Skip to main content

Malu Pada Anak Muda

Ini pengakuan jujur saya: rasanya usia yang beranjak pelan-pelan telah merenggut api kreativitas saya, kengototan saya, keberanian untuk breakin' the rule, anti kemapanan saya, pemberontak kecil di otak saya, spirit petualangan saya, ke'keras'an kepala saya... Begitu banyak yang pelan-pelan tanggal, seperti ular yang mlungsungi alias ganti kulit.

Sialnya, kulit pengganti yang baru tak juga lebih baik: dalam hitungan bisnis posisi modal saya di bidang kreativitas minus. Makin tambah umur tapi makin tak kreatif. Sebentar-sebentar puas, gampang capek, mudah ngantuk, selalu kepayahan setiap terbentur masalah yang seolah tanpa solusi. Kalo mungkin saya akan gulingkan penguasa dalam diri saya saat ini dan saya akan gantikan dengan Arief yang berumur 6 tahun: yang masih polos dan tak takut apapun.

Ah, saya malu pada anak-anak muda yang dulu sering saya maki-maki ketika desainnya jelek, saya malu pada mereka yang tertunduk di hadapan saya menyetorkan revisi iklannya yang ke-8, setelah saya sobek yang ke-7, saya malu pada anak kecil yang tak berhenti menangis sampai ibunya membelikan mainan. Saya harus belajar lagi dari mereka, kebo nyusu gudel. Biar malu-maluin sekalian, asal jadi diri sendiri dan tak menipu hati nurani...

Buat yang pengin naik pangkat, saya ada warning: jadi Managing Director itu bahaya buat kreativitas, pertimbangannya jadi banyak dan seringkali kompromis atas nama kepentingan orang banyak. Tapi mungkin perlu sekali-kali pake kacamata kuda dan bergerak terus ke depan mengikuti nurani yang bicara. Menabrak tembok, menyeberang jalan tanpa melihat kiri kanan, tidur di tengah lapangan bola, apa saja yang mungkin atau tak mungkin diterima akal.

Karena setelah saya pikir-pikir lagi: Managing Director berumur 32 tahun toh juga manusia..

Comments

Popular posts from this blog

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...

The Secret Behind Sluku-Sluku Bathok

Sluku-sluku bathok Bathoke ela-elo Si Rama menyang Solo Oleh-olehe payung mutho Pak jenthit lolo lo bah Yen mati ora obah Yen obah medeni bocah Yen urip golekko dhuwit Seorang guru saya memberikan pencerahan siang itu. Pak Nunuk namanya. Hidup – katanya – tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi seimbang. Lagu jaman Wali Songo menuturkan: Sluku-sluku bathok , bathok (kepala) kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya. Kalo diforsir terus bisa aus, stress, hang, macet daya pikirnya. Bathoke ela-elo , dengan cara berdzikir (ela-elo = Laa Ilaaha Ilallah), mengingat Allah akan mengendurkan syaraf neuron di otak. Lalu Si Rama menyang Solo, siram (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat). Lalu bersuci dan dirikanlah sholat. Saya ingat ada kutipan berbunyi: Jadikanlah sholat itu istirahatmu. Lalu apa fadhilah sholat? Oleh-olehe payung mutho , yang sholat akan mendapatkan perlindung...