Skip to main content

Lima Butir Kacang Ajaib


















Image pinjem dari http://images.mrbubba2002.multiply.com/image/2/photos/395/1200x1200/17/IMG-4967.JPG?et=qPdvjsUTUz%2C13G7sGq6lzg&nmid=111996576

Menjelang sore, sekitar jam 4. Saya sedang dalam perjalanan untuk balik ke Jogja dari kantor Jakarta. Di Gambir, saya pun antri dan mendapat tiket pulang malam itu, jam 8. Karena keberangkatan masih lama, saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Monas sambil menunggu Maghrib tiba. Kebiasan untuk refresh begini, menurut saya penting setelah kita didera pekerjaan yang menguras otak habis-habisan. Sejenak melepaskan rutinitas dan menikmati view yang luas, udara yang bersih dan keajaiban sinar matahari sore yang keemasan.

Di sebuah lapangan di depan Monas yang menjulang, saya pun duduk men-defrag otak dan batin saya dengan earphone dan MP3 dari handphone. Damai sekali. Dari kejauhan mendekatlah seorang penjual minuman dan makanan ringan. Karena emang gak bawa bekal, saya pun beli secangkir kopi hitam panas (kopi adalah salah satu minuman favorit saya) dan 2 bungkus kacang bawang goreng sebagai temannya.

Mulailah ritual minum kopi, mendengarkan musik, melihat langit luas, mereka-reka bentuk awan dan mengunyah kacang bawang goreng yang gurih: what a perfect evening! Tanpa sadar, beberapa butir kacang terjatuh di rerumputan. Menjelang kacang bawang habis di tangan, saya menengok ke bawah. Ada 2 butir yang jatuh dan.... dikerubungi oleh puluhan semut dan barisan semut yang lain sedang menuju kesitu.

Melihat itu, iseng saya pun kumat. "Kasihan bener, 2 butir kacang jadi rebutan semut sekecamatan." Saya tambahin lah 3 butir kacang dengan agak disebar agar semut-semuat itu tak rebutan. Maka pasukan semut pun menyebar menuju sasaran.

Dari kejauhan, Adzan Maghrib berkumandang. Kopi saya udah tandas dari tadi, begitupun kacang bawang 2 bungkusnya. Selesailah jadual ritual defrag otak saya. Pasukan semut rupanya harus kerja lembur malam itu. Saya tinggalkan Monas dengan langit lembayung menggantung yang mempesona.

Perjalanan ke Jogja malam itu saya lalui dengan damai dan nyampai besok paginya. Selepas ngantor keesokan harinya, mainlah saya ke tempat Supie, calon istri saya. Saya sudah lupa kejadian sebelumnya, saya tak merasakan ada sesuatu yang sangat spesial dengan episode sore saya di Monas kemarin, saya tidak pernah cerita pada siapapun. Sampai Supie menunjukkan pada saya malam itu: kacang bawang goreng satu toples plastik yang dibelikannya untuk saya! 


















Image pinjem dari http://asri78.files.wordpress.com/2007/04/kacang-bawang-edit.jpg

Saya pun tertegun lalu tertawa terpingkal-pingkal: begini rupanya jika Allah ingin mengajari hamba-Nya. 5 butir kacang itu diganti-Nya dengan setoples kacang, jumlahnya mungkin lebih dari 1000 butir, saya gak ngitung. Allahu Akbar!

Teman-teman sekalian, ini kisah sepele memang. Tapi coba jika kita refleksikan 5 butir kacang ini dalam kehidupan sehari-hari: bisa berupa uang 5 ribuan untuk yang belum makan seharian, 5 ratus ribu untuk orang tua yang tak mampu ngobatin sakit anaknya, 5 baju untuk yang tak berpakaian, 5 buku tulis untuk anak sekolah di desa terpencil, 5 paket beasiswa untuk anak-anak yatim yang tak mampu sekolah, 5 rumah untuk gelandangan usia lanjut, alangkah indahnya hidup dengan semangat berbagi begini.

Dan dengan kuasa Allah, 10 kali atau 70 kali atau 700 kali lipat penggantinya akan segera dibungkus dan diantarkan kepada hamba-Nya yang bersedia menolong hamba Tuhan yang lain yang lebih membutuhkan, lebih susah, lebih kekurangan. 

Ada begitu banyak keajaiban yang akan dihadirkan Allah jika kita mau. Jika kita yakin dan menjalankan petunjuk-Nya. 

Saya ada true story bagaimana sedekah telah mengubah Hp Nokia E63 (seharga Rp 1,9 jt) menjadi Blackberry Bold 9000 (seharga Rp 5 jt) tanpa minta, tanpa beli, tanpa kredit. Diganti begitu saja. Juga cerita-cerita lainnya yang ajaib-ajaib. Insya Allah nanti jika ada kesempatan saya akan bagikan.

Kita mulai aja dulu dengan yang kecil-kecil, dari kita sendiri dan sekarang aja mulainya. Kita punya apa? Kita bisa apa? Siapa yang kita tolong hari ini? Mana harta kita yang tak pernah dipakai sehingga tak jelas gunanya? Buku mana yang telah kita selesaikan baca dan hafal isinya?

Di luar sana banyak yang tak seberuntung kita, bagikanlah kepada mereka agar tersenyum, agar tumbuh persaudaraan, agar hadir kebersamaan. 

Apakah keajaiban juga akan mendatangi teman-teman jika melakukan yang saya lakukan? Saya yakinnya begitu, saya pun dulu niru-niru. Untuk membuktikannya, kerjakan dulu, praktekkan dulu. Jangan kebanyakan makan teori nanti malah ragu-ragu. Yakin, kerjakan dan sabar. Jika waktunya tiba, Anda akan tahu bahwa Allah selalu memegang janji-Nya. Keajaiban akan hadir bahkan melebih impian Anda yang terliar.

Comments

Ali Masadi said…
nice post... penuh makna.. saya juga lagi nyoba nih memperbanyak sedekah..
Ika said…
tulisannya inspiratif k.....
izin share ya k.... :)
thx....
Unknown said…
Halo,
Apakah Anda secara finansial turun? mendapatkan pinjaman sekarang dan bisnis Anda menghidupkan kembali, kami adalah pemberi pinjaman yang handal dan kami mulai program pinjaman untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan peluang bagi orang yang kurang beruntung untuk memungkinkan mereka untuk mengembangkan diri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: (mariasednerloanfirm@gmail.com). informasi debitur mengisi formulir di bawah ini:

Nama lengkap: _______________
Negara: __________________
Sex: ______________________
Umur: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Pinjaman Durasi: ____________
Pinjaman bunga: _____________
Nomor telepon: ________

silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat