Skip to main content

The Last Day: Face The Destiny

Tanggal 1 Juli jatuh pada hari Sabtu, saat kantor libur. Masih capek karena barusan datang dari Jakarta tadi pagi. Saya tahu dan gemetar bahwa hari ini saya harus menghadapi takdir yang saya rencanakan sendiri. Masih ada harapan karena hari itu saya bersama Presdir merencanakan ketemu dengan seseorang yang punya link cukup kuat dengan beberapa Big Boss, jam 21.00.

Para pembaca yang saya cintai: Saya GAGAL. Sampai jam 24.00 malam ini setelah pertemuan selesai. Bapak itu tertarik tapi saya tidak bisa pressure untuk tanda tangan malam itu: nanti saya bisa dituduh memeras. Dan jumlah yang berhasil saya kumpulkan tidak mencapai 600 juta. Bill Gates, Steve Jobs, Jose Mourinho belum memberikan respon. Pak Tung belum membalas email saya. Rencana saya deal dengan calon investor yang lain pada tanggal 1 Juli, diundur tanggal 7 Juli. Thank God!

Tapi ada beberapa catatan saya, diantaranya:

  • Terciptanya Principal deal untuk ratusan juta rupiah (saya tidak boleh menyebut angka dulu) dari calon investor meskipun tidak sampai 600 juta dan Insya Allah akan turun di minggu ketiga Juli.
  • Lebih dari dua puluh orang yang mengatakan menyukai t-shirt saya dan menganjurkan untuk membagikannya. Sedihnya, saya udah kirim ke beberapa orang dan nggak sedia stocknya..
  • Mengalirnya banyak bantuan untuk membuka ruang kerjasama investatif. Sampai saat ini terjadi pembicaraan serius dengan 4 orang berpengaruh (sekali lagi maaf belum bisa sebut nama) dengan nilai kerjasama ratusan juta rupiah.
  • Masuk finalis IYDEY dan berpeluang memenangkan 69 juta jika menang di London. Tapi di Indonesia aja hampir impossible.
  • Belum ada yang secara terbuka menganggap saya gila, meskipun gak tahu kalo diam-diam di belakang. Jadi buat apa mengkhawatirkan pandangan orang atas apa yang kita kerjakan meskipun itu aneh? saya buktinya, he he he…

So, apakah saya kapok? Mmmm.. kalo maluuuuu ya jelas. Udah ngomong besar tapi tak berhasil. Kan mending diam-diam aja kerjanya jadi kalo gagal gak malu! Mungkin bener juga, tapi saya belajar satu hal: selama hari-hari mewujudkan mimpi itu, saya bersemangat sekali. Sepertinya ada pinjaman tenaga dari masa depan yang membuat saya bertambah enerjik. berfikir dan bekerja jauh lebih efisien, lebih cepat.

Tapi GAGAL ya GAGAL. Saya nggak akan excuse. Tapi saya belum kapok, kapan-kapan saya akan coba lagi. Dan Anda semua yang sering mampir kesini: semoga cukup kecewa dengan hasilnya, tapi masih bersedia mampir karena saya selalu ingin berbagi.

Kita semua perlu belajar dari kesuksesan, juga kegagalan. Dan hidup telah memberikan pelajaran sangat besar pada saya dengan usaha ini. Terima kasih untuk seluruh doa, dukungan dan bantuannya. That means a lot to me, really.

Tapi karena saya keras kepala, saya tidak akan kapok.

Comments

Anonymous said…
Kalau katanya pemberi tips di permainan Tumblebugs, "the glass is either half full, half empty, or twice as big as it needs to be."

Saya pribadi, Pak (beserta banyak lagi yang lain saya yakin), ingin mengucapkan selamat atas hasil yang telah Bapak raih; yang meski belum sepenuhnya mencapai target awal namun tetap tidak bisa dikatakan sedikit!

Dan kami pun masih barang tentu penasaran akan kelanjutan cerita Anda.

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat