Kita hidup di negeri seolah-olah. Negeri nampaknya. Negeri kosmetik. Negeri packaging. Negeri di luar A, di dalam B. Negeri yang mengutamakan tampilan, kemasan, topeng. Sambil melupakan pentingnya nukleus, pentingnya content, pentingnya kejujuran. Jujur sudah jadi barang langka, tapi mungkin tak banyak di antara kita yang merasa kehilangan. Karena tak terasa, karena bahkan sudah terbiasa dengan ketidakjujuran. Kalau mau jujur malah dianggap aneh, dianggap ketinggalan jaman, dianggap sisa-sisa budaya masa silam. Lihatlah buktinya yang jelas-jelas dan tak terbantahkan. Ketidakjujuran nongol tanpa tedeng aling-aling. Koalisi Merah Putih ternyata tidak merah putih. Koalisi Hebat ternyata tidak hebat. Partai Demokrat, ternyata tidak demokratis. Partai Golongan Karya ternyata tak ada karyanya. Partai Persatuan Pembangunan ternyata malah tak bisa bersatu. Nah, jujur pada nama sendiri itu penting kan? Dan tidak mudah kan? Itulah mengapa Gerakan Jujur Barengan sangat penting untuk Indonesi...