Skip to main content

Jernih. Hening. Bening.

Jangan. Jangan habiskan seluruh energi dan waktu dalam hidupmu untuk memelototi kasus-kasus yang menyelimuti negeri ini beberapa pekan terakhir. Dengan segala penghormatan untuk aksi luar biasa yang telah ditunjukkan oleh elemen rakyat baik di dunia offline maupun online sebagai perwujudan cinta tanah airnya, masalah yang harus diselesaikan oleh anak bangsa masih begitu banyak, baik dalam level kebangsaan, kemasyarakatan maupun keluarga dan perorangan.


Heninglah sejenak. Ambil jarak. Menjadi jernih dalam mengambil sikap adalah sebaik-baik pilihan. 


Saya percaya, kasus KPK-Polisi-Kejaksaan-Masaro-Century-Bibit-Candra-Anggodo-Yulianto-dst. dengan segala implikasi dan side effect-nya telah ditangani oleh orang-orang yang terbaik yang dimiliki bangsa ini. Saya percayanya begitu.



Yang harus saya ingatkan sekali lagi, apapun masalah yang terjadi adalah jalan yang dihadirkan untuk makin mendekatkan bangsa ini kembali pada Tuhan. Hari-hari yang melelahkan melihat kasus ini terus berlarut-larut di semua media (tv, internet, koran, dll.) harus segera diakhiri dengan berbaik sangka, dengan mengembalikannya kepada kasih sayang Tuhan.


Saya bermimpi acara-acara TV yang ditonton oleh seluruh lapisan bangsa ini menayangkan berita yang membahagiakan, kesantunan cara menyampaikan pendapat, kedamaian, pemimpin yang sayang dan peduli pada rakyat, rakyat yang mengingatkan pemimpin dengan kasih sayang. Tak perlu ada demo yang memacetkan jalan, tak perlu ada adu mulut, tak perlu ada tuduh-menuduh dan rekayasa.


Jika wakil rakyat, polisi, kejaksaan atau siapapun yang berwenang tak mau mendengar suara rakyat kecil seperi kita, kita masih punya Tuhan yang pasti mau mendengarkan 24 jam nonstop. Kita adukan semua keluh kesah kita sehingga tak ada lagi sakit hati, dendam, buruk sangka.


Dengan ijin Allah, semua kebohongan, konspirasi, rekayasa akan terungkap tidak lama lagi. Merekayasa penyelesaian masalah dengan kebohongan, menutupi kebenaran dengan teori konspirasi secanggih apapun adalah kebodohan dan kehinaan. Semua itu akan tersingkap dan kebenaranlah yang akhirnya muncul di akhir cerita.


Dengan keyakinan itu kita tak perlu ngotot-ngototan dan marah-marah pada pihak-pihak yang tak sepaham. Mereka yang mengikuti jalan kebenaran akan selamat, yang ngotot dalam kekerdilan pemikiran bahwa kepintaran manusia akan mengalahkan kuasa Tuhan akan tersesat dan kesepian meratapi keburukan-keburukannya sendiri.


Di tengah malam seperti ini, kita semua akan lebih dekat pada kesejatian, kejernihan. 


Anggodo yang kebingungan pastinya menyebut-nyebut Tuhan dalam suaranya yang lirih dan parau untuk memohon pertolongan-Nya setelah sekian lama melupakan-Nya saat mengejar kekayaan sampai ujung usianya. Susno Duaji yang telah bersumpah tidak menerima suap akan berintrospeksi apakah tindakannya dalam kasus ini bersumber pada cahaya Tuhan ataukah hanya menjalankan perintah atasan ataukah mengikuti nafsunya belaka. Anggoro yang tensi darahnya naik, makan minum tak selera, tidur tak nyaman di rumahnya yang super mewah di Singapura, dijauhi ketentraman hidup, sesuatu yang tak bisa diberikan oleh harta duniawinya yang bertumpuk, harta yang justru menjerumuskannya ke lembah kegelapan dan kenestapaan. 


Semua yang terjerat kasus ini - siapapun - hakikatnya sedang diberi pakaian kesusahan dari Tuhan untuk mengingatkan mereka kembali pada jalan yang benar. Jalan yang tak mereka pilih saat mengejar kesuksesan, berletih-letih menguber kekayaan.


Diri kita pun - dalam kadar yang berbeda-beda - mendapatkan jatah ujian dan azabnya sendiri-sendiri. Kita pun tak lepas dari masalah. Sunatullah-nya begitu.


Pelajaran terbesar saya malam ini dari kasus Cicak Buaya yang masih terus menggelinding adalah tentang pentingnya memperjuangkan kejernihan di tengah keriuhan. Kebeningan di tengah kekeruhan. Kepercayaan di tengah kebohongan. Kebersamaan di tengah pertengkaran. Kedamaian di tengah kekisruhan. Kesejatian di dalam kesementaraan.


Hanya kepada Tuhanlah kita kembali. Dengan kepolosan. Sama seperti saat kita mulai mendaftar jadi anak bangsa yang terlahir negeri ini.

Comments

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan ...

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...