Skip to main content

Kunci Sukses Bisnis 6

Setelah begitu lama tak beroleh kesempatan untuk meneruskan seri Kunci Sukses Bisnis ini, Alhamdulillah Allah berikan kesempatannya malam ini di kamar 407 Hotel Ciputra Semarang, di sela-sela persiapan saya untuk seminar 'Sold Out Ideas' bersama Beswan Djarum besok pagi. Malam yang dingin dan sepi, saya pun memaksa jari-jari pemalas ini untuk mulai mengetik.

Saya mulai dengan cerita beberapa kejadian, yang membuat saya sedih.

Cerita pertama tentang seorang kawan saya sebut saja A, yang punya saudara sudah terkena kanker stadium 4, tingkatan paling parah dan sisa waktu hidupnya sudah dihitung kurang dari 2 minggu. Yang kedua kawan saya bernama B, yang punya istri sedang mengandung dan telah didiagnosa dokter dengan kemungkinan keguguran. Yang ketiga kawan saya lain lagi sebut saja C, mengalami masalah menyangkut tiadanya pekerjaan (pengangguran), istrinya yang sakit-sakitan dan keluarganya yang miskin papa. 

Untuk ketiga kawan saya itu, saya pernah menyampaikan pada mereka tentang perlunya bersedekah, secepatnya dan dalam jumlah yang cukup (baca: sebesar mungkin) mengingat ukuran masalah yang sedang dihadapi. Saya bilang: jika emang saran saya cocok silakan diikuti jika tidak ya ditinggalkan saja.

Dan beberapa saat kemudian kabar yang sampai ke saya dari A, saudaranya yang terkena kanker akhirnya meninggal. Dari B, istrinya keguguran dan tentang C, istrinya malah harus opname di rumah sakit. Saya shock mendengar kabar-kabar itu.

Saya coba cari informasi, ada satu hal sama yang dilakukan ketiganya: mereka memang sudah bersedekah tapi kemungkinan tak cukup jumlahnya sehingga tak kuasa menahan bala' atau malapetaka yang sedang dihadapi.

Mereka tak cukup punya keyakinan bahwa sedekah bisa menyembuhkan penyakit (untuk kanker), memanjangkan umur (mencegah keguguran) dan membuka pintu rejeki (untuk pengangguran dan kemiskinan). 

Bahkan sampai kesedihan itu berlalu, mungkin mereka masih juga belum bisa menerima pengertian dasar sedekah bahwa secara logika akan tidak percaya: wong sakit kanker kok diobati sedekah? Mana bisa, lalu darimana mengobatinya, virus kankernya itu kan harus dikemoterapi, diminumin obat, mana bisa malah ngasih sedekah ke orang lain? Hubungannya apa?

Ini keguguran sudah takdir Tuhan, kita manusia hanya bisa menerima dan pasrah, ikhlas menjalani takdir-Nya. Lagipula emang faktor kesehatan penyebabnya bukan karena sedekahnya kurang. 

Satu lagi kawan C, darimana saya sedekah Mas? Makan anak istri aja tidak teratur, beli obat tidak mampu, tiap hari keluarga mengeluh saya suami yang tidak mampu cari nafkah. Saya seharusnya yang diberikan sedekah, bukannya malah diminta sedekah.

Tapi bukankah kesembuhan, umur dan kekayaan semua itu sumbernya hanya dari Allah? Mengapa kita malah terkungkung pada logika (itupun lebih sempit lagi: otak kiri) semata-mata sehingga stress karena tak kuat menanggung beban hidup?

Begitulah, jika tanpa keyakinan dan iman yang penuh pada Allah: ilmu berbagi yang luar biasa ini tak akan ada dan terasa manfaatnya. Kunci sukses bisnis keempat yang saya akan share adalah berbagi lewat zakat dan sedekah.

Untuk melindungi harta kekayaan kita, kuncinya ada di zakat yang 2,5% itu. Dan untuk mengembangkan dan menambah jumlahnya lewat sedekah yang seminimalnya 10% dari pendapatan kotor kita, syukur-syukur bisa 50% biar kenaikan kekayaannya lebih ngebut kayak lewat jalan tol. Tapi secara manusiawi tentu saja berat, saya juga sama dengan Anda sekalian masih belajar.

image pinjem dari http://infokorupsi.com/datafile/id/images/korupsi/p4b76036d33c9c_sekolah-miskin1.jpg

Yang saya pelajari, kuncinya adalah konsistensi. Usahakan tidak ada satu haripun yang tidak bersedekah, biarpun seribu rupiah. Belajar dari Billi Lim (penulis buku best seller 'Berani Gagal') jika ingin dapat uang lebih banyak maka sedekahkan uang yang ada. Jika ingin dapat ilmu lebih tinggi maka sedekahkan ilmu yang kita dapatkan. Kalau ingin A berlimpah, maka sedekahkan A yang ada sekarang. Kalau ingin panjang umur, Billi Lim seringkali pergi ke tempat pemotongan hewan dan membeli beberapa hewan untuk ia perpanjang hidupnya.

Dan pada hari-hari atau momen tertentu, bersedekahlah dalam jumlah besar. Jika sedekah kecil atau sedang itu reguler, sedekah besar ini semacam lari sprint yang membuat jalan maraton menuju sukses lebih cepat dilalui. 

Misalnya setiap Jumat sedekah Rp 100.000,-, saat baru terima gaji langsung potong 10%. Jika gajinya Rp 5 jt maka sedekahnya Rp 500 rb. Saat menang tender langsung potong 10% dari proyeksi keuntungan. Belilah kambing atau sapi untuk qurban Idul Adha.

Sedekah besar itu ukurannya apa? Ukurannya adalah yang di hati rasanya berat mengeluarkan: itulah ukuran sedekah yang besar. Kalo dari jumlah rupiah pasti beda tiap orang.

Banyak sudah cerita nyata bertebaran tentang keajaiban sedekah. Bagaimana sebuah Blackberry Bold seharga Rp 4,5 jt diperoleh dengan menyedekahkan Nokia E52 senilai Rp 1,2 jt. Sedekah Rp 4 jt kepada panti asuhan dan yatim piatu diganti Allah kontan Rp 40 jt. Biaya pembayaran haji yang Rp 40 jt, diganti Allah persis Rp 40 jt dari panenan hanya 2 bulan setelahnya. Sedekah Rp 200 rb telah menghindarkan operasi polip senilai Rp 7,5 jt. Sedekah Jumat Rp 100 rb diganti Allah Rp 1 jt seminggu kemudian. Sedekah lg Rp 100 rb di hari Jumat diganti lagi Rp 3,5 jt seminggu kemudian. Dan seribu satu kisah lainnya.

Di tulisan ini saya tidak akan berpanjang-panjang cerita kisah nyata lagi, cukup sudah bukti-bukti. Tinggal keyakinan kita untuk mengerjakan sesuatu yang jika kita tak yakin: akan dirasakan sebagai resiko.

 image pinjem dari http://www.primaironline.com/images_content/2009629warga miskin.jpeg

Contohnya ini tantangan buat saya sendiri: Bagaimana mendapatkan rumah senilai Rp 400 jt tapi tanpa kredit, tanpa beli dengan uang sendiri, tanpa hutang. Jika kredit per bulan seperti orang-orang lain, saya rasakan gak ada seninya, kurang menantang.

Jadi modal saya hanya iman, ikhtiar dan sedekah. Alhamdulillah saya udah jalani kurang lebih 6 bulan dan belum terkabul. Saya masih teruskan perjalanan ini, saya usahakan tambah terus sedekahnya. Sudah ketemu foto rumahnya, bentuknya sudah terbayang tinggal kekuatan tekad dan kesabaran saya untuk meng-convert keyakinan itu menjadi kenyataan. The law of attraction. Saya percaya, terwujudnya impian ini adalah dari arah yang saya tidak pernah sangka-sangka.

Kapan bisa diwujudkan? Target saya paling lama satu tahun lagi atau Juni 2011. Terlalu percaya diri? Insya Allah tidak, saya pernah mendapatkan Hp Nokia tanpa beli, Blackberry Bold tanpa beli, hanya modal iman pada Allah dan sedekah sekuatnya saja. Keyakinan dan ikhtira saya ini akan jadi permainan yang menarik.

Teman-teman boleh tidak setuju dengan yang saya tuliskan ini: semuanya berpulang pada keyakinan masing-masing. Seperti kata saya pada teman-teman saya dan mereka tidak lakukan: jika dirasa logis boleh diikuti tapi jika dianggap mengada-ada ya tinggalkan saja.

Sesungguhnya pada Allah-lah segala takdir terbaik dan keajaiban kita mintakan. Innama amruhu idzaa arodza syai'an. Ayyakulalahuu kun faya kun. Kita memang terbatas, tapi Allah Tak Terbatas. Kita mungkin sekarang miskin, tapi Allah Maha Kaya. Allah ijinkan kita menggapai dunia-Nya dengan cara-caranya yang luar biasa baik dalam kehidupan  bisnis, keluarga maupun personal, kita tinggal ikuti petunjuk-petunjuk-Nya.

Tapi jika suatu hari nanti kita telah genggam harta dan kekayaan itu, kita harus melepaskannya, merelakannya, mengikhlaskannya: bahkan sebelum kita mati menghadap-Nya. Kapan?

Kita boleh memiliki kekayaan sebesar-besarnya, jadi ranking 1 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes atau punya pesawat terbang 100 jumlahnya. Tapi sekali-kali, itu semua hanya duniawi. Hati dan iman kita tak boleh terpikat padanya, hati dan iman kita hanyalah untuk Allah, Sang Pemilik Segala. Waktunya Ia memanggil, kita harus datang, meninggalkan dunia seisinya di belakang kita. Hanya selembar kain putih yang menemani kita menghadap-Nya.

Kapan? Dimana? 

Insya Allah saya akan bahas lanjutannya pada Kunci Sukses Bisnis berikutnya. Jangan bosan menunggu karena orang sabar disayang Tuhan dan dibenci setan. 

Semoga sukses dan berkah untuk upaya kebaikan teman-teman sekalian. Ketemu lagi secepatnya, mohon doanya untuk selalu diberi kekuatan super agar bisa terus sharing dan berbagi kebaikan, bersama-sama menjadi rahmatan lil 'alamiiin


Comments

Nico Wijaya said…
saya setuju! banget! the power of giving. alhamdulillah sudah banyak terbukti.

dalam sedekah, sesekali saya seperti orang investasi, milih-milih mana yang berbuah dan daunnya banyak. ya buat bekal besok :D
iqbal rekarupa said…
ikut :)
naga said…
Great..!!!

Memang bener mas, keyakinan itu yang harus ditumbuhkan!

very inspired!

fans of u..
Ardian Fauzi said…
nice,,, mantabs sekali bang arief,,, tulisan mas, bisa menjadi renungan dalam diri saya,,, thx mas
keseimbangan dalam kehidupan membuat kita lebih percaya bahwa Alloh itu ada..
keren mas,,,pengen rasanya saya ngobrol banyak dengan mas Arief..
mudah2an kalo Caraka nanti ketemu, kita bisa ngobrol bareng,,
BTW, mampir ke blog ku mas...mudah2an berkenan...
http://kangzhavratulistulis.blogspot.com/
ardhev said…
yup,inspiring..salut,..salam kenal
Konsultan IT said…
Bismillahirohmanirrohim...
Menjadi rahmatan lil 'alamin adalah satu-satunya alasan Islam diturunkan Allah.
Dengan bersedekah, maka seorang muslim sedang menyempurnakan hidup dan ibadahnya.

Bersedekah tidak harus materi, tapi juga keikhlasan. Ikhlas bahwa harta, tenaga, kehadiran kita adalah titipan Allah yang harus dimanfaatkan seluas-luasnya, ikhlas bahwa kita adalah figur yang bermanfaat dalam hidup bukan sekedar mencari manfaat atau dimanfaatkan. Ikhlas, bahwa Allah dan sajalah yang menjadi tujuan dan hanya Allah satu-satunya yang akan mengembalikan kebaikan tersebut.

Semoga harta, senyum, keramahan, pertolongan, atau apapun bentuk sedekah kita hari ini mendapat ridho Allah dan Allah berkenan meridhoi terwujudnya keinginan kita.
Aminnn...
bernie said…
Assalamu'alaikum mas Arief,
Asli gek ngerti blog mu sing iki mas, Subhannallah sangat menyentuh hati, nggo aku sing adoh seko ibadah :-D, mas ijin copas boleh? biar yg tulisanmu ini jg membawa kebaikan buat teman2ku yg lain.
nuwun
koeshariatmo said…
terimkasih sudah mengingatkan..semoga allah membalas apa yang mas tulis dengan memaksa jari2 yang malas itu untuk memberikan pencerahan bagi orang lain..

amin
Unknown said…
inspiratif bgt mas..sy tunggu kunci sukses bisnis selanjutnya...
subhanallah..
setuju sekali pak arief..so great n inpiratip bgt..
(sy yudi,pak.yg wktu itu ktemu di pengajian ust.Yusuf mansyur di Undip)
ifan said…
assalamualaikum semua...
kalimat yang paling saya ingat "dahulukan jadwal waktumu untuk Allah, maka Allah akan mengatur jadwal hidupmu sebaik2nya". ini juga yang sering saya dengar dari Ayah saya tapi mas Arief menjabarkannya dengan lebih luas.
Sekedar tambahan, beliau jg bilang: "mintalah hanya pada Allah, apa saja, kl perlu sambil nangis !". Saya pernah nangis sejadinya di tengah malam krn ingin punya laptop, dua minggu kemudian ACER4736 ada di tangan saya. Terima kasih mas Arief atas sharenya, salam kenal.
fachmy casofa said…
mencerahkan mas,,,, aku sampai gerimis hatiku...

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Dari Google Untuk Indonesia

Jika Google aja peduli untuk mengingatkan kita semua bahwa hari ini - 17 Agustus 2009 - bangsa besar ini sedang merayakan hari kemerdekaannya, apa bentuk kepedulian kita pada kemerdekaan kita sendiri? Tidak usah buru-buru menjawab. Mari kita lihat di cermin masing-masing, apakah sebentuk sosok yang nampak di hadapan kita itu sudah cukup berbuat untuk bangsanya sendiri, untuk sebuah kata yang membuat kita takjub: INDONESIA. Yang sudah terlanjur ya sudah. Saatnya menatap tajam ke depan, menunjukkan pada dunia sebuah pekik yang takkan tertelan oleh jaman, yang akan bergema 1000 tahun bahkan lebih lama lagi: MERDEKA! Lalu kita wujudkan pekik itu dalam gerak hidup kita selanjutnya. Dengan kemandirian dan keberanian. Jangan lagi kita mempermalukan para pendahulu kita, para pejuang yang gagah berani mengusir penjajah.  Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan. Kemerdekaan justru awal bagi perjalanan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, yang kita banggakan bersama.

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena