Skip to main content

Yuk Join Mawas ADGI

Adgi sangat berduka dan prihatin terhadap bencana yang tengah menimpa Indonesia. Longsor di Wasior, banjir di Jakarta, Tsunami di Mentawai dan bencana di Merapi seakan tengah menguji kita semua. Selaku organisasi asosiasi desainer grafis di Indonesia, Adgi mengajak seluruh komponen bangsa dengan segala kemampuan dan upaya untuk membantu saudara kita yang terkena bencana.

Adgi juga mengajak para desainer grafis tanggap dan peduli bencana ini. Menyoal desainer tanggap bencana, Adgi melakukan koordinasi cepat turut membantu meringankan beban masyarakat yang terkena bencana dengan mengajak publik memberikan bantuan baik berupa finansial maupun kebutuhan lainnya.

Adgi menterjemahkan ajakan ini dalam konsep komunikasi untuk “Mawas”
Dimana dalam ajakan tersebut yang paling penting adalah:
  1. Mawas terhadap bencana bagi siapapun kita semua, dari bencana apapun dan di daerah manapun karena waspada adalah melakukan upaya preventif.
  2. Mawas terhadap mereka yang memrlukan pertolongan yang diakibatkan bencana.
Gerakan moral Adgi ini terbuka direspon oleh anggota Adgi dimanapun. Untuk itu merespon dan menampung gagasan lain sebagai bentuk program tetap dimungkinkan untuk ditambahkan dalam program ini. Program baru yang relevan dengan dunia kreatifitas khususnya profesi desain grafis tentu saja sangat diutamakan.

Sumbangan bisa disalurkan lewat Rekening ADGI Pusat an. Tri Anugrah 6310268303 BCA Cab. Pegambiran

Silakan bantu menyebarluaskan ajakan ini di kalangan internal organisasi, jejaring organisasi dan kalangan umum. Yang menjadi koordinator program ini adalah mas M. Arief Budiman, Direktur program Adgi 2010-2012, untuk itu silakan berkoordinasi bagi kelangsungan program yang baik. Semoga bentuk kepedulian ini merupakan bagian dari tanggung jawab profesi desainer grafis yang sangat penting bagi pembangunan masyarakat.

Untuk keterangan dapat menghubungi:
M. Arief Budiman
Direktur Program Adgi
HP: 081578700488
Email: arief_009@yahoo.com

Comments

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...