Skip to main content

Being Happy on The Road

Sejak Petakumpet membuka representative office di Jakarta dan buku saya terbit, saya mulai sering menghabiskan waktu di jalan. Kota tujuan saya pun makin beragam. Yang paling sering Jakarta, bisa sebulan 2 sampai 3 kali. Kermarin ke Pangkal Pinang (ini untuk urusan keluarga: sudah saatnya saya bertanggung jawab dan lebih serius memikirkannya), balik ke Jogja, beberapa hari kemudian ke Jakarta lagi lalu ke Denpasar untuk mengikuti Konferensi CAAAA (Confederation of Asia Advertising Agencies Associations), balik lagi ke Jogja dan Senin depan saya berangkat ke Jakarta lagi untuk presentasi.

Dari Jakarta saya balik ke Jogja 17 November untuk mengisi Creative Sharing bersama founder Concept Mas Djoko Hartanto, sehari setelahnya berangkat ke Malang untuk undangan diskusi. Minggu depannya lagi ke Bandung mengisi seminar dan ke Purwokerto menghadiri pernikahan seorang klien lama, teman baik saya.

Hmmm... terkesan sok sibuk ya?

Apa yang bisa saya katakan adalah saya sepenuhnya menikmati perjalanan hidup saya, di rumah, di kantor, maupun di jalanan. Capek? Tentu saja.. Tapi yang membahagiakan adalah bahwa saya tidak merasa terpaksa melakukan itu semua, saya memang berniat menjalaninya sepenuh hati. Saat ini saya sedang latihan mengatur waktu, saya tahu waktu saya begitu terbatas sementara keinginan kita dan kebutuhan orang atas kita seolah tak mau tahu.

Saya bocorkan rahasia kecil bagaimana bisa menang dalam pertempuran melawan kesibukan yang seolah tak pernah habis, yang jika dibiarkan akan membuat kita remuk jiwa raga.

Kata Yusuf Mansur - saya mengamininya - sholatlah tepat waktu. Bukan hanya 5 kali sehari, tapi 5 kali dan tepat waktu, saat adzan berkumandang kita sudah stand by di mesjid atau musholla.

Sesederhana itu? Ya, tapi awalnya memang sangat berat. Saya juga masih belajar. Tapi jika kita kerepotan mengatur skedul, sholat tepat waktu akan meluangkan waktu kita. Mengapa? Karena Allah yang akan mengatur jadual kita sebaik-baiknya. Bukan orang lain, klien raksasa, tamu penting yang lain, sahabat, dsb.

Berani mencoba?

Comments

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...