Skip to main content

Menghajar Kemalasan

Bagaimana jika tulisan yang jelek nongol di blogmu? Bagaimana jika para pengunjung membacanya lalu memutuskan untuk tak mau lagi mengulang kunjungannya? Bagaimana jika apa yang kau tuliskan ternyata salah data atau salah fakta? Bagaimana jika engkau tak punya ide apa-apa, lalu apa yang harus dituliskan? Bagaimana jika blog sudah terlalu lama nganggur sehingga berdirilah tembok tinggi yang angkuh menghalangi hasrat untuk mulai menulis lagi?

Kekuatiran-kekuatiran seperti inilah yang sering menghinggapi setiap blogger untuk mulai lagi menggoyangkan jarinya di tuts keybord, keypad atau capasitive screen. Bukan kekuatiran yang berlebihan memang, karena ini real. Nyata. Dan umum dialami oleh banyak orang yang kesulitan untuk memelihara kedisiplinan posting. 

Logika yang lalu muncul: jika sampai tak tahu apa yang akan dituliskan, masa' kita paksain menulis juga? Nanti malah mengada-ada, malah tak berguna alias sia-sia. 

Sejujurnya, perasaan masygul seperti inipun hinggap juga di saya. Saya pun terjangkit penyakit enggan ngeblog. Saya pun beberapa kali kalah oleh kemalasan. Saya juga manusia biasa yang iman ngeblognya naik turun. Nah, di sinilah sesungguhnya perbedaan para pejuang blogger dan blogger-blogger biasa.

Mereka akan memaksakan diri menulis walaupun merasa tak dalam kondisi terbaik untuk menulis. Walaupun tak sedang ingin menulis. Motion creates emotion. Bergeraklah saja dulu nanti suasana hati akan mengikuti. Misalnya engkau ngantuk. Kalau tak melakukan apa-apa, engkau pasti akan tertidur sebentar lagi. Tapi coba paksakan untuk berlari, walaupun berat. Engkau pasti takkan mengantuk. Mana ada orang berlari bercucuran keringat sambil ngantuk?

Dalam bahasa saya, putus asa dalam sebuah usaha menggapai mimpi, harapan dan keinginan itu boleh. Tapi teruslah bekerja dalam keputusasaan itu. Selamat mengisi kemalasan Anda dengan produktivitas.


Comments

setuju mas... kalo saya suka ngomong sendiri mas, ayo dilawan, dilawan, dilawan!!! lagian kata Pramoedya Ananta Toer, mood itu diciptakan, bukan ditunggu.. ayo dilawan mas! :D
wahyu aji said…
wah, apik tenan. motion creates emotion. bergerakkkkk..

maturnuwun mas.

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat