Skip to main content

Berfikir

Orang-orang yang berfikir adalah mereka yang senantiasa gelisah. Kegelisahan itu sendiri adalah bukti adanya kedinamisan berfikir. Segala sesuatu yang merupakan hasil dari pemikiran harus terus dipertanyakan dan diaktualisasikan dengan konteks yang juga selalu berubah.

Seorang pemikir juga harus mempunyai keberanian untuk – jika diperlukan – menabrak pakem atau aturan yang membelenggu kebebasannya. Bahkanpun jika ada ajaran agama yang tidak logis (atau menurutnya tak logis) tetap akan dipertanyakan dengan dasar-dasar yang akurat dan bukan sekedar protes membabi buta.

Seorang pemikir, kadangkala juga terpaksa berhadapan dengan pendapat umum tentang suatu kebenaran. Kebenaran yang dibawa seseorang tidak jarang bertentangan dengan kebenaran banyak orang. Ini tidak perlu dirisaukan. Yang penting adalah bahwa masing-masing pihak saling menghormati dan senantiasa terus mencari kebenaran yang sejati.


Untuk menjadi seorang pemikir, mungkin bagus jika memulainya terlebih dahulu sebagai pengamat. Ia mengamati dengan cermat segala hal yang menjadi ladang pemikirannya: bisa secara langsung atau lewat sumber-sumber lain yang relevan (buku-buka, data, informasi pihak lain, dll.)

Dari pengamatan itu, data dan fakta diformulasikan, di-cross check dan dikronologikan. Kemudian ditarik hal-hal substansial yang menjadi ujung benang merahnya. Semacam metode ilmiah yang lebih praktis.

Proses ketertarikan seseorang menjadi pemikir, biasanya dimulai dari hal-hal yang kecil yang unik dan membawa suasana fun. Misalnya: senang pada bacaan-bacaan ringan yang tak membuat dahi berkerut. Jika proses ini berlanjut, ia harus mulai merambah hal-hal mendasar, ilmu-ilmu beneran sebagai pijakan proses berfikirnya. Proses ini tentu saja tak sebentar, masing-masing orang berhak menentukan tahapannya sendiri dan memasukkan input yang terbaik untuk perkembangan pemikirannya.

Dan tentu saja tak setiap orang harus jadi pemikir. Ada sunatullah yang mengatur peran dan posisi sosial tiap-tiap manusia supaya kehidupan bisa terus berjalan. Seorang pemikir tak memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada orang yang tak suka berpikir. Yang harus dikembangkan adalah sikap toleransi dan saling menghormati.

Tapi barangkali, seorang pemikir yang gelisah adalah suatu kutukan. Adakah kebahagiaan yang bisa diperoleh dalam kegelisahan? Ataukah kegelisahan yang terus menerus ini akan menemukan kebahagiaan di ujungnya?

Entahlah, wallahu ’alam bis shawab...

Comments

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan ...

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...