Kadang kekalahan adalah cara terindah agar kita bisa lebih menghargai kemenangan setelahnya. Terlalu banyak kebahagiaan hidup yang bisa dirasakan tanpa harus mencapai prestasi yang terlalu tinggi atau dengan mengalahkan semua kompetitor. Kebahagiaan bisa kita nikmati hanya dengan mensyukuri bahwa saat bangun pagi, tubuh telah hilang lelah dan secangkir kopi panas menyambut dengan bau harumnya yang khas. Begitu mudahnya, begitu gratisnya.
Lain soal jika kita memang tergolong manusia-manusia sakit: yang merasa harus mencapai puncak prestasi tertinggi baru terpuaskan. Atau mencoba hal-hal mustahil dulu baru bisa merasa senang. Atau jika tidak melakukan hal-hal heroik, seolah hidup kita tidak berguna. Manusia-manusia yang tidak realistis, yang menginginkan realitas hidup mengikuti suara hatinya sendiri.
Entahlah, ketika membuka mata di pagi hari saya sering bertanya kenapa masih tetap begini-begini saja. Gelisah saat tahu usia merambat tanpa banyak hal hebat hadir dalam kehidupan yang telah terlewati. Saya tidak tahu apakah Mourinho juga merasakan hal yang sama setelah tadi pagi Chelsea hanya seri dengan Barcelona dan harus tersingkir dari Liga Champions?
Mungkin saya juga termasuk golongan manusia yang sakit. Kalo tidak, buat apa saya menuliskan semua ini?
Lain soal jika kita memang tergolong manusia-manusia sakit: yang merasa harus mencapai puncak prestasi tertinggi baru terpuaskan. Atau mencoba hal-hal mustahil dulu baru bisa merasa senang. Atau jika tidak melakukan hal-hal heroik, seolah hidup kita tidak berguna. Manusia-manusia yang tidak realistis, yang menginginkan realitas hidup mengikuti suara hatinya sendiri.
Entahlah, ketika membuka mata di pagi hari saya sering bertanya kenapa masih tetap begini-begini saja. Gelisah saat tahu usia merambat tanpa banyak hal hebat hadir dalam kehidupan yang telah terlewati. Saya tidak tahu apakah Mourinho juga merasakan hal yang sama setelah tadi pagi Chelsea hanya seri dengan Barcelona dan harus tersingkir dari Liga Champions?
Mungkin saya juga termasuk golongan manusia yang sakit. Kalo tidak, buat apa saya menuliskan semua ini?
Comments