Skip to main content

Thanks to Youtube, Slideshare, Etc.

Ini membuktikan sekali lagi bahwa proses belajar mengajar segera akan mengalami revolusi yang sangat luar biasa: jika kita mulai memasang radar untuk mengantisipasi gelombang perubahan yang akan menyentuh seluruh sisi kehidupan kita. Pendidikan akan didefinisikan ulang. Marketing akan didefinisikan ulang. Konsumen akan didefinisikan ulang. Bahkan spritualitas akan didefinisikan ulang.

Seharian saya belajar bareng Bill Gates, Steve Jobs dan Steve Ballmer. Bejar mata kuliah yang menarik: tentang bisnis, tentang presentasi, tentang marketing, tentang bagaimana membuat hidup jadi lebih baik, lebih luar biasa. Lewat interview dimana Bill Gates dan Steve Jobs berada dalam satu panggung, lalu launching Ibook, Ipod, Iphone. Lalu Windows Vista, lalu gaya Ballmer untuk membangkitkan antusiasme. Yeah, big thanks to Youtube, Slideshare, Google, Yahoo dan pionir teknologi yang memungkinkan ini semua terjadi. Sesuatu yang tidak mungkin bisa saya lakukan misalnya 5 tahun yang lalu.

Dan ya: semua kembali kepada diri kita masing-masing. Apakah kita melihat air bah kemajuan teknologi ini dengan khawatir atau justru antusias? Apakah kita bisa makin cerdas atau malah jauh ketinggalan? Terlalu banyak pilihan yang akan membingungkan Anda semua jika tak punya pegangan kemana akan melangkah.

And let's look at the highest sky. The wings are ready, the sky is blue, the landscape is amazing. The big question is: do you want to fly or not? Have you choosen your genuine dreams or not? It's all depend on you. Not Steve Jobs, Bill Gates, Steve Ballmer or me.

Yes, it's just you and you are, alone.

Comments

Anonymous said…
Terimakasih untuk antusiasnya dan inspirasinya, mas!
Semoga 5-10 tahun lagi Indonesia mempunyai 'Steve Job' juga. Atau bahkan lebih cepat dari itu, who knows...

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat