Skip to main content

Al Fatihah Cahaya Kehidupan

Hidup kita ini diawali dengan kesederhanaan dan akan diakhiri dengan kesederhanaan. Sehingga cara terbaik untuk menjalaninya pun dengan kesederhanaan. Manusia seringkali menilai penampilan luar yang jika kita mengikuti penilaian itu akan memboroskan jiwa raga. Tapi Allah melihat ke dalam hati kita, ke kesejatian, ke kesederhanaan.

Hal sederhana yang sangat dekat dengan keseharian kita sebagai muslim adalah Surat Al Fatihah yang kita baca minimal 17 kali sehari dalam sholat. Insya Allah jamaah sekalian telah hafal luar kepala bacaannya beserta artinya.

Tapi dalam kesempatan ini, saya akan mencoba mengupas makna ayat-ayat indah dalam Surat Al Fatihah ini dari sudut pandang saya, sudut pandang yang sehari-hari, yang sederhana.
Tapi sebelumnya saya akan menceritakan sebuah kejadian nyata yang berhubungan dengan Surat Al Fatihah, yang terjadi beberapa bulan yang lalu.

Malam itu jam 20.00 saya dan Mas Andika DJ (CEO Syafaat Marcomm) harus ijin pulang dulu dari sebuah rapat di Kemang Jakarta dan hendak menuju Stasiun Gambir untuk mengejar kereta Taksaka yang berangkat ke Jogja jam 20.45. Melihat kemacetan Jakarta yang berada di puncaknya, jarak tempuh diperkirakan sekitar 2 jam naik mobil atau lebih. Tak mungkin. Akhirnya kami memutuskan naik ojek. Itupun tak mudah karena hanya ada 45 menit tersisa.

Sebelum berangkat saya bilang ke Mas Andika,”Mas tolong baca Al Fatihah 3 kali, Insya Allah dimudahkan jalannya.” Kita naik 2 ojek yang langsung ngebut di sela-sela kemacetan yang mengular. Sekali lagi tak mudah, rapat sekali jalannya. Sambil kuatir karena takut ketinggalan kereta, mulut saya mulai mengucap Al Fatihah, 3 kali. Setelah perjuangan yang berat, sampailah kami di Stasiun Gambir. Saya lihat jam saya dan pucatlah karena waktu menunjukkan jam 21.30. Kami terlambat. Terbayang harus beli tiket lagi dan nyari penginapan.

Kami pun berlari melewati peron dengan tergesa-gesa dan ternyata.. Jadual keretanya mundur. Keretanya sendiri sudah ada disitu, seolah sedang menunggu. Bahkan kami pun masih menunggu di dalam kereta dan jam 21. 50 baru berangkat. Subhanalllah.

Saya colek Mas Andika dan bertanya,”Berapa kali baca Al Fatihah-nya tadi Mas?” Mas Andika menjawab,”Berkali-kali, dari berangkat sampai Gambir.” Saya pun menjawab,”Hah, makanya jadual keretanya mundurnya kelamaan, Sampeyan terlalu banyak bacanya.”

Ya, kalimat terakhir adalah bercanda.

Tapi siapa yang kuasa mengatur jadual kereta Taksaka buat kami berdua kecuali Allah? Kita sebagai manusia bisa apa? Pilihan untuk naik ojek dan bukan mobil adalah ikhtiar, membaca Al Fatihah juga ikhtiar. Saat ikhtiar sudah dimaksimalkan, Allah lah yang akan menyempurnakan.

Anda mungkin bertanya: apakah ini hanya kejadian yang kebetulan? 

Kalau kejadian seperti ini hanya terjadi sekali atau dua kali, kita menyebutnya kebetulan, tidak sengaja. Tapi jika terjadi lebih dari lima kali bahkan sering, maka ini bukan kebetulan. Saya mengalaminya berkali-kali. Saat terjebak macet ke bandara dan terlambat check in, pesawatnya malah delay. Saat macet-macetnya di jalan, antrian mobil di depan saya seolah membelah ke kanan atau ke kiri sehingga tercipta ruang kosong di depan. Ini adalah tanda-tanda yang harus kita pahami sebagai ilmu, sehingga nantinya saat menghadapi persoalan yang sama atau lebih besar, kita paham dan tahu solusinya.

Lalu apa lagi yang bisa kita pelajari dari Al Fatihah?

Surat Al Fatihah
  1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
  3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
  5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
  6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
  7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Saya akan coba semampu saya untuk bahas ayat demi ayat ya, meskipun rasanya mungkin tak akan cukup waktu untuk menggalinya satu Jumat ini saja jadi saya akan bahas serba singkat sambil saya berdoa mohon petunjuk-Nya agar Al Fatihah ini bisa diaplikasikan sebagai salah satu solusi bagi kita. Sebagai cahaya kehidupan yang membimbing langkah kita ke depan.

Bismillaahirrohmaanirrohiiim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Di awal ayat, kita bicara niat. Jika apa saja yang kita lakukan dalam kehidupan diawali niat untuk-Nya, maka segalanya akan berjalan baik sampai di ujungnya. Tapi jika niat bergeser, maka bergeserlah juga ikhtiar kita selanjutnya. Misalnya, saat kita sakit. Kita pengen banget sembuh, maka coba kita perbaiki dulu niat kita. Tidak langsung mencari obat atau dokter tapi kepada Yang Maha Menyembuhkan, ialah Allah. Bukan obat atau dokter yang menyembuhkan sakit kita tapi Allah. Kalau kita tak mengikutsertakan Allah dalam ikhtiar kita, berat jadinya. Sakit jantung diobati, sembuh. Tapi sebentar kemudian pindah ke ginjal. Diobati lagi dengan biaya jutaan, sembuh. Tapi pindah jadi stroke. Karena kita tidak mencari Allah. Allah terus pindahin penyakitnya sampai kita sadar bahwa Allah-lah tempat kita memohon kesembuhan.

Di awal ini, kita juga mengingat Allah yang Ar Rahman Ar Rahim, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah tak pernah menghindar ketika kita meminta pertolongannya, Allah buka pintu pengaduan-Nya 24 jam. Allah bahkan minta kita berdoa, memohon kepada-Nya untuk semua persoalan kehidupan kita. Tapi kita sibuk dengan ikhtiar duniawi, kita sibuk menuhankan logika kita, menuhankan tetangga, menuhankan atasan, menuhankan dokter dan presiden yang bahkan untuk dirinya sendiri, mereka tak bisa memberikan jaminan. Jika kita menuju Allah dengan berjalan, Allah akan berlari menyongsong. Kita berlari, Allah akan melompat. Tapi jika kita menjauh maka Allah juga menjauh. Aku – kata Allah – adalah seperti persangkaan hamba-Ku. Jadilah hidup kita makin gelap dan susah lantaran menjauhkan diri dari solusi yang sejati.

Alhamdulillaahirabbil ’aalamiin
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Berbicara tentang pujian, sangat manusiawi jika kita senang dipuji. Jika kita melakukan kebaikan dan dipuji kita merasa senang, merasa dihargai. Tapi jika tak ada yang memuji, jika kita bikin status di facebook yang menurut kita sangat bagus tapi tidak ada yang comment, kita merasa sedih, kita merasa tak dihargai, kita merasa dicampakkan. Mengapa? Padahal yang berhak atas pujian hanya Allah, hanya Allah. Kita ini nol, kosong, tak punya apa-apa. Lihat adik bayi, tak punya apa-apa. Tak punya pakaian, tak punya follower di twitter, tak punya handphone terbaru.

Orang memuji kita karena tak tahu kelemahan dan aib kita, orang mengejek kita karena tak tahu kelebihan kita. Pujian dan hinaan itu sama saja, hanya beda rasa aja.

Arrahmaanirrahiim
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Sekali lagi Allah mengingatkan bahwa hanya Ia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Mengapa harus diulang? Karena kita manusia ini biasanya ndableg, susah dikasih tahu yang baik-baik. Allah yang menciptakan kita paham betul tentang itu makanya diulang. Coba kita tengok dalam kehidupan kita, saat kita dapat prmasalahan atau musibah itu kan artinya Allah menguji atau mengazab. Tergantung amal kita.

Jika kita menyelesaikan permasalahan itu dengan cara-Nya, di akhir cerita kita akan lebih dekat kepada-Nya. Maka selesailah satu pelajaran. Tapi jika kita menyelesaikan masalah itu di luar jalur-Nya, memakai pertimbangan akal kita sendiri atau bahkan kabur meninggalkan permasalahan itu. Maka permasalahan itu suatu saat nanti akan mendatangi kita lagi. Masalah itu akan berulang. Sampai kita paham, sampai kita lulus. Allah tahu persis hal itu maka Ia mengulang. Agar kita paham, agar kita makin yakin.

Maalikiyawmiddiin
Yang menguasai Hari Pembalasan.

Allah lah penguasa hari pembalasan, hari akhir, hari kiamat. Saat hari itu datang, tak ada yang bisa kita mintai pertolongan kecuali Allah. Semua kekuasaan di dunia ini tak ada lagi, semua akan sirna. Tapi hari ini, saya ingin mengingatkan pada jamaah semua bahwa kiamat itu tidak jauh tapi sungguh-sungguh dekat. Untuk orang yang harus membayar hutang kartu kredit Rp 50.000.000,- pada hari Senin depan dan sekarang hari Jumat belum memegang uang sepeserpun, maka 3 hari ke depan itulah kiamatnya. Untuk orang yang telah divonis dokter waktunya tinggal 2 bulan, maka 2 bulan itulah kiamatnya. Untuk orang yang akan terusir dari rumahnya jika tak bayar cicilan KPR seminggu lagi, maka minggu depan itulah kiamatnya.

Di hari itu, saat tak ada yang bisa dipinjami uang lagi, saat semua dokter sudah angkat tangan tak bisa mengobati, saat tak ada lagi tempat bersandar, ingatlah hanya Allah-lah penguasa hari kiamat. Hanya Allah-lah yang bisa menjadi penolong kita, yang dijelaskan dalam ayat berikutnya:

Iyyaaka na’buduwa-iyyaaka nasta’iin
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Bersandar pada jabatan, pejabat, orang tua, tetangga, suami atau istri itu rapuh. Semua yang masih dalam kategori makhluk ditakdirkan rapuh. Jadi yang paling logis adalah bergantung pada Sang Maha, yang tak mungkin jatuh, tak mungkin diganti dan tidak cerewet. Berbicara tentang ikhtiar, jangan hanya bersandar pada ikhtiar bumi alias mengandalkan logika semata. Capek, berat dan tidak bergaransi. Sineregikan dengan ikhtiar langit, libatkan Allah dengan teknologi super canggihnya yang bernama Kun Fayakun. Dengan cara apa? Dengan cara mengikuti petunjuk-Nya, dengan cara bertaqwa. Apa yang tak mampu kita selesaikan, akan diselesaikan-Nya dengan cara-Nya. Dengan cara yang sungguh-sungguh tak pernah kita sangka. Min haitsu laa yah tasib.

Ihdinaashshiraathal mustaqiim
Tunjukilah kami jalan yang lurus

Saat kita punya masalah, saat kita punya keinginan, berdoalah untuk diberikan jalan yang lebih baik, bukan sekedar yang lebih mudah. Kita berdoa untuk senantiasa bisa istiqomah di jalan yang lurus. Walaupun jalan itu awalnya berat tapi di ujungnya akan berlimpah keberkahan.

Saat ingin mendaftar jadi dosen, jalan lurus akan terasa lebih berat karena saingan lainnya pake jalan yang ‘biasanya’: dekati pengambil keputusan, bawa sekoper duit sebagai pelicin. Saat akan berbisnis, jalan lurus akan terasa lebih berat karena yang lain akan maem amplopan. Saat akan mencari jodoh, jalan lurus akan lebih berat karena banyak dukun diminta oleh para saingan untuk bertindak.

Seperti apa jalan lurus itu? 

Yakini sepenuhnya bahwa rejeki, jodoh dan takdir itu Allah yang punya kuasa, bukan para makelar jabatan, makelar proyek atau dukun. Minta sama Allah, rapikan sholatnya, banyakin sedekahnya, khusyukkan doanya. Insya Allah nantinya bukan kita yang akan nyari jabatan, jabatan akan mencari kita. Bukan kita yang kesusahan cari rejeki, rejeki akan mendatangi kita. Bahkan jodoh pun akan antri untuk kita pilih.

Karena kita bersandar pada Allah. Allah-lah magnet atas semua kemudahan itu.

Shiraathalladziina an’amta’alayhim ghayrilmaghdhuubi ’alayhim walaadhdhaalliin
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Allah meminta kita untuk belajar pada apa yang telah terjadi di masa yang telah lewat. Belajar pada orang-orang besar yang telah diberi-Nya nikmat, diberi-Nya petunjuk. Belajar untuk tidak mengulang kesalahan dari orang-orang yang sesat. Dalam sejarah kehidupan manusia dari jaman Nabi Adam sampai turunnya jutaan ulat bulu di sekitar kita, Allah telah meninggalkan jejak-jejak untuk kita pelajari. Untuk memperbaiki kehidupan kita dengan bercermin

Kita biasanya mengakhiri Surat Al Fatihah dengan Aaamiiin yang dibaca panjang. Inilah sebaik-baik penutup doa, agar Allah dengan kuasa-Nya menyempurnakan ikhtiar kita yang dhoif, yang banyak kelemahan, banyak dosa. 

Apapun masalah yang ditimpakan Allah dalam kehidupan kita, Allah juga sertakan jawaban dan solusinya. Karena pertanyaan dan jawaban itu seperti dua sisi koin, selalu hadir bersamaan. Semua kembali kepada ikhtiar kita untuk memahaminya dengan berpegang pada kompas kehidupan yang menjadi tuntunan-Nya, salah satunya dengan Ummul Kitab, Surat Al Fatihah. 

Saat jalanan macet, saat rejeki macet, saat kemacetan melanda kehidupan kita, ingatlah untuk mengamalkan Al Fatihah dengan sungguh-sungguh: baca Suratnya, pahami maknanya, laksanakan isinya. Inilah cara termudah untuk dekat ama Allah. Mendekati Allah itu murah harganya. Bahkan tak berbiaya. 

Kalau kita udah dekat, Insya Allah tak ada kesulitan yang tak dimudahkan-Nya.

Allah-lah satu-satunya tempat kita bersandar, memohon bimbingan, petunjuk dan menghadirkan cahaya yang menuntun dalam kegelapan hidup kita. 

Tulisan ini adalah materi yang saya sampaikan dalam Khutbah Jumat di Masjid Kampus ISI, 15 April 2011
Sumber image Al Fatihah: http://flexter.myflexiland.com/00002/_lucky_/blog/Al-fatihah%201-7.jpg

Comments

Meriiinnddiiiing... Mbrebes mili le moco!!
Nico Wijaya said…
saya juga pernah pak, dari Langsat Kebayoran Baru, ngejer kereta jam 3 sore di Gambir. nelpon taksi jam 2 siang, baru nyampe taksinya jam 2.30.

mampus deh, 30 menit sungguh waktu yg mepet banget.

selama nunggu taksi dan di perjalanan, itu udah pasrah aja.. ya udah deh, kalo telat paling beli tiket lagi. tapi mintanya tetep ngga ketinggalan.

dan akhirnya nyampe gambir jam 3 kurang 5 menit. untungnya dapet sopir taksinya yg tau jalan2 pintas. langsung deh, kabur ke kereta dan ngga ketinggalan :D
abufarros said…
http://muslim.or.id/al-quran/tafsir-surat-al-fatihah.html
ceria said…
Subhanallah, mencerahkan Pak....
Aswir said…
Subhanallah,,, Maha Besar Allah
wang ing said…
jangan jangan, tiap kali naik pesawat trus delay itu karena ada mas arief yaaa???
hesma eryani said…
subhanallah....terima kasih untuk ulasan yang begitu indah dan menyentuh...salam...
Anonymous said…
gw juga kdng kalau berdoa mohon didatangkan hujan, dg cpt hari jd hujan. hal itu sdh terjadi puluhan kali. berarti bukan kebetulan.
Anonymous said…
gw juga kdng kalau berdoa mohon didatangkan hujan, dg cpt hari jd hujan. hal itu sdh terjadi puluhan kali. berarti bukan kebetulan.
Anonymous said…
gw juga kdng kalau berdoa mohon didatangkan hujan, dg cpt hari jd hujan. hal itu sdh terjadi puluhan kali. berarti bukan kebetulan.
Unknown said…
This comment has been removed by the author.
Unknown said…
This comment has been removed by the author.
Unknown said…
Fatihatul minkulida'in bisyifa'
Unknown said…
Fatihatul minkulida'in bisyifa'
Unknown said…
Subhanallah, .
pengembara said…
Mohon ijin share
buahtogel said…
Yah begitulah, backlink dari google ini memang perlu untuk kita kejar dan kita dapatkan
kinghorsetoto said…
artikelnya sangat bagus, terima kasih telah membagi informasi tersebut
togelgalaxy said…
Kabar Baik Untuk Para pencinta Game
Karena di Bulan januari ini Sudah keluar Game RPG Online Terpopuler Se-Asia
Penasarankan Game nya Seperti apa???
Kalian bisa dilihat game nya dari link di bawah yaaa
togelindopools said…
Menarik sekali, perlu saya coba ini..
kebetulan lagi cara tentang hal ini.
republiktoto said…
Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???

Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...
artistoto said…
Info menarik dan boleh sekali dicoba, Makasih buat infonya dan sukses selalu.
Ali said…
Terimakasih kak pecerahan nya sangat bermanfaat..

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena