Skip to main content

Lebaran Itu...

Saat lebaran datang, pertanyaan itu hinggap: pantaskah saya lebaran?

Saat takbir bergaung di sudut-sudut kota, seseorang dalam gelap mengorek-ngorek sampah mencari yang tersisa. Saat keluarga berkumpul dalam tawa riang, seorang ibu menidurkan bayinya tanpa selimut di trotoar pinggir jalan. Saat milyaran sms terkirim bertarif 300-an, sebungkus nasi hampir basipun tak mudah didapatkan.

Mmmm... Mungkin tak penting benar bertanya tentang kepantasan. Ini hidup, begitulah warnanya. Setiap makhluk menerima nasibnya. Lebaran ya lebaran, tapi setelah itu hidup toh tak seluruhnya kembali suci. Tak banyak yang berubah, kasih sayang dan kemurahan yang ditempa Ramadhan pun akan kembali sunyi.

Tapi jangan bersedih, Saudaraku. Tak selamanya hidup akan bergelut kesedihan dan penderitaan. Tak selamanya mereka yang berlebihan akan sanggup menikmati kemewahan itu sendirian. Lebaran selalu datang setiap tahun, membawa nikmat yang mungkin sekejap. Tapi lebaran selalu hadir di hati, untuk yang tunduk dan ikhlas menyadari: tanpa hari sucipun, kebahagiaan hadir saat berbagi...

Comments

Iman Brotoseno said…
ngaturaken sugeng riyadi, sedoyo kelepatan, mugi mugi gusti ALLAH maringi rezeki lan pangestu, minal aidin wal faidzin
M. Arief Budiman said…
Sami-sami Mas Iman, mugi enggal diparingi margi kangge filmi layar lebaripun Mas Iman ingkang nomer setunggal. Amien :)

Ugi nyuwun gunging pangaksami, profesi samben dados blogger punika saestu kathah lepatipun.
si_aryo said…
minal aidin wal faidzin ya mas...
Anonymous said…
Ramadhan kali ini terasa cepat sekali
Baru saja selesai sahur, sudah Lebaran
Mungkin karena banyak orang yang sudah terbiasa kelaparan
Puasa menjadi santapan harian

Ibukota yang selalu sepi ketika Lebaran datang
Semua orang sudah pulang ke kampung halaman
Masing masing membawa keluh dan kesah
Tidak ada lagi tradisi membawa buah tangan

Jangankan untuk membeli kenyataan
Untuk bermimpi saja tidak berani dilakukan
Ramadhan kali ini terasa cepat sekali
Sudah tidak bermakna lagi arti kemenangan

Pejamkan mata
Rasakan lapar
Tidak terasa bukan?
Sebentar lagi Ramadhan, lagi.

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...