Mereka yang korupsi, menyalahgunakan kekuasaan, sewenang-wenang, selingkuh, membunuh, menyiksa... Pada saatnya akan tua. Atau mati. Terserah yang mana yang duluan.
Pun mereka yang selalu berusaha berbuat baik, tak lelah berikhtiar membantu sesama, membela mereka yang dilemahkan, melawan kesewang-wenangan, membangun sistem pemerintahan yang bersih, menolak perintah korupsi dari atasan dengan resiko kehilangan jabatan... Pada saatnya akan tua. Atau mati. Terserah yang mana yang duluan.
Lalu level manusia kebanyakan macam saya ini, yang hidupnya tidak berlebihan tapi penuh keseruan, banyak kekurangan, kesalahan, juga dosa tapi masih punya niat untuk - klo pas ada rejeki atau justru pas ATM nihil - bersedekah, ibadah semampunya, kadang-kadang menolong jk ada kesempatan. Pada saatnya manusia macam sy ini jg akan tua. Atau mati. Tak terhindarkan. Terserah yang mana yang duluan.
Sejauh-jauh perjalanan kita dalam kehidupan, di ujungnya akan sampai ke Tuhan. Cerita seru apa yang akan kita sampaikan pada Tuhan - pada waktu-Nya - saat kita bertemu?
Kita pulang tak bawa apa-apa. Cerita tentang kita akan tinggal kenangan. Saat kita mati, mgkn ada sedikit tangisan dari karib kerabat, heboh sbntr di Grup WA, ucapan duka cita copy paste, akun IG yg diserbu utk dibaca postingan terakhir kita, atau mgkn bbrp bunga duka cita dan doa-doa. Atau gosip-gosip dan kisah mistik. Lalu dlm hitungan hari, berita kematian kita akan tertutup kabar-kabar yg baru. Grup WA normal lg, bercanda lg, akun IG kita sepi, dunia terus berputar. Yg meninggal akan dilupakan.
Hanya sedikit dari yg pergi, ceritanya akan bertahan dari jaman ke jaman, menjadi inspirasi generasi masa depan.
Apakah cerita kita akan terus bertahan atau dilupakan? Kita sendiri yang bisa jawab, siapkan, lakukan.
Kitalah sutradara kehidupan kita sendiri. Kitalah penulisnya. Kita sendiri pemain utamanya. Jenis cerita apa yang akan menggambarkan kehidupan kita di dunia fana ini?
Makanya jangan kebanyakan daring, imbangi dengan touring. Happy weekend 🔥🔥🔥
Comments