Beberapa orang lewat email, sms atau ketemu langsung, hari-hari belakangan menanyakan sesuatu hal yang menurut saya udah obsolete: tentang poligami. Bahkan wanita terdekat sayapun ikut-ikutan bertanya hal yang sama, seperti baru kenal kemarin sore aja (padahal udah jalan lebih dari 3 tahun). Tapi saya curiga, doi hanya konfirm biar yakin gak salah pilih. He he he...
Seperti biasa mereka mengharapkan sudut pandang aneh saya: yang tidak terlalu agamis dan syukur berbeda dari banyak orang sehingga debatnya bisa seru. Saya dong yang bonyok, nikah aja belum sempat (kebanyakan lembur di kantor) tapi mesti nemenin debat kusir teman-teman saya yang tak pernah mengendali kuda itu.
Saya tahu siapa biang keladi dari huru-hara ini: wartawan! Jika nikah laginya AA Gym tidak diekspos maka saya akan terhindar membicarakan hal-hal yang menurut saya sudah final, tidak bisa di-discuss lagi.
Nah, biar saya ndak capek mengulang-ulang jawaban, saya pikir baik juga jika saya tulis di blog ini. Siapapun yang nanya, saya minta langsung baca aja. Bolak balik bilang hal sama pada banyak orang tentu bikin capek, mending kalau kaset bisa di-rewind.
Ini statement resmi saya (aslinya sudah dirilis sejak umur saya masih 15 tahun): saya tidak mau berpoligami, tapi saya tidak bisa melarang orang lain berpoligami. Ini satu pilihan sikap hidup, tidak ada urusannya sama hukum agama yang mengaturnya: haram, halal, sunnah atau mubah. Silakan jika ada yang pake ayat-ayat Qur'an untuk melegitimasi pendapatnya: pro maupun kontra poligami. Saya percaya satu hati hanya berhak mendapatkan satu hati, laki-laki dan wanita egaliter dan secara sunatullah manusia akan menolak jika diduakan hatinya.
Tapi Teh Ninih mau menerima keputusan AA menikah lagi?
Saya berdoa semoga Teh Ninih masuk surga tertinggi karena kelapangan hatinya dan AA Gym pantas bersyukur punya istri dengan hati malaikat. Tapi berapa banyak 'Teh Ninih' di sekitar kita yang harus menderita karena terlanjur tergantung penghidupannya dari sang suami yang menggunakan kekuasaannya sebagai 'kepala rumah tangga yang wajib ditaati' untuk menikah lagi? Anak terlanjur banyak dan tidak bekerja karena diwajibkan jadi ibu rumah tangga. Daya tawar mereka atas keputusan dzalim suaminya lemah sekali. Jika bercerai, nanti cara bertahan hidupnya bagaimana? Ketika seorang istri setuju dimadu, darah menetes dari dalam hatinya yang terluka tapi tak ada yang bisa melihat lukanya. Luka diam-diam yang tak kunjung sembuh sepanjang hidupnya, memuncak saat menjelang tengah malam membayangkan suaminya tidur bersama wanita lain: yang celakanya adalah istri sah juga.
Jadi Mas Arief setuju AA Gym berpoligami?
Nah, ini contoh pertanyaan lucu. Lha saya setuju atau tidak setuju toh AA Gym sudah menikah lagi: apa bedanya? Menurut saya, tidak apa-apa AA Gym poligami. Tidak apa-apa juga jika istrinya bukan dua tapi empat. Dari dulu saya tidak pernah mengidolakan seseorang. Saya belajar dari Nabi Muhammad, Steve Jobs, Bill Gates, M. Night Shyamalan, juga AA Gym: saya belajar dari pemikiran mereka, bukan sosoknya. Jika ada permata kehidupan maka saya akan ambil untuk memperkaya wawasan saya, tidak peduli jika harus mengambilnya dari tumpukan tai.
Jadi sejujurnya, saya tidak kecewa AA Gym nikah lagi. Saya tidak kecewa pada Alda sang penyanyi yang mati muda karena over dosis. Saya tidak kecewa SBY kadang masih kumat sifat peragunya. Saya tidak kecewa Bill Clinton ternoda karirnya setelah peristiwa oral seks di gedung putih. Saya juga tidak kecewa Steve Jobs kepalanya makin botak aja.
Saya menerima mereka semua sebagai manusia biasa, kekuatan dan kelemahannya dalam satu paket. Tak ada yang sempurna, termasuk Nabi Muhammad. Kalau mengidolakan yang sempurna, pilih saja Tuhan. Tapi buat apa? Justru dari ketidaksempurnaan itu kita bisa belajar untuk jadi lebih baik.
Jadi jika Anda saat ini butuh calon suami yang pantang berpoligami, Anda tahu mesti nyari siapa. Tapi sayangnya, saya udah nggak available lagi. Seseorang yang saya sayangi pasti akan marah habis-habisan jika tahu saya mengiklankan diri lagi dengan cara norak begini.
He he he... kabuuurrrr ;)
Seperti biasa mereka mengharapkan sudut pandang aneh saya: yang tidak terlalu agamis dan syukur berbeda dari banyak orang sehingga debatnya bisa seru. Saya dong yang bonyok, nikah aja belum sempat (kebanyakan lembur di kantor) tapi mesti nemenin debat kusir teman-teman saya yang tak pernah mengendali kuda itu.
Saya tahu siapa biang keladi dari huru-hara ini: wartawan! Jika nikah laginya AA Gym tidak diekspos maka saya akan terhindar membicarakan hal-hal yang menurut saya sudah final, tidak bisa di-discuss lagi.
Nah, biar saya ndak capek mengulang-ulang jawaban, saya pikir baik juga jika saya tulis di blog ini. Siapapun yang nanya, saya minta langsung baca aja. Bolak balik bilang hal sama pada banyak orang tentu bikin capek, mending kalau kaset bisa di-rewind.
Ini statement resmi saya (aslinya sudah dirilis sejak umur saya masih 15 tahun): saya tidak mau berpoligami, tapi saya tidak bisa melarang orang lain berpoligami. Ini satu pilihan sikap hidup, tidak ada urusannya sama hukum agama yang mengaturnya: haram, halal, sunnah atau mubah. Silakan jika ada yang pake ayat-ayat Qur'an untuk melegitimasi pendapatnya: pro maupun kontra poligami. Saya percaya satu hati hanya berhak mendapatkan satu hati, laki-laki dan wanita egaliter dan secara sunatullah manusia akan menolak jika diduakan hatinya.
Tapi Teh Ninih mau menerima keputusan AA menikah lagi?
Saya berdoa semoga Teh Ninih masuk surga tertinggi karena kelapangan hatinya dan AA Gym pantas bersyukur punya istri dengan hati malaikat. Tapi berapa banyak 'Teh Ninih' di sekitar kita yang harus menderita karena terlanjur tergantung penghidupannya dari sang suami yang menggunakan kekuasaannya sebagai 'kepala rumah tangga yang wajib ditaati' untuk menikah lagi? Anak terlanjur banyak dan tidak bekerja karena diwajibkan jadi ibu rumah tangga. Daya tawar mereka atas keputusan dzalim suaminya lemah sekali. Jika bercerai, nanti cara bertahan hidupnya bagaimana? Ketika seorang istri setuju dimadu, darah menetes dari dalam hatinya yang terluka tapi tak ada yang bisa melihat lukanya. Luka diam-diam yang tak kunjung sembuh sepanjang hidupnya, memuncak saat menjelang tengah malam membayangkan suaminya tidur bersama wanita lain: yang celakanya adalah istri sah juga.
Jadi Mas Arief setuju AA Gym berpoligami?
Nah, ini contoh pertanyaan lucu. Lha saya setuju atau tidak setuju toh AA Gym sudah menikah lagi: apa bedanya? Menurut saya, tidak apa-apa AA Gym poligami. Tidak apa-apa juga jika istrinya bukan dua tapi empat. Dari dulu saya tidak pernah mengidolakan seseorang. Saya belajar dari Nabi Muhammad, Steve Jobs, Bill Gates, M. Night Shyamalan, juga AA Gym: saya belajar dari pemikiran mereka, bukan sosoknya. Jika ada permata kehidupan maka saya akan ambil untuk memperkaya wawasan saya, tidak peduli jika harus mengambilnya dari tumpukan tai.
Jadi sejujurnya, saya tidak kecewa AA Gym nikah lagi. Saya tidak kecewa pada Alda sang penyanyi yang mati muda karena over dosis. Saya tidak kecewa SBY kadang masih kumat sifat peragunya. Saya tidak kecewa Bill Clinton ternoda karirnya setelah peristiwa oral seks di gedung putih. Saya juga tidak kecewa Steve Jobs kepalanya makin botak aja.
Saya menerima mereka semua sebagai manusia biasa, kekuatan dan kelemahannya dalam satu paket. Tak ada yang sempurna, termasuk Nabi Muhammad. Kalau mengidolakan yang sempurna, pilih saja Tuhan. Tapi buat apa? Justru dari ketidaksempurnaan itu kita bisa belajar untuk jadi lebih baik.
Jadi jika Anda saat ini butuh calon suami yang pantang berpoligami, Anda tahu mesti nyari siapa. Tapi sayangnya, saya udah nggak available lagi. Seseorang yang saya sayangi pasti akan marah habis-habisan jika tahu saya mengiklankan diri lagi dengan cara norak begini.
He he he... kabuuurrrr ;)
Comments
btw, saya ingin mempelajari lebih jauh tentang services dari agency anda.
saya kebetulan berdomisili di kota purwokerto dan menjalankan usaha di bidang kosmetik.
apakah anda punya e-mail address/no . hp yg bisa di hubungi?
warm regards,
agus sudjono
(agus.sudjono@gmail.com)
Buat Pak Agus, makasih ya Pak. Saya udah email kontak personnya. Smg Bpk masih sering mampir besok-besok.. He he he :)
Pak, ada nggak sih Komunitas Anti Poligami di Jakarta ini? Saya mau gabung dong.... Makasih!