Skip to main content

Mengantar Gus Dur Pulang

Selamat jalan, Gus. 

Bukan asisten atau paspamres yang mengawalmu lagi, tapi ribuan malaikat Allah yang takjub atas kebesaran jiwamu.

Banyak pelajaran yang telah kau bagikan saat hidupmu bersama kami, makin banyak gagasan dan pelajaran yang kau wariskan setelah kau pergi. Beristirahatlah dengan tenang setelah mewakafkan ...seluruh pikiran, waktu dan seluruh umurmu bagi negeri ini, negeri yang tak kunjung dewasa menyikapi perbedaan, negeri yang tak kunjung sadar bahwa perbedaan adalah rahmat bukan alasan pertikaian.

Dari yang saya rasakan beberapa hari terakhir, Malaikat Izrail 'seolah' membocorkan rahasia-Nya sehingga Gus Dur tahu  bahwa waktunya telah dekat.

Sekitar dua minggu sebelum wafat, Gus Dur telah membaca tanda-tanda itu dan mengikuti kata hatinya. Maka diapun pulang ke Jombang untuk berziarah ke makam beberapa kyai besar. Saat balik dari Jombang ke Surabaya, sesampainya di Mojokerto ia minta balik lagi ke Jombang karena merasa wajib lapor dulu ke Kakeknya Hasyim Asy'ari. Allah meminjamkan tenaga dan kesehatannya di hari mendatang, sehingga Gus Dur nampak lebih bugar. Ia pun tak mau dirawat di RS Dr. Soetomo Surabaya. Ia tahu tak banyak waktu lagi. Bahkan saat dirawat di RSCM, sempat-sempatnya ia minta diantar ke kantor PBNU untuk menengok dan serah-serahan NU sama Pak Hasyim Muzadi. Ia selesaikan semua urusan dunianya karena Allah memberikannya cukup waktu. Gus Dur telah menunaikan semua tugasnya di dunia fana ini.

Tidak semua kita mendapat keistimewaan itu: tahu kapan akan dipanggil-Nya sehingga sempat siap-siap. Bukan karena kita tak selevel Gus Dur, tapi karena kita masih harus mengajar maqam (level) totalitas perjuangan Gus Dur dalam menegakkan kalimat Allah dengan cara-cara yang begitu demokratis dan berbudaya. Gus Dur bepergian ke seluruh pelosok negeri dan menyapa jutaan warganya laksana memiliki kebugaran fisik dan kekuatan super, padahal kita semua tahu banyak kekurangan dalam kesehatannya. Semangat dan ketabahan luar biasa yang tak mungkin bisa dijalani jika ia bukan Gus Dur.

Insya Allah, khusnul khatimah adalah balasan terbaik bagi orang besar ini yang baru saja meninggalkan kita semua di RSCM Jakarta, 30 Desember 2009, 18.45 WIB waktu berita-berita nasional masih sibuk menyiarkan peristiwa George Aditjondro 'mengeplak' Ramadhan Pohan dalam diskusi buku Membongkar Gurita Cikeas, Skandal Century, Prita vs Omni Internasional, Luna Maya vs infotainment dan semacamnya.

Dibandingkan apa yang telah disumbangkan Gus Dur untuk bangsa ini, rasa-rasanya segala hiruk pikuk kasus dan pertikaian yang sedang rame di media saat ini: sungguh tidak ada apa-apanya. Laksana jutaan buih yang riuh tapi tak bisa dibandingkan dengan satu hantaman gelombang besar yang memecah karang di pantai.

Semoga kami bisa lanjutkan cita-cita muliamu itu dan saat waktunya tiba kelak, kami pasti menyusulmu. 


Comments

Dian Dwi A said…
Nilia-nilai kearifan dan kebaikkan Gus Dur akan menular, bahkan tak akan yang ada bisa membatasi.... Moga kanjeng kyai ini mendapatkan maqom yang terbaik di kampung akherat.

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seb...