Skip to main content

Dari Mana Ide Kreatif Lahir?

Sumber inspirasi dalam penciptaan ide kreatif bisa berasal dari bermacam-macam hal. Jika disederhanakan: ide itu bisa didapatkan secara conventional dan/atau uncoventional.

Secara biasa-biasa aja, atau dengan cara yang berbeda dari biasanya. Conventional merujuk pada peran logika (otak kiri) dalam memahami permasalahan dan mencari solusi pemecahannya lewat analisa data yang bisa didapatkan dari internet, perpustakaan, riset, dll. Sementara uncoventional merujuk pada peran kreatif (otak kanan) yang dibutuhkan dalam proses idea development atas solusi logis yang telah ditemukan.

Ide kreatif kadang berasal dari dalam ruang meeting kreatif, tapi bisa juga tercetus di taman kanak-kanak, mall, bengkel kereta api, warung koboi, atau – yang paling sering – toilet!

Itulah sebabnya timbul kecenderungan dari biro iklan, biro desain atau seorang desainer grafis untuk ‘mewarnai’ output kreatif yang dihasilkannya. Bagaimanapun juga, tidak ada bentuk ideal atau ruang kosong penciptaan yang lepas sama sekali dari background kreatornya (pendidikan, hobi, lingkungan, kebiasaan, dll.). The man behind the mouse adalah aktor paling penting dalam proses kreatif. Kecenderungan ini sama sekali tidak dilarang, tetapi sebaiknya diletakkan pada porsi yang pas, sehingga bisa memberikan daya dukung optimal pada rangkaian proses perancangan komunikasi visualnya. Bukannya malah berdiri sendiri sehingga menimbulkan kebingungan audiens: ini konsep sama visualisasinya rasanya kok gak nyambung sih?

Pembuatan serangkaian creative artworks (dalam bentuk kampanye komunikasi visual yang integrated) tetap harus memperhatikan tahapan perancangan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan komunikasi visual yang jauh lebih kompleks, tidak sekedar artistic looked semata.


Dan desainer atau art director/copy writer bukanlah hero yang bisa bekerja sendiri dalam proses penciptaan ide kreatif. Mereka adalah anggota tim yang berfikir, berdiskusi dan bertindak, bahkan bernafas sebagai sebuah tim.

Tanpa itu, revolusi tak pernah ada di dunia ini. Inovasi menjadi kata yang kesepian. Dan desainer akan menjelma 'seniman nanggung'. Penginnya idealis, tapi gak nyambung.

Comments

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat