Ini pengakuan jujur saya: rasanya usia yang beranjak pelan-pelan telah merenggut api kreativitas saya, kengototan saya, keberanian untuk breakin' the rule, anti kemapanan saya, pemberontak kecil di otak saya, spirit petualangan saya, ke'keras'an kepala saya... Begitu banyak yang pelan-pelan tanggal, seperti ular yang mlungsungi alias ganti kulit.
Sialnya, kulit pengganti yang baru tak juga lebih baik: dalam hitungan bisnis posisi modal saya di bidang kreativitas minus. Makin tambah umur tapi makin tak kreatif. Sebentar-sebentar puas, gampang capek, mudah ngantuk, selalu kepayahan setiap terbentur masalah yang seolah tanpa solusi. Kalo mungkin saya akan gulingkan penguasa dalam diri saya saat ini dan saya akan gantikan dengan Arief yang berumur 6 tahun: yang masih polos dan tak takut apapun.
Ah, saya malu pada anak-anak muda yang dulu sering saya maki-maki ketika desainnya jelek, saya malu pada mereka yang tertunduk di hadapan saya menyetorkan revisi iklannya yang ke-8, setelah saya sobek yang ke-7, saya malu pada anak kecil yang tak berhenti menangis sampai ibunya membelikan mainan. Saya harus belajar lagi dari mereka, kebo nyusu gudel. Biar malu-maluin sekalian, asal jadi diri sendiri dan tak menipu hati nurani...
Buat yang pengin naik pangkat, saya ada warning: jadi Managing Director itu bahaya buat kreativitas, pertimbangannya jadi banyak dan seringkali kompromis atas nama kepentingan orang banyak. Tapi mungkin perlu sekali-kali pake kacamata kuda dan bergerak terus ke depan mengikuti nurani yang bicara. Menabrak tembok, menyeberang jalan tanpa melihat kiri kanan, tidur di tengah lapangan bola, apa saja yang mungkin atau tak mungkin diterima akal.
Karena setelah saya pikir-pikir lagi: Managing Director berumur 32 tahun toh juga manusia..
Sialnya, kulit pengganti yang baru tak juga lebih baik: dalam hitungan bisnis posisi modal saya di bidang kreativitas minus. Makin tambah umur tapi makin tak kreatif. Sebentar-sebentar puas, gampang capek, mudah ngantuk, selalu kepayahan setiap terbentur masalah yang seolah tanpa solusi. Kalo mungkin saya akan gulingkan penguasa dalam diri saya saat ini dan saya akan gantikan dengan Arief yang berumur 6 tahun: yang masih polos dan tak takut apapun.
Ah, saya malu pada anak-anak muda yang dulu sering saya maki-maki ketika desainnya jelek, saya malu pada mereka yang tertunduk di hadapan saya menyetorkan revisi iklannya yang ke-8, setelah saya sobek yang ke-7, saya malu pada anak kecil yang tak berhenti menangis sampai ibunya membelikan mainan. Saya harus belajar lagi dari mereka, kebo nyusu gudel. Biar malu-maluin sekalian, asal jadi diri sendiri dan tak menipu hati nurani...
Buat yang pengin naik pangkat, saya ada warning: jadi Managing Director itu bahaya buat kreativitas, pertimbangannya jadi banyak dan seringkali kompromis atas nama kepentingan orang banyak. Tapi mungkin perlu sekali-kali pake kacamata kuda dan bergerak terus ke depan mengikuti nurani yang bicara. Menabrak tembok, menyeberang jalan tanpa melihat kiri kanan, tidur di tengah lapangan bola, apa saja yang mungkin atau tak mungkin diterima akal.
Karena setelah saya pikir-pikir lagi: Managing Director berumur 32 tahun toh juga manusia..
Comments