Syarif...'sang korban' membawa setumpuk insight dari tanah yang terus gemetar.tentang ibunya yg berlari keluar rumah karena suara gelas yg tersenggol tangan, tentang pak rt-nya yang terpaksa masuk RSJ karena tekanan sbg 'pemimpin' yg disambati rakyatnya, tentang orang jawa yg menyembunyikan keris dibelakang tapi sekarang mengangkat kardus minta sumbangan tinggi-tinggi di pinggir jalan, tentang tetangganya yg memilih berhujan2 di tengah malam daripada memperbaiki rumahnya karena belum didata level kerusakannya oleh kelurahan, tentang bantuan bertruk2 yg lewat didepan mata tapi menurunkan muatannya diujung harapan, tentang proposal yg harus diketik sebelum berhak mendapatkan 2 bungkus mie instant.
Isunya sekarang sudah berubah! gak perlu lagi permintaan bantuan, bantuan malah menunggu untuk dibuka. yang lebih perlu sekarang adalah membangkitkan semangat para korban. menyadarkan mereka untuk tidak larut dan kembali bekerja keras.kerja keras yang sudah menjadi sel darah mereka: seperti mbok2 buruh angkut di beringharjo, seperti sepeda2 yang setiap subuh melaju dalam dingin mengepung jogja.
Syarif dg kegelisahnnya kemudian menyeret gw dan aat (gw kemudian menyeret ronie) dalam brainstorm maya dan nyata selama 12 jam(ym, sms, telp, email, makan siang) disela2 kesibukan kerja dan menghasilkan beberapa semangat berupa spanduk dan kaos yg mudah2an berbicara lantang ditengah puing.
Ada yg mau membantu untuk menyebarkan virus penjebar semangat ini?:)
Notes:
Keep up good works, Buddy! Tulisan Zen ini saya posting lagi disini karena saya percaya sebuah niat baik akan menumbuhkan benih kebaikan dimanapun dengan cara apapun.
Comments