Skip to main content

TDA di Wedangan Special ADGI Jogja

Rabu, 16 Februari 2011 pukul 19.30 WIB, Wedangan creative sharing creative giving special #5 terlaksana dengan suasana yang agak berbeda dari sebelumnya dikarenakan perlengkapan tambahan seperti kamera video dan perangkat live streaming yang akan merekam momentum bersejarah tersebut.

Dalam ruangan yang telah dipenuhi oleh sekitar 80an kawan-kawan yang hadir, Iqbal Rekarupa, Ketua ADGI Yogyakarta Chapter mempresentasikan apa dan mengapa Wedangan creative sharing creative giving itu ada. Selanjutnya acara tersebut dipandu oleh moderator M. Arief Budiman (program director ADGI pusat) dan inti acarapun dimulai.


Badroni Yuzirman (pendiri dan dewan penasehat TDA pusat, owner Manet Vision dan Actual Basic) memaparkan kisahnya. Berawal dari tiga toko busana muslimnya di Tanah Abang yang diterpa masalah bertubi-tubi, Mas Roni menyikapinya dengan kembali pada titik nol secara ikhlas. Di sanalah akhirnya Mas Roni menemukan solusi dari pola pikir kreatif yaitu menjadikan masalah yang hadir sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Tahun 2004, jualan via online adalah solusi yang dipilih untuk menjadikan waktu yang terbuang di perjalanan menuju outlet menjadi 0 menit, karena dapat memulai bekerja dari rumah. Di sela waktunya, ia berusaha memenuhi tugas mencari nafkah, juga mengembangkan bakat menulis di blog untuk menularkan pengalaman, dan dari situlah gagasan membentuk komunitas TDA muncul. 

Niat yang baik tersebut direspon positif oleh banyak kalangan, sehingga dari waktu yang singkat TDA mampu mengumpulkan banyak orang untuk menjadi member (jumlahnya sekitar 15.000 member) dan mau berbagi satu sama lain.


Try Atmojo (Direktur dan Business Development  Raxzel Creative dan Direktur TDA) menjelaskan, bahwa dalam dunia apapun khususnya bisnis, networking atau jaringan mutlak dibutuhkan. Networking bisa dicari dimanapun, salah satunya adalah di komunitas. TDA adalah salah satu komunitas yang telah dirasakan manfaatnya, sebagai ruang belajar, berbagi bahkan pasar dai produk yang dikembangkan. Dalam bisnis distro and clothing-nya melalui TDA, Mas Try menemukan solusi bisnis online dan mendapat manfaat berlipat.

Saptuari Sugiharto, pemilik Kedai Digital yang telah memiliki 52 gerai di 36 kota serta meraih Indonesia Young Entrepreneur Franchise & Business Opportunity Award 2010. Mas Saptu menyampaikan bahwa dalam berbisnis sangat penting untuk menjaga kredibilitas agar kepercayaan yang telah diberikan konsumen dapat terjaga, sehingga bisnis tersebut mampu bersaing saat banyak pihak yang mulai meniru yang kita lakukan dengan menjual produk/jasa serupa. Untuk terus maju, kita harus terus berinovasi, lebih cepat daripada kemampuan follower menjiplak ide kita.


Satya Brahmantya, Product Designer PT. Lunar Cipta Kreasi Yogyakarta yang fokus pada bisnis export furniture dengan konsep green dan sustaineble design menyampaikan bahwa, setiap komitmen yang dilakukan dengan konsisten maka suatu saat akan memetik hasilnya secara maksimal. Bram mengaku tidak memiliki kemampuan matang di bidang enterpreneur, tapi ia yakin mampu menghasilkan karya yang berkonsep dan artistik. Kesungguhannya ini membuahkan hasil dimana owner akhirnya merekrutnya sebagai salah satu pemegang saham.

Stay hungry, stay foolish” kutipan dari Steve Jobs pun disampaikan oleh moderator sebagai penanda usainya Wedangan Special #5. Sampai jumpa lagi dengan Wedangan berikutnya :)

*Tulisan oleh: Iqbal Rekarupa, Chairman ADGI Yogyakarta Chapter, aslinya berasal dari sini

Comments

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat