Skip to main content

Kurangi SMS Lebaran


Ah ya.. di sini saya ingin meminta maaf buat teman-teman yang telah susah payah mengirimkan sms ke saya menjelang puasa. Karena saya mungkin tak membalas semua sms yang masuk yang jumlahnya ratusan. Juga buat yang mungkin nanti saat lebaran akan mengirimkan sms ke saya (ini sih ke-geer-an).

Tanpa kirim sms ke sayapun, Insya Allah saya telah menerima tegur sapa indah itu. Dan maaf memaafkan adalah hidangan yang selalu saya sediakan untuk disantap setiap hari oleh siapapun kawan saya.

Saran saya, kurangi jumlah sms yang teman-teman kirimkan - apalagi yang sifatnya basa-basi - dan tukarlah dengan sedekah buat siapapun saudara-saudara kita yang membutuhkan. Atau masjid-masjid yang sedang dibangun. Atau anak-anak jalanan. Atau mereka yang kesulitan melanjutkan sekolah. Yang jumlahnya tidak hanya ribuan tapi jutaan.

Semoga Allah mengampuni saya, tapi sejujurnya ini yang sedang saya lakukan. Jadi saya sangat memohon keikhlasan teman-teman yang tak saya balas smsnya karena di-switch ke sedekah, semoga jadi amal baik teman-teman semua.

Berapa sms yang Anda kirim saat lebaran? Rata-rata lebih dari 20 kan? Apalagi kalo temannya banyak mungkin bisa melebihi angka 100. Phonebook saya aja terisi 800-an nomer. Jika tiap sms biayanya rata-rata Rp 100,- (Ok, beberapa ada yang 50 atau 25 rupiah baik internal maupun antar operator. Tapi coba cek beneran: rata-ratanya kira-kira segitu deh). Nah, sekarang dikalikan pemakai hp se-Indonesia yang puluhan bahkan ratusan juta. Itu angkanya bisa ratusan milyar bahkan triliunan rupiah. Kumpulan uang receh ini jika ditumpuk bisa membentuk gunung yang bikin koruptor manapun ngiler!

Serius!

Jadi daripada hanya memperkaya operator telekomunikasi yang mayoritas pemegang sahamnya juga tidak memperkaya Indonesia, lebih baik kita berbagi untuk yang lebih membutuhkan. Yang bingung mau sahur pake apa dan buka makan apa. Insya Allah akan lebih berkah.

Kita harus mengikhlaskan sebentar kemungkinan 'perasaan' yang sunyi ketika sms tak berdering di hp kita saat lebaran. Sekaligus juga menolong operator GSM maupun CDMA dari kemungkinan overload sms saat lebaran.

Dengan ajakan ini, saya pasti akan dimusuhi oleh operator telekomunikasi (jika mereka 'menganggap' saya). Dan teman-teman akan menuduh saya sombong seolah tak mau menyambung silaturrahmi. Atau malah menuduh bokek tak punya pulsa. Atau sok peduli. Atau sok sedekah. Whatever.

Tapi biarlah, saya merasa ajakan ini benar. Dan sangat inline dengan spirit Ramadhan yang dalam pemahaman saya berarti menahan diri dari godaan untuk melakukan hal-hal yang remeh temeh untuk bergerak mengerjakan hal-hal yang lebih penting bagi hidup kita yang sementara ini.

Tolong jangan kirim sms ke saya saat lebaran dan kurangi sms basa-basi ketika Idul Fitri tiba. Bersedekahlah. Kita bikin negeri ini sedikit lebih baik dengan langkah kecil ini.

Comments

Anonymous said…
Setuju mas ^^!
alfone said…
hoho..saia sudah sms sedekah loh, tempo ari sms bang heruw yang lagi muram, sehingga tertawa terbahak ketika membaca smskuw, sedekah khan??

hehe, setuju..
btw beneran ntuh sms yang masuk ke pak arip mpe ratusan..ckckckck..

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...