Ini cerita yang saya kutip dari seorang teman.
Di pintu surga, seorang kyai terkejut. Di depan antriannya ada seorang sopir: yang jika dilihat dari sisi apapun takkan bisa lebih sholeh darinya. Maka kyaipun bertanya pada malaikat penjaga,"Maaf lho mas malaikat.. Bukannya saya mau protes, tapi mengapa pak sopir ini antriannya ada di depan saya. Padahal (sambil membetulkan sorbannya) saya kan - ehem.. maaf lho - lebih banyak ibadahnya..."
Malaikat tersenyum dan balik bertanya,"Pak Kyai, berapa orang yang pernah belajar doa padamu dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh?"
"Yang belajar tak terhitung, mungkin ribuan.. Tapi saya tak tahu berapa yang sungguh-sungguh mengamalkan doanya.."
Malaikat kembali tersenyum dan berkata,"Makanya antrean Anda di belakang sopir bis ini, dia lebih banyak mengajak orang berdoa ketimbang Anda. Saat di dunia, dia memang tak banyak ibadahnya. Selama 40 tahun jadi sopir ia justru sering ugal-ugalan nyopirnya. Dan saat dia ngebut, seluruh penumpang bis berdoa begitu khusyuknya meminta keselamatan pada Tuhannya. Doa yang sesungguhnya, dari hati yang paling dalam. Banyak yang sampai cemas berkeringat dan mencucurkan airmata lantaran takut tak terkabul doanya."
"Gimana, sudah jelas Pak Kyai?"
Di pintu surga, seorang kyai terkejut. Di depan antriannya ada seorang sopir: yang jika dilihat dari sisi apapun takkan bisa lebih sholeh darinya. Maka kyaipun bertanya pada malaikat penjaga,"Maaf lho mas malaikat.. Bukannya saya mau protes, tapi mengapa pak sopir ini antriannya ada di depan saya. Padahal (sambil membetulkan sorbannya) saya kan - ehem.. maaf lho - lebih banyak ibadahnya..."
Malaikat tersenyum dan balik bertanya,"Pak Kyai, berapa orang yang pernah belajar doa padamu dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh?"
"Yang belajar tak terhitung, mungkin ribuan.. Tapi saya tak tahu berapa yang sungguh-sungguh mengamalkan doanya.."
Malaikat kembali tersenyum dan berkata,"Makanya antrean Anda di belakang sopir bis ini, dia lebih banyak mengajak orang berdoa ketimbang Anda. Saat di dunia, dia memang tak banyak ibadahnya. Selama 40 tahun jadi sopir ia justru sering ugal-ugalan nyopirnya. Dan saat dia ngebut, seluruh penumpang bis berdoa begitu khusyuknya meminta keselamatan pada Tuhannya. Doa yang sesungguhnya, dari hati yang paling dalam. Banyak yang sampai cemas berkeringat dan mencucurkan airmata lantaran takut tak terkabul doanya."
"Gimana, sudah jelas Pak Kyai?"
Comments