Ini hanya untuk jadi catatan personal saya aja, pada 26 Agustus 2014 - 9 hari sejak peringatan 69 tahun Kemerdekaan kita - antri bensin di Pom Bensin mengular sampai ke jakan raya, menimbulkan kemacetan. Iya, di Jogja. Di ibukota Propinsi DI Yogyakarta. Sampai tengah malam, antrian itu masih setia. Masih sampai jalan raya. Di jantung kota Yogyakarta. Bagaimana jika di pinggiran kota, di kota-kota yang akses ke pusat layanan jauh, di luar Jawa, di Maluku, di Papua? Harga eceran di kios yang biasanya Rp 7.000,- per liter melonjak jadi Rp 10.000,- per liter. Itu pun banyak yang kosong stoknya atau antrinya banyak. Premix di Pom Bensin yang harganya Rp 11.500,- pun antrinya gak kalah paaanjaaaaang...
Negeri ini, di usianya yang ke-69 masih harus belajar banyak tentang manajemen sumber daya alam yang efektif dan berkeadilan. Negeri ini masih harus belajar banyak tentang pentingnya untuk tidak rakus dan mengelola nafsu menghabiskan nikmat Tuhan di buminya yang kaya raya. Negeri ini masih harus banyak belajar untuk bersyukur, agar tak timbul chaos saat segala sesuatu menyangkut kebutuhan dasar rakyat mulai tak terkendali.
Malam ini saya muter 2 kali nyari bensin ke kurang lebih 5 pom bensin Pertamina dan lebih dari 10 kios Pertamini. Dan nggak dapat bensin. Saya pulang dengan bensin yang tersisa sedikit di tangki. Tapi saya tetap belajar bersyukur. Saya memang gak dapat bensin. Tapi saya dapat tulisan ini, yang memecah kebuntuan setelah berbulan-bulan blog ini kosong tak terisi. Barter yang lebih dari adil.
What a wonderful night :)
Negeri ini, di usianya yang ke-69 masih harus belajar banyak tentang manajemen sumber daya alam yang efektif dan berkeadilan. Negeri ini masih harus belajar banyak tentang pentingnya untuk tidak rakus dan mengelola nafsu menghabiskan nikmat Tuhan di buminya yang kaya raya. Negeri ini masih harus banyak belajar untuk bersyukur, agar tak timbul chaos saat segala sesuatu menyangkut kebutuhan dasar rakyat mulai tak terkendali.
Malam ini saya muter 2 kali nyari bensin ke kurang lebih 5 pom bensin Pertamina dan lebih dari 10 kios Pertamini. Dan nggak dapat bensin. Saya pulang dengan bensin yang tersisa sedikit di tangki. Tapi saya tetap belajar bersyukur. Saya memang gak dapat bensin. Tapi saya dapat tulisan ini, yang memecah kebuntuan setelah berbulan-bulan blog ini kosong tak terisi. Barter yang lebih dari adil.
What a wonderful night :)
Comments