Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika seorang faqir lapar berpapasan dengan Anda dan di dompet Anda tersimpan uang 300 ribu rupiah sementara kebutuhan Anda 500 ribu rupiah sehingga Anda terdiam membiarkannya pergi berlalu?
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika Anda membelikan hp anak Anda senilai lebih dari sejuta rupiah sementara saat temannya yang tak punya apa-apa mencoba meminjam hp itu anak Anda tak meminjamkannya?
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika Anda menghadiri seminar motivasi mahal dengan pembicara internasional dari pagi sampai sore tapi Anda tak ingat sedikitpun waktu Dhuhur dan Asar yang lewat di sela kutipan kata-kata mutiara yang disampaikan pembicara?
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika mobil Anda melaju di kampung-kampung becek kumuh melewati kaum miskin karena Anda menghindari kemacetan jalan besar?
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika anak Anda minta dibelikan buku tulis tapi uang terakhir Anda sudah terlanjur disedekahkan pada seseorang di jalan pulang menuju rumah?
Mari kita bercermin.
Daftar di atas bukan pertanyaan benar salah. Ini pertanyaan yang akan menuntun kita untuk memilih dengan bijak setiap pilihan yang hadir di hadapan kita. Kebaikan dan keburukan bisa setipis silet perbedaannya. Percayalah bahwa mengikuti hati nurani itulah yang terbaik, meskipun pasti bukan yang termudah. Siapa Anda sesungguhnya akan terbaca dari jawaban-jawaban Anda atas pertanyaan di atas.
Seperti yang dikatakan oleh seorang bijak, lidah memang bisa bersilat tapi kejujuran hati lebih memikat.
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika Anda membelikan hp anak Anda senilai lebih dari sejuta rupiah sementara saat temannya yang tak punya apa-apa mencoba meminjam hp itu anak Anda tak meminjamkannya?
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika Anda menghadiri seminar motivasi mahal dengan pembicara internasional dari pagi sampai sore tapi Anda tak ingat sedikitpun waktu Dhuhur dan Asar yang lewat di sela kutipan kata-kata mutiara yang disampaikan pembicara?
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika mobil Anda melaju di kampung-kampung becek kumuh melewati kaum miskin karena Anda menghindari kemacetan jalan besar?
Apakah di hati Anda akan terbit perasaan bersalah ketika anak Anda minta dibelikan buku tulis tapi uang terakhir Anda sudah terlanjur disedekahkan pada seseorang di jalan pulang menuju rumah?
Mari kita bercermin.
Daftar di atas bukan pertanyaan benar salah. Ini pertanyaan yang akan menuntun kita untuk memilih dengan bijak setiap pilihan yang hadir di hadapan kita. Kebaikan dan keburukan bisa setipis silet perbedaannya. Percayalah bahwa mengikuti hati nurani itulah yang terbaik, meskipun pasti bukan yang termudah. Siapa Anda sesungguhnya akan terbaca dari jawaban-jawaban Anda atas pertanyaan di atas.
Seperti yang dikatakan oleh seorang bijak, lidah memang bisa bersilat tapi kejujuran hati lebih memikat.
Comments
hehehe...
memang benar..
sering2 lah kita mendengarkan kata hati..
karena hati selalu membawa pada kebenaran...
;-)
saya bingung mau ngomong apa...
cuman apik adalah kata yang paling mewakili...
duh, kalo sering merasa bersalah tapi ngga kunjung menjadi tindakan, gimana, mas?