Skip to main content

Berbuat Iseng Pada Tung Desem

Sekedar iseng aja, setelah gak sengaja liat brosur seminar One Minute Millionaire-nya Tung Desem Waringin. Seminarnya udah lewat, semoga sudah boleh diisengin. Meskpun secara content menarik (what to say-nya kuat) tapi secara komunikasi menurut saya kurang pas (how to say-nya norak). Kebanyakan jenis font, warna gak matching dan lay out teks yang kurang enak dibaca. Seminar bagus selayaknya dijual dengan kemasan yang bagus, meskipun mungkin dengan brosur jadul toh nama Pak Tung akan tetap laku dijual. At least, he has a remarkable brand...

Tapi apa ya puas jika hanya laku seminarnya, next step-nya untuk brand building kan mesti dibuat lebih baik lagi. Mulai dengan hal yang kecil-kecil dulu, misalnya desain brosur ini. Agar terlihat lebih simple, eye catching tanpa mengurangi menariknya teks berderet yang memang jadi power of selling-nya Pak Tung. Font type pake satu jenis aja, lebih fokus di headline, warna disederhanakan tapi kuat karakternya dan lay out teks dibuat sederhana sehingga lebih mudah dibaca. Secara umum, tetep jualan tapi terlihat lebih nice.

Btw, mohon maaf jika tidak berkenan. Saya bermaksud sumbang saran agar lebih baik meskipun awalnya hanya iseng...


Desain Brosur Awal


Desain Brosur Setelah Revisi

Comments

Anonymous said…
salam hangat mas,..:)

kalo boleh mau comment soal design brosur tung desem waringin nich,..

memang benar mas, secara design, brosure hasil karya mas memang lebih rapi, sbg seorang designer saya sangat setuju dengan arief.

saya pertama kali melihat pak tung ini dari iklan koran di kompas, bukan dari brosure, dan dia cukup sering iklan disana. pertama kali melihat, rasanya saya juga gatal ingin rasanya mengulik2 agar designnya menjadi lebih baik, tapi kemudian saya juga melihat seminar2 lainnya yang boleh dikatakan didesain dgn baik.

tetapi saya justru melihat karena iklannya pak tung didesain agak berantakan seperti itu, justru dia menjadi lebih menonjol daripada iklan lain yang didesain dengan "baik" karena layoutnya rata2 sama, jadi saya mengurungkan niat untuk usil :)

yang kedua, yang saya tahu pak tung ini hanya membagikan brosure didalam free seminarnya, bukan disebar sembarangan. jadi ilmunya pak tung itu, dia mengadakan seminar gratis dan setelah orang2 kumpul untuk mendengarkan seminarnya lalu dia mulailah "berjualan ria". istilah yang ia sering pakai adalah "berburu di kebon binatang"

kira-kira begitu mas comment dari saya, saya akan sangat senang sekali bila ada tanggapan dari mas arief.


thx
daniel
denmuel@yahoo.com
Anonymous said…
salam hangat mas,..:)

kalo boleh mau comment soal design brosur tung desem waringin nich,..

memang benar mas, secara design, brosure hasil karya mas memang lebih rapi, sbg seorang designer saya sangat setuju dengan arief.

saya pertama kali melihat pak tung ini dari iklan koran di kompas, bukan dari brosure, dan dia cukup sering iklan disana. pertama kali melihat, rasanya saya juga gatal ingin rasanya mengulik2 agar designnya menjadi lebih baik, tapi kemudian saya juga melihat seminar2 lainnya yang boleh dikatakan didesain dgn baik.

tetapi saya justru melihat karena iklannya pak tung didesain agak berantakan seperti itu, justru dia menjadi lebih menonjol daripada iklan lain yang didesain dengan "baik" karena layoutnya rata2 sama, jadi saya mengurungkan niat untuk usil :)

yang kedua, yang saya tahu pak tung ini hanya membagikan brosure didalam free seminarnya, bukan disebar sembarangan. jadi ilmunya pak tung itu, dia mengadakan seminar gratis dan setelah orang2 kumpul untuk mendengarkan seminarnya lalu dia mulailah "berjualan ria". istilah yang ia sering pakai adalah "berburu di kebon binatang"

kira-kira begitu mas comment dari saya, saya akan sangat senang sekali bila ada tanggapan dari mas arief.


thx
daniel
denmuel@yahoo.com
Makasih Mas Daniel, saya sih salut ama cara P Tung berpromosi: dengan desain kayak apapun, saya percaya masih akan laku.

Sekali lagi, ini masalah brand building. Agar image yang dibangun makin solid di setiap elemen-nya. Saya kebetulan koleksi beberapa VCD Pak Tung: backdropnya tulisan ala spanduk biasa. Padahal dicopy jadi VCD mungkin ribuan: desain yang baik akan meningkatkan efektivitas message-nya. Coba dicek Website-nya Mas, masih bisa dibikin lebih unik & menarik menurut saya.

Hmmm, btw.. mungkin saya jadi terasa sok tahu. Mhn maaf, semangat awalnya kan emang mau usil aja? He he he :)

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

The Secret Behind Sluku-Sluku Bathok

Sluku-sluku bathok Bathoke ela-elo Si Rama menyang Solo Oleh-olehe payung mutho Pak jenthit lolo lo bah Yen mati ora obah Yen obah medeni bocah Yen urip golekko dhuwit Seorang guru saya memberikan pencerahan siang itu. Pak Nunuk namanya. Hidup – katanya – tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi seimbang. Lagu jaman Wali Songo menuturkan: Sluku-sluku bathok , bathok (kepala) kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya. Kalo diforsir terus bisa aus, stress, hang, macet daya pikirnya. Bathoke ela-elo , dengan cara berdzikir (ela-elo = Laa Ilaaha Ilallah), mengingat Allah akan mengendurkan syaraf neuron di otak. Lalu Si Rama menyang Solo, siram (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat). Lalu bersuci dan dirikanlah sholat. Saya ingat ada kutipan berbunyi: Jadikanlah sholat itu istirahatmu. Lalu apa fadhilah sholat? Oleh-olehe payung mutho , yang sholat akan mendapatkan perlindung...