Di Pasuruan, kabar pilu itu menghentakkan hati saya. Seorang Haji Syaikon yang hendak membagikan zakat malnya mengundang orang-orang untuk datang dan membagikan 40 ribu rupiah seorang. Di rumah itu, di gang sempit orang-orang berdesakan. 21 orang meninggal, menghadap Sang Khalik di tengah massa yang berebutan.
Bukan, bukan saya ingin menyalahkan massa yang tak tertib dan tak sabar. Bukan juga menyalahkan H. Syaikon, Departemen Agama, Amil Zakat yang tak dipercaya atau kemungkinan kata tetangganya bahwa sang dermawan dalam kesehariannya ternyata pelit.
Tolong, ini adalah pelajaran besar yang diturunkan Allah di bulan suci ini. Mari kita melihatnya dengan hati bersih dan doa yang tulus semoga para korban diperkenankan Allah berisitrahat di surganya yang teduh. Dan Pak Haji yang membagikan zakat juga tak perlu menanggung siksa lama di penjara karena kecerobohannya.
Saya adalah penganjur utama sedekah. Jika saya punya rejeki lebih mungkin saya pun akan membagikan rejeki itu buat sesama yang lebih membutuhkan. Saat rejeki saya rasa tak cukup pun, saya terapkan ilmu kelimpahan sedekah untuk tetap berbagi semampu saya. Tapi jika suatu hari kealpaan menimpa saya - seperti yang terjadi di Pasuruan - saya hanya akan berpasrah.
Misalnya: saya menyumbang sebuah masjid dalam jumlah yang cukup signifikan. Masjid itu tak dibangun dengan maksimal kualitasnya. Saat hujan lebat datang masjid itu roboh menimpa jamaah yang sedang sholat di dalamnya sehingga jatuh banyak korban. Tentu saja saya akan merasa sangat berdosa meskipun tak ikut turut campur dalam teknis membangunnya. Saya akan datang memenuhi panggilan polisi jika memang diperlukan.
Hati saya gundah. Semoga bangsa ini dianugerahi kesabaran, sehingga tak gampang silau oleh rejeki tiban, sehingga tak berebut saat ada uang puluhan atau ratusan ribu gratisan di depan mata mereka. Semoga Allah juga menjaga kerendahan hati, sehingga tangan kiri kita bersedia tak melihat amal kebajikan yang dilakukan tangan kanan. Semoga peristiwa pilu di Pasuruan tak menyurutkan langkah kita untuk terus berbagi, berzakat dan bersedekah dengan cara yang lebih baik.
Saya hanya bisa berdoa semoga Allah menolong mereka yang menderita di Pasuruan, menghadirkan cahaya-Nya yang membahagiakan keluarga yang ditinggalkan serta mengampuni kealpaan yang bukan kejahatan. Janganlah saling menyalahkan yang makin memperkeruh permasalahan, marilah menggunakan hati nurani saat mencari solusi demi kebaikan bersama. Yang salah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tak perlu mencari kambing hitam yang tak tahu apa-apa.
Allah Maha Pengampun dan Maha Kaya. Jika kita percaya keagungan-Nya, Insya Allah bangsa ini akan terhindarkan dari bencana serupa. Amin ya Robbal 'Alamiin..
Bukan, bukan saya ingin menyalahkan massa yang tak tertib dan tak sabar. Bukan juga menyalahkan H. Syaikon, Departemen Agama, Amil Zakat yang tak dipercaya atau kemungkinan kata tetangganya bahwa sang dermawan dalam kesehariannya ternyata pelit.
Tolong, ini adalah pelajaran besar yang diturunkan Allah di bulan suci ini. Mari kita melihatnya dengan hati bersih dan doa yang tulus semoga para korban diperkenankan Allah berisitrahat di surganya yang teduh. Dan Pak Haji yang membagikan zakat juga tak perlu menanggung siksa lama di penjara karena kecerobohannya.
Saya adalah penganjur utama sedekah. Jika saya punya rejeki lebih mungkin saya pun akan membagikan rejeki itu buat sesama yang lebih membutuhkan. Saat rejeki saya rasa tak cukup pun, saya terapkan ilmu kelimpahan sedekah untuk tetap berbagi semampu saya. Tapi jika suatu hari kealpaan menimpa saya - seperti yang terjadi di Pasuruan - saya hanya akan berpasrah.
Misalnya: saya menyumbang sebuah masjid dalam jumlah yang cukup signifikan. Masjid itu tak dibangun dengan maksimal kualitasnya. Saat hujan lebat datang masjid itu roboh menimpa jamaah yang sedang sholat di dalamnya sehingga jatuh banyak korban. Tentu saja saya akan merasa sangat berdosa meskipun tak ikut turut campur dalam teknis membangunnya. Saya akan datang memenuhi panggilan polisi jika memang diperlukan.
Hati saya gundah. Semoga bangsa ini dianugerahi kesabaran, sehingga tak gampang silau oleh rejeki tiban, sehingga tak berebut saat ada uang puluhan atau ratusan ribu gratisan di depan mata mereka. Semoga Allah juga menjaga kerendahan hati, sehingga tangan kiri kita bersedia tak melihat amal kebajikan yang dilakukan tangan kanan. Semoga peristiwa pilu di Pasuruan tak menyurutkan langkah kita untuk terus berbagi, berzakat dan bersedekah dengan cara yang lebih baik.
Saya hanya bisa berdoa semoga Allah menolong mereka yang menderita di Pasuruan, menghadirkan cahaya-Nya yang membahagiakan keluarga yang ditinggalkan serta mengampuni kealpaan yang bukan kejahatan. Janganlah saling menyalahkan yang makin memperkeruh permasalahan, marilah menggunakan hati nurani saat mencari solusi demi kebaikan bersama. Yang salah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tak perlu mencari kambing hitam yang tak tahu apa-apa.
Allah Maha Pengampun dan Maha Kaya. Jika kita percaya keagungan-Nya, Insya Allah bangsa ini akan terhindarkan dari bencana serupa. Amin ya Robbal 'Alamiin..
Comments
Atau mungkin juga sindiran, pengelolaan badan badan seperti ini yang tidak jelas akuntablitasnya sehingga justru orang tak percaya menyalurkan lewat mereka.
OOT : Minggu depan aku ke Jogja, buka bareng yukk