Skip to main content

Keramahan Jogja

Saat itu sekitar jam 10.00 pagi, saat mesti ngejar waktu untuk kasih presentasi tentang Pinasthika di Komunikasi UGM. Jam menunjuk 09.30 ketika melaju menuju lokasi lalu tiba-tiba inget belum sarapan karena alarm di perut berbunyi minta diisi. Sayapun berhenti di sebuah angkringan di depan Computa Jl. Cik Di Tiro. Simak dialognya berikut:

Mas Angkringan (MA): Silakan duduk Mas, cari tempat yang paling asoy. Di sini boleh, di situ juga boleh. Mau duduk di tempat duduk saya, silakan..

Saya (S): Makasih Mas, saya minta teh anget aja. Ama sendoknya buat makan (sambil ambil nasi kucing)

MA: Yang ini nasinya pake kering tempe, yang daunnya dibalik pake sambel. Masih anget, baru ngepul dari dapur, selamat menikmati...

S: (Teh sudah saya minum setengah tapi masih haus) Mas, nambah air panasnya dong..

MA: Siap, Boss! Nambah tehnya lagi boleh, nambah gula juga OK. Dan ndak perlu nambah bayarnya...

S: (Hp berbunyi, dari panitia untuk konfirmasi sampai dimana) Masih di Cik Di Tiro Mas, sarapan dulu. Segera menuju ke Fisipol..

MA: Wahh, sibuk ya Boss. Masih sempet-sempetin mampir di angkringan saya, langsung segera bertugas nih. Tapi jangan buru-buru, dinikmati dulu hidangannya biar nanti tambah joss kerjanya..

S: Ahh, bisa aja. Mas, saya udah dulu nih. Saya makan nasi kucingnya 2, gorengan 3, satenya 1 tambah teh panas.. Berapa?

MA: Siap Boss! Transaksi hari ini jumlahnya 'tiga juta'..

S: (sambil memberikan uang lima ribuan) Ini Mas..

MA: Habisnya tiga juta, uangnya lima juta, kembali dua juta. Dua juta banyak lho Boss, dihitung dulu. Selamat bertugas Boss. Bungkus nasi dan sendoknya biarin aja saya urus semuanya, jangan kuatir. Yang hati-hati mengemudi di jalan, tengok kanan kiri kalo mau belok. Tetep semangat, jalani hidup santai saja nggak perlu ngoyo. Semoga sukses hari ini, rejeki mengalir terus. Doa saya menyertai perjalananmu selalu...

S: (agak kaget mendengar epilog yang panjang) Ehh.. ya ya yaaa.. Makasih Mas...

Dan sayapun kembali menderu membelah jalan, sambil tersenyum. Badan saya yang semula meriang kurang tidur tiba-tiba terasa bugar. Keramahan Jogja selalu membuat saya terpaku bahagia. Sulit untuk pergi dari sini, sulit untuk menghindari kebahagiaan senilai tiga ribu rupiah berbonus perut kenyang (panggilan Boss-nya dianggap bonus aja).

Saya tahu mengapa banyak yang selalu kangen Jogja, mungkin Andapun sekarang juga mulai merasakannya...

Comments

Iman Brotoseno said…
saya selalu kangen jogja,..
pun jika energi daya kreatif yang hilang
saya selalu ingin kembali ke jogya..

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan ...

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena...