Skip to main content

Ikut Asuransi Allah

Apa bedanya asuransi manusia dengan asuransi Allah?

Dengan membayar jumlah tertentu untuk premi asuransi, maka perusahaan asuransi manusia akan meng-cover biaya recovery, pengobatan dan penggantian jika terjadi musibah pada klausul yang diasuransikan. Misalnya: jika bayar premi asuransi kesehatan Rp 200.000,-/bulan (Rp 2.400.000,-/tahun), maka saat kita sakit akan ter-cover biaya pengobatannya sampai maksimal Rp 15.000.000,- Jika tidak sakit ya uang preminya habis (jadi haknya perusahaan asuransi), atau jika sakitnya butuh biaya lebih ya nambahin sendiri.

Yang saya maksudkan sebagai asuransi Allah adalah dengan amalan zakat dan sedekah. Bedanya adalah jika asuransi manusia mengganti setelah musibah, asuransi Allah ini manfaatnya jauh lebih banyak:  
  • Mencegah datangnya musibah 
  • Menyembuhkan penyakit
  • Membuka pintu rejeki 
  • Memperpanjang umur   
Masih ditambah faktor kali 10, 700 bahkan tak terhingga tergantung kasih sayang Allah dan amal kebaikan kita lainnya. Jika misal sedekah kita Rp 2.400.000,- per tahun maka benefit-nya bisa sampai Rp 24.000.000,- ditambah terjaga keselamatan kita di dunia dan akhirat.

Banyak orang berbondong-bondong ikut asuransi karena khawatir masa depannya, anak-anaknya dan hartanya sehingga memperkaya perusahaan asuransi yang sekarang malah ruwet terlilit krisis moneter dunia. Lihat apa yang terjadi pada perusahaan asuransi terbesar di dunia, AIG yang tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dan malah butuh bantuan pemerintah Amerika Serikat.

Banyak orang mau membayar mahal semata-mata demi keselamatan duniawi. Banyak orang yang tak ragu-ragu mengeluarkan jutaan bahkan ratusan juta rupiah untuk melindungi dirinya sendiri sambil melupakan bahwa di sekitarnya banyak sesamanya yang jangankan melindungi dirinya sampai setahun ke depan, buat makan besok saja masih belum terpikirkan.


Cobalah pertimbangkan asuransi Allah, saya menyediakan diri sebagai salesman-nya dengan senang hati: fee dari jualan saya tentang asuransi Allah ini tak usah Anda bayarkan ke saya, karena Allah yang akan membayar saya.

Bayarnya asuransinya pun bukan ke saya tapi langsung ke bank-nya Allah. Ke saudara-saudara kita yang kekurangan, anak-anak yatim, korban bencana, korban perang, silakan pilih sendiri yang sesuai hati dan keinginan. Tak perlu melapor ke saya atau repot bikin kontrak segala macam, karena Allah tidak pernah tidur dan malaikat-Nya tak berhenti mencatat.


Insya Allah dengan berbekal keimanan yang kuat, musibah akan jauh, rejeki akan deras mengalir jika Anda istiqomah mengikuti asuransi Allah. Bersama Allah, tak ada perniagaan yang rugi. Pasti menguntungkan, dunia dan akhirat. 

Ini bukan sekedar janji saya - salesman yang baru belajar - tapi janji Allah dan Rasul-Nya. Ini saatnya Anda memikirkan ulang apakah asuransi yang selama ini Anda bayarkan mampu melindungi semua musibah yang mungkin terjadi saat perusahaan asuransi itu sendiri belum tentu mampu melindungi dirinya sendiri saat musibah terjadi.

Jika belum pernah berfikir tentang hal ini, saran saya cobalah. Mantapkan hati, ucapkan bismillah. Kabari saya jika tiba-tiba ada keajaiban dan rejeki dari arah tak disangka-sangka mendatangi Anda. Saya tidak akan minta bagian, tapi jika Anda ingin berbagi: berbagilah ke Allah

Sang pemilik alam semesta ini adalah satu-satunya yang paling mampu melindungi Anda, keluarga Anda, anak-anak Anda dan harta Anda. Bukan perusahaan asuransi manusia. Atau yang semacamnya.

Berikut saya kutipkan cerita yang bisa menjelaskan Asuransi Allah dengan lebih baik:

Ada dua saudagar, salah satunya berasal dari Kuwait dan satunya lagi berasal dari Saudi Arabia. Mereka adalah dua sahabat karib yang dipersatukan oleh satu agama: Islam. Mereka bersepakat untuk melakukan afiliasi dalam usaha bisnis yang bisa mempererat tali persaudaraan dan mengokohkan bangunannya. Allah telah membimbing mereka dalam bisnis yang legal, dan keduanya menjadi teladan yang baik bagi Ukhuwah Islamiyah yang tulus dan sejati. Bisnis mereka pun maju pesat dan menjadi besar. Banyak sekali proyek yang mereka garap, dan atas karunia Allah Ta’ala proyek-proyek itu meraup keuntungan yang sangat banyak.

Pada suatu hari, keduanya duduk berbincang-bincang mengenai berbagai hal diantara mereka. Saudagar yang berkebangsaan Kuwait berkata kepada rekannya, “Kenapa kita tidak mengasuransikan bisnis kita ini?”

Rekannya itupun menimpali ucapannya, “Buat apa kita mengasuransikan bisnis kita?”

Dia berkata “Kebanyakan komoditi kita datang melalui jalur laut dan tentu rentan terhadap insiden. Seandainya saja terjadi – semoga saja tidak - sesuatu yang tidak diinginkan terhadap komoditi kita, maka kita tidak akan mengalami kerugian apa pun, dan perusahaan asuransi akan mengganti semua biayanya. Lalu apa pendapatmu?”

Rekannya berkata kepadanya, “Tidak tahukah kamu bahwa kita sudah mengasuransikan seluruh komoditi kita.”

Dia bertanya, “Kepada siapa?”

“Kepada Allah Ta’ala” jawab rekannya.

Dia berkata, “Sebaik-baik Dzat yang dipasrahi. Akan tetapi sikap kehati-hatian itu harus”.

Rekannya kembali berkata, “Bukankah kita sudah mengeluarkan zakat bisnis kita?”

Dia menjawab, “Benar.”

“Kalau begitu, janganlah kamu takut pada apa pun. Ini merupakan asuransi terhadap komoditi kita yang paling aman. Bertawakallah kepada Allah dan jangan panik”. Ujar rekannya kepadanya.

Dia pun berucap, “Aku beriman kepada Allah dan bertawakkal kepadaNya.”

Hari-hari berlalu sedang bisnis mereka semakin maju dan berkembang. Suatu hari, salah satu kapal kargo mengangkut banyak sekali barang komoditas. Di antaranya barang dagangan kedua saudagar ini. Sebelum sampai ke pelabuhan, kapal itu mengalami kecelakaan dan akibatnya kapal pun karam.

Seseorang memberi tahu dua saudagar itu, dan seketika mereka pun tergopoh-gopoh menuju pelabuhan. Di sana, keduanya berdiri mengamati aktifitas penyelamatan. Seorang dari mereka tetap tenang dan tak gundah hatinya, sedang yang lainnya terlihat sedikit panik dan gusar. 

Rekannya berkata kepadanya, “Kamu jangan panik, sesungguhnya Allah bersama kita.”

Setelah tuntas semua prosesi penyelamatan. Apa yang terjadi? Sungguh amat mencengangkan. Hampir seluruh barang komoditi tenggelam dan rusak. Kecuali barang dagangan kedua rekan bisnis ini. Barang dagangan mereka bisa dikeluarkan dari kapal dalam kondisi baik, tak tersentuh apa pun. 

Rekannya berujar kepadanya, “bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa barang dagangan kita dijamin Dzat yang tak akan menyia-nyiakan semua titipan dan amanat?".

Dia berkata, “Kamu benar, wahai sobatku”.

“Demi Allah, kepercayaanku pada Allah tidak pernah pudar, dan aku pun tidak pernah merasa cemas dan panik. Aku percaya sepenuhnya bahwa Allah Ta’ala akan menyelamatkan barang dagangan kita. Hal itu karena kita rajin mengeluarkan zakat dengan penuh kerelaan dan keimanan, dan ini merupakan jaminan terbesar dan asuransi paling kuat.” Ujar rekannya kepadanya.

Dia pun berkata, “Dan aku juga demikian, meski aku merasa sedikit cemas”.

Akan tetapi, bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana seluruh komoditi tenggelam kecuali komoditi kedua saudagar ini?

Kejadiannya adalah pada waktu semua barang komoditi diangkut ke atas kapal, maka barang dagangan kedua saudagar ini dikelilingi karung-karung berisi tepung dalam jumlah yang besar. Ketika kapal tenggelam dan air mulai masuk ke dalamnya, maka air itu pun merusak seluruh komoditi yang ada selain komoditi kedua saudagar ini. Air tersebut tidak sampai kepadanya karena terhambat dan terhalang oleh karung-karung yang berisi tepung tadi. Mengingat, pada saat air sampai kepada karung-karung yang berisi tepung itu, maka tepung itu sedikit larut lalu melahap air itu dan dia pun menjadi keras. Tepung itu menjadi seperti tembok yang membentengi komoditi tersebut sehingga -atas izin Allah- air pun tidak sampai menjangkaunya.

Kedua saudagar ini adalah dua insan yang beriman kepada Allah dengan tulus. Kepercayaannya kepada Allah sangat kuat, takkan pernah goyah selamanya. Keduanya senantiasa menunaikan hak Allah atas diri mereka dengan mengeluarkan zakat. Hal itu merupakan asuransi yang paling utama dan paling kuat. Maka, Allah pun melindungi harta mereka.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, yang artinya, : “Bentengilah harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah, dan hadapilah cobaan dengan do’a.” (HR. Al Baihaqi dan Thabrani, dishahihkan Syaikh Al Albani).

Sumber: Serial Kisah Teladan kumpulan Kisah-Kisah Nyata, karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Qahthani. Cet. Darulhaq

Cerita ini dikutip dari www. alsofwah.or.id
Image pinjem dari http://www.rozhlas.sk/inetportal/rsi/core.php?page=showSprava&id=8877&lang=2

Comments

Anonymous said…
hahahahaha... aku seneng tulisan iki Rief!
masje said…
subbaALLOH....
luar biasa...
ayo ikut Asuransi ALLOH..
Masje said…
subbanaALLOH....
luar biasa...
ayo ikut Asuransi ALLOH..
Sastra said…
Wah, asyik nich asuransi ini. Gratisss kan ndaftarnya
Anonymous said…
insya Alloh.. :)
psykofaktory said…
insya Alloh :)
Anonymous said…
Ada ikhtiar karung tepung sbg bentuk upaya melindungi komoditas
Spt kisah,, sahabat yg diminta ikat unta oleh rasul saw saat mau ngaji.

Kira2 itu lah fungsi asuransi

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Al Fatihah Cahaya Kehidupan

Hidup kita ini diawali dengan kesederhanaan dan akan diakhiri dengan kesederhanaan. Sehingga cara terbaik untuk menjalaninya pun dengan kesederhanaan. Manusia seringkali menilai penampilan luar yang jika kita mengikuti penilaian itu akan memboroskan jiwa raga. Tapi Allah melihat ke dalam hati kita, ke kesejatian, ke kesederhanaan. Hal sederhana yang sangat dekat dengan keseharian kita sebagai muslim adalah Surat Al Fatihah yang kita baca minimal 17 kali sehari dalam sholat. Insya Allah jamaah sekalian telah hafal luar kepala bacaannya beserta artinya. Tapi dalam kesempatan ini, saya akan mencoba mengupas makna ayat-ayat indah dalam Surat Al Fatihah ini dari sudut pandang saya, sudut pandang yang sehari-hari, yang sederhana. Tapi sebelumnya saya akan menceritakan sebuah kejadian nyata yang berhubungan dengan Surat Al Fatihah, yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Malam itu jam 20.00 saya dan Mas Andika DJ (CEO Syafaat Marcomm) harus ijin pulang dulu dari sebuah rapat di