Skip to main content

Ide yang Mengubah Dunia

Kita harus membentuk ide-ide dasar dari realitas alam
dengan pemikiran dan kreativitas kita.
Dengan itu kita akan menandai sejarah,
tidak sekedar larut di dalamnya.


- Steve Jobs, former CEO Apple Inc. -

Kisah mengenai bagaimana sebuah ide sederhana akhirnya membuat dunia yang kita tinggali ini menjadi tidak pernah sama lagi dengan sebelumnya, biasanya akan menjadi kisah yang inspiratif, menggugah kesadaran kita, menyalakan passion di hati kita yang terdalam, bahkan sampai menitikkan air mata.

Tapi biasanya juga: umur inspirasi itu tak panjang.

Beberapa saat setelah cerita itu berlalu dan kita mulai menggeluti lagi dunia dan segala permasalahannya sehari-hari, api itu pun memudar. Kesadaran itu menguap. Passion itu meredup dan padam. Kita pun menjelma kembali menjadi orang-orang biasa, orang-orang pada umumnya. Menjalani hidup dari pagi ke pagi lagi dengan jadual yang telah ditentukan, begitu-begitu saja melewati jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Tubuh kita berjalan, bergerak dan bekerja kesana-kemari memperjuangkan mimpi-mimpi di luar diri kita, sementara jiwa kita gersang, hati nurani tak lagi mendapat tempat tertinggi dalam tubuh yang lelah, dalam pandangan mata yang kosong tanpa daya.

Maka jumlah orang-orang yang bersedia memperjuangkan ide-idenya sepenuh hati sangatlah sedikit. Sebagian besar dari kita memilih menyerah di awal atau pertengahan perjalanan karena tak sanggup menanggung resiko untuk berbeda, untuk disalahpahami, untuk dicemooh, untuk dikritik dan difitnah. Mayoritas kita tak cukup kuat untuk menelan hinaan-hinaan itu, perlakuan yang merendahkan itu, sehingga memilih menukarkan inner voice (suara hati) itu dengan kenyamaan, ketenangan, ketentraman. Secara tak sadar, kita bahkan mulai ikut-ikutan mengatakan bahwa keajaiban yang dibawa oleh setiap ide baru adalah sesuatu yang tidak logis, tidak masuk akal, karena saat menjalaninya tanpa hasrat, kita pernah gagal dan menolak bangkit. Ide-ide itu terlihat terlalu tinggi dan sia-sia karena kita tak pernah serius memperjuangkannya.

Bahkan pun saat engkau telah berniat untuk mengubah dunia, lalu menghidupkan siang dan malammu untuk mengejar itu, belum bisa jadi jaminan bahwa engkau akan mencapainya di ujung umurmu.

Alam semesta ini punya mekanisme seleksi alam yang kejam tapi adil. Engkau yang tak sungguh-sungguh bersedia bersikap kejam pada dirimu sendiri untuk memperjuangkan terwujudnya ide-ide besar yang kau yakini, akan diperlakukan dengan kejam tanpa basa-basi oleh realitas, oleh hukum sebab akibat, bahkan oleh akal sehatmu sendiri.

Kecuali jika engkau termasuk orang-orang jenius. Yang setahu saya, bukanlah merupakan keturunan.

Apple Computer dalam iklan legendarisnya tahun 1997 Think Different mencatat nama-nama ini: Albert Einstein, Bob Dylan, Martin Luther King, Jr., Richard Branson, John Lennon, Buckminster Fuller, Thomas Edison, Muhammad Ali, Ted Turner, Maria Callas, Mahatma Gandhi, Amelia Earhart, Alfred Hitchcock, Martha Graham, Jim Henson, Frank Lloyd Wright, Pablo Picasso.

Tentu masih ada jenius-jenius lainnya yang tak tercatat di iklan ini. Termasuk Steve Jobs, CEO Apple sekaligus kreator iklan tersebut yang bahkan sempat merekam suaranya sendiri sebagai narrator.

Copy writing
iklan ini sungguh menggetarkan hati:

Here’s to the crazy ones. The misfits. The rebels. The troublemakers. The round pegs in the square holes. The ones who see things differently. They’re not fond of rules. And they have no respect for the status quo. You can quote them, disagree with them, glorify or vilify them. About the only thing you can’t do is ignore them. Because they change things. They push the human race forward. While some may see them as the crazy ones, we see genius. Because the people who are crazy enough to think they can change the world, are the ones who do.
 
Lihat iklannya disini

Jenius adalah orang-orang yang mampu mempertanggungjawabkan kegilaannya. Dan jumlah mereka adalah minoritas. Tanpa kemampuan untuk mempertanggungjawabkan ‘keanehannya’, maka posisi orang-orang yang berbeda dan dianggap gila itu akan dipinggirkan, dijauhkan dari kehidupan sehari-hari yang normal karena dianggap pengganggu keharmonisan dan ketertiban.

Seringkali orang-orang besar yang mengubah dunia, melakukannya tanpa niat yang besar, mereka menggelinding begitu saja mengikuti kata hatinya, melakukan apapun yang mereka lakukan dengan suka cita lalu... Bummm!!!

Dunia pun berubah karena hal-hal sederhana yang mereka lakukan, diiringi dengan kebetulan-kebetulan dan dukungan yang mengalir deras dari arah yang tak pernah mereka perkirakan. Setiap kisah kesuksesan bisnis dan kehidupan, tidak lebih tidak kurang, menggambarkan dukungan alam semesta yang aneh seperti itu.

Kalau balik lagi ke beberapa puluh tahun silam saat fajar industri komputer menjelang, Apple Computer dan Microsoft-pun melewati fase yang sama. Juga Starbucks, lalu Google, Facebook, yang termutakhir Twitter.

Benar bahwa sungguh sangat penting untuk berfikir besar - seperti kata Steve Jobs - to put a dent in the universe - tapi apa yang kemudian sungguh-sungguh mengubah dunia ini dengan kehadiran pemikiran dan tindakan kita adalah sesuatu yang sangat sederhana.

Dunia ini penuh dengan kebisingan dari orang-orang yang teriak ramai tentang hal-hal yang tidak penting, hal-hal sampah yang makin menggunung dan menyesakkan mata hati kita. Sampah-sampah yang dikemas dengan bungkus yang mewah, glamour, indah dan menggoda iman. Sampah-sampah yang diiklankan sebagai kebutuhan nomer satu dan bukti kesuksesan tertinggi. Sampah-sampah yang menggiurkan dan menjadikan kita konsumen rakus yang membeli hal-hal yang tak kita butuhkan.

Tengoklah sampah-sampah itu: sinetron kejar tayang, infotainment gosip, politik kekuasaan, iklan-iklan tanpa kedalaman makna, pengajian yang menidurkan jamaahnya, mereka yang mengaku membela agama tertentu sementara tingkah lakunya justru merusak apa yang dibelanya.

Lawanlah kebisingan itu. Dengarlah suara lirih dalam hatimu. Lalu berjuanglah sekeras mungkin untuk mengikutinya. Memperjuangkan ide-ide yang kau yakini justru karena ditolak orang lain, justru karena dicemooh dan dijauhi.

Engkau – dan siapapun yang punya kemauan – bisa menjadi bagian dari orang-orang besar yang dicatat oleh dunia dengan tinta emas. Selama engkau bersedia membayar ‘harga’nya. Selama engkau bersedia menggenggam erat ide-idemu dan memperjuangkannya sepenuh hidupmu.

Suatu hari kelak - saat waktunya tiba - engkau akan menjadi gila. Atau legenda. 


Image sources:
http://www.icouple.sg/blog/wp-content/uploads/2007/04/apple_think_different.jpg
http://www.iphonespecialist.com.au/_/rsrc/1317883989663/steve-jobs-think-different-tribute-video/Steve-Jobs-1955-2011.png

Comments

Tri Damayantho said…
Saya suka yang ini mas 'Apple is like a ship with a hole in the bottom, leaking water and my job is to get the ship pointed in the right direction'. - seperti bercanda, tapi sangat dalam maknanya bagiku, ini seperti "perjuangan tanpa akhir" walaupun kita tenggelam, tapi arah kita sudah benar..
M. Alam Nugraha said…
Suatu hari kelak - saat waktunya tiba - engkau akan menjadi gila. Atau legenda. - Great Quotes

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Al Fatihah Cahaya Kehidupan

Hidup kita ini diawali dengan kesederhanaan dan akan diakhiri dengan kesederhanaan. Sehingga cara terbaik untuk menjalaninya pun dengan kesederhanaan. Manusia seringkali menilai penampilan luar yang jika kita mengikuti penilaian itu akan memboroskan jiwa raga. Tapi Allah melihat ke dalam hati kita, ke kesejatian, ke kesederhanaan. Hal sederhana yang sangat dekat dengan keseharian kita sebagai muslim adalah Surat Al Fatihah yang kita baca minimal 17 kali sehari dalam sholat. Insya Allah jamaah sekalian telah hafal luar kepala bacaannya beserta artinya. Tapi dalam kesempatan ini, saya akan mencoba mengupas makna ayat-ayat indah dalam Surat Al Fatihah ini dari sudut pandang saya, sudut pandang yang sehari-hari, yang sederhana. Tapi sebelumnya saya akan menceritakan sebuah kejadian nyata yang berhubungan dengan Surat Al Fatihah, yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Malam itu jam 20.00 saya dan Mas Andika DJ (CEO Syafaat Marcomm) harus ijin pulang dulu dari sebuah rapat di