Skip to main content

Take Action, Miracle Happens



Akhirnya kepalang basah. Jika saya hanya berkhayal, maka keberuntungan saja tidak akan mendatangkan Rp 600.000.000,- yang saya harapkan untuk bisa melanjutkan perjalanan Petakumpet menjadi The Most Admired Company.

Hari ini saya membuat public commitment: Saya akan mendapatkan Rp 600.000.000,- paling lambat 1 Juli 2006.

Idenya pasti akan saya temukan caranya sambil jalan. Saya percaya: if there is a will, there is a way. Saya akan memaksa diri saya untuk mengeluarkan ide-ide terbaik saya, dan menemukan lubang-lubang ketika semua pintu tertutup. Ini akan jadi perjalanan yang menantang, 18 Juni - 1 Juli 2006: waktunya sangat pendek dan uang sejumlah itu - buat saya - cukup besar meskipun buat orang lain mungkin hanya seujung kuku.

So? Let's see what will happen in next days. I will post a daily report in this blog...

Comments

andy said…
if there is a will, there is a way, if its suitable to "SMART"

percuma dong, punya goal tapi gak sesuai dengan kemampuan, tapi whatever lah, ber mimpi boleh aja, tapi ingat lagi kemampuan. :D mudah2an bapak satu ini benar2 bisa mewujudkan keimpiannnya.

regards,
andy
M. Arief Budiman said…
Makasih, Mas Andy. Saya memang tidak tahu diri. Seorang sahabat menyarankan,"Jangan bercita-cita terlalu muluk, orang akan berfikir kau gila." Lawan kata dari saran itu adalah: cita-cita itu biasa saja, agar dianggap waras. Pertanyaan saya: kenapa Tuhan repot-repot menciptakan saya jika hanya jadi yang biasa-biasa aja? Tuhan rugi, saya lebih rugi lagi! Jadi saya tempuh resiko pertama, biar Tuhan bangga. Saya tidak takut gagal, saya hanya takut menyia-nyiakan waktu hidup saya mengerjakan yang biasa-biasa saja...

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...