Saya tak tahu apa-apa tentang Robert Wolter Monginsidi, kecuali sekelumit cerita perjuangannya di buku PSPB saat masih sekolah dulu. Cerita kepahlawanan yang dituliskan dengan datar, tak menginspirasi anak-anak sekolah seperti saya dan teman-teman. Seperti kita semua mafhum, cerita tentang perjuangan kemerdekaan versi sekolahan adalah cerita tentang tanggal kejadian, isi perjanjian, deskripsi peristiwa lalu hafalan atas itu semua. Dan saya pun telah lama lupa. Dan pagi ini nama itu terlintas kembali. Sebuah cerita di akhir hidup Bote (panggilan akrab Wolter Monginsidi) di sebuah situs membuat saya terpana: Sesaat sebelum menuju ke tempat eksekusi, Wolter menjabat tangan semua yang hadir tidak ketinggalan pula regu penembak. Ia berkata,“Laksanakan tugas saudara, saudara-saudara hanya melaksanakan tugas dan perintah atasan, saya maafkan saudara-saudara dan semoga Tuhan mengampuni dosa saudara-saudara.“
Dengan hati yang tegar, Wolter menghadapi moncong-moncong senjata yang dibidikkan kep...