Entah kenapa saya merasa kehilangan ketika ada sms masuk semalam jam 22.46 dari Mas Irfan Ramli (Sekjen PPPI Pusat) yang mengabarkan wafatnya Bp. Hasnan Habib. Bukan karena beliau adalah ayah dari bang Narga Habib (Ketua PPPI Pusat), bukan. Saya udah lebih dulu tahu Pak Hasnan, sebelum kenal Bang Narga. Jika dibanding gaya bicaranya Bang Narga ketika di seminar, gaya Pak Hasnan lebih menarik buat saya. Soul-nya dapet banget. Maaf bang Narga, saya jujur lho...
Arief muda (waktu itu sekitar kelas satu SMA) begitu terpesona oleh analisis Pak Hasnan tentang perang teluk (Irak vs Amerika) di TPI sekitar tahun 1991. Very smart, sangat bersemangat, dan yakin betul dengan ilmu strategi perang yang dimilikinya. Saya selalu terbawa untuk mengikuti analisisnya, sehingga beberapa kali telat sekolah (acara itu ditayangkan sekitar jam setengah tujuh pagi).
Now he's gone. Dan saya belum pernah ketemu langsung, kecuali dengan anaknya. Banyak yang membekas di hati saya, terutama semangat heroiknya. Selamat jalan Pak Hasnan, semoga Tuhan menyambut Bapak dengan limpahan kasih sayang-Nya yang kekal.. Amien :)
Arief muda (waktu itu sekitar kelas satu SMA) begitu terpesona oleh analisis Pak Hasnan tentang perang teluk (Irak vs Amerika) di TPI sekitar tahun 1991. Very smart, sangat bersemangat, dan yakin betul dengan ilmu strategi perang yang dimilikinya. Saya selalu terbawa untuk mengikuti analisisnya, sehingga beberapa kali telat sekolah (acara itu ditayangkan sekitar jam setengah tujuh pagi).
Now he's gone. Dan saya belum pernah ketemu langsung, kecuali dengan anaknya. Banyak yang membekas di hati saya, terutama semangat heroiknya. Selamat jalan Pak Hasnan, semoga Tuhan menyambut Bapak dengan limpahan kasih sayang-Nya yang kekal.. Amien :)
Comments