama Diberikan kepada dua pembicara dengan tujuan memberi penghargaan yang setinggi-tingginya tanpa melihat nominal yang didapatkan. 25% kedua Meyediakan sedikit konsumsi saat acara berlangsung. 25% ketiga Penyelenggara yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengurus acara ini

Sedekah Sambil Berharap…Why Not?

Ust. Yusuf Mansur     Monday, 06 June 2011 04:05  Bolehkah sedekah sambil berharap? Banyak orang yang mencibir terhadap orang yang bersedekah karena berharap kepada Allah. Apakah kita tidak ikhlas hanya karena beribadah sedekah dan berharap akan kebenaran janji-Nya? Persoalan meminta sama Allah itu bukan persoalan ikhlas atau tidak ikhlas. Itu persoalan ibadah. Meminta adalah do’a. Silahkan saja sedekah tanpa berharap. Tapi kalau sedekah sambil berharap, maka dapat dua ibadah; pahala sedekah dan pahala berharap. Namun kita tidak boleh memaksa, hanya boleh meminta dan berharap.Dan bukanlah disebut meminta dan berharap, kecuali yakin bahwa apa yang diminta dan yang diharap adalah bisa dikabulkan. Ilmu penyertanya adalah sabar, tawakkal, juga ikhlas. Termasuk ikhlas bila Allah tidak mengabulkan. Husnudzan kepada Allah adalah seninya. Yakinlah Allah Maha Tahu apa yang terbaik. Sementara itu, mengikuti seruan-Nya, percaya akan janji-Nya; yang akan mengganti

Kejernihan di Tengah Kegaduhan

Image pinjem dari http://blue4tomorrow.files.wordpress.com/2011/03/clear_cut_light_by_callu.jpg Dalam hidup kita, banyak hal baik yang kita tahu persis akan besar manfaatnya untuk dikerjakan tapi tidak juga kita kerjakan. Atau kita kerjakan sebentar lalu terhenti karena kesibukan, keperluan lain, tak ada waktu dan gangguan-gangguan lainnya yang membuat aktivitas yang baik itu tak bisa kita kerjakan secara kontinyu. Misalnya: sholat tepat waktu jamaah, olah raga rutin, merenung, puasa senin kamis, sedekah, membaca buku, minum air putih yang cukup, dan sebagainya. Oya satu lagi: menulis alias ngeblog. Sejak mulai ada facebook dan twitter , rasanya memang waktu banyak tersita untuk dua hal itu, apalagi dengan adanya mobile internet via blackberry yang makin memudahkan untuk akses online. Makin mudah aksesnya, jadi makin sering aksesnya. Makin jauhlah dari kemungkinan menulis dengan tenang dan jernih. Tapi saya mengamati satu kecenderungan yang bisa jadi kelemahan a

Sang Maha Menepati Janji

Ini sebuah kisah nyata, sekitar tahun 2009 lalu. Sebuah kisah yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.  Siang itu HP saya berbunyi. Mengalun sebuah lagu dari Peter Pan sebagai ringtone-nya ‘Tak Ada yang Abadi’. Sebuah nama tertulis di layar hp. Adik saya. Dan ia menyapa, ”Assalamu’alaikum.. Apa kabar Mas?” Saya,” Wa’alaikum salam, Alhamdulillah kabar baik. Ada apa nih?” “Begini Mas. Di tempatku sekarang sedang ada pendaftaran guru CPNS, rencananya aku mau ikut lagi. Kan tahun kemarin gagal to. Nah, kemarin itu aku ditawarin ama orang kepercayaannya Bupati kalau mau lewat jalurnya dia, dijamin pasti diterima. Tapi dia minta Rp 70.000.000,- dan aku hanya punya Rp 30.000.000,- mbok aku tolong dipinjami dulu Mas…” Saat itu saya sedang tak memiliki uang sebanyak itu. Jadi saya tak bisa meminjaminya. Tapi agar terdengar lebih gagah sebagai kakak yang dianggap 'sukses', inilah jawaban saya,”Begini Dik, bukannya aku gak mau minjemin uangnya. Tapi coba deh