Skip to main content

Sekali Lagi: Sholat dan Sedekah

Jika Anda hari ini sedang berada di bumi yang tergenang air setinggi dada atau sepohon kelapa, jika hari ini Anda sedang merintih di ruang gawat darurat rumah sakit akibat bencana, jika saat ini Anda sedang berada di lorong gelap setelah tanah longsor mengubur rumah Anda, jika rasanya beban hidup di dunia ini sudah tak sanggup lagi kita tanggungkan saking beratnya: serahkan semuanya pada Allah dengan mengerjakan sholat dan sedekah.

Jika Anda hari ini tidur di kasur empuk berselimut tebal dalam ruangan Full AC yang dijamin tidak bocor, jika hari ini Anda membaca postingan saya ini via hotspot sambil nyruput secangkir vanilla latte di Starbucks, jika di penghujung tahun ini ratusan milyar proyek bisnis Anda sedang dirayakan setelah kontraknya Anda menangkan, jika rasanya dunia bagai surga dan tak ada satupun masalah yang nampak di mata Anda yang fana: ingatlah pada Allah dengan mengerjakan sholat dan sedekah.

Lho, mengapa dunia yang kontras bertolak belakang ini memerlukan formula yang sama: sholat dan sedekah? Saya telah mengalami lebih dari cukup bahwa surga dan neraka dunia itu fana, tidak kekal adanya. Nasib bisa berbalik 180% hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Sekedipan mata. Lihat nasib milyarder yang tewas setelah helikopternya gagal mendarat di atap hotelnya sendiri yang super mewah. Lihat hotel super deluxe yang sewa kamarnya seharga 2,5 juta sehari runtuh diguncang gempa bumi 55 detik. Lihat penjual asongan yang memenangkan hadiah tabungan milyaran. Lihat Thukul Arwana, lihat Basuki, lihat Ahmad Albar, lihat Fariz RM, lihat Benazir Bhutto, lihat akhir nasib George W. Bush kelak.

Frank Costello di film Departed bilang,"Saat sepucuk pistol ditodongkan kepalamu, apa bedanya kamu jadi penjahat atau polisi?"

Dalam pandangan mafia dan orang kebanyakan, mungkin tak ada bedanya. Saat bunyi dor meletus, nyawa Anda akan pergi meninggalkan kepala yang berlubang ditembus peluru. Tapi demi Allah, nasib pelaku kebaikan dan kejahatan itu bagai langit dan bumi: tidak peduli apakah hidup mereka diakhiri dengan peluru yang sama.

Anda memerlukan sholat dan sedekah untuk bisa selamat mengarungi dunia yang penuh tipu muslihat ini: bukan kekuasaan, kekayaan atau senjata.

Comments

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...