Skip to main content

Jangan Pernah Bilang Tidak Bisa




Saya termasuk orang yang sangat terganggu melihat polusi visual kampanye Caleg yang sekarang memenuhi seantero kota dan desa-desa, bahkan sampai kampung-kampung. Saya tidak menolak kampanye Pemilu, tapi saya katakan: sense of art dan daya komunikasi para Caleg itu sangat lemah. Bagaimana kita mau percaya bahwa Caleg-caleg itu akan mampu membawa suara kita di parlemen jika cara mereka menjual dirinya kepada calon konstituen-nya begitu 'menyedihkan'?

Asumsi yang selalu dipakai biasanya karena rakyat masih belum maju pemikirannya, sehingga sebaiknya dijejali saja dengan pas photo dan pesan-pesan politik yang ngecap: ayo, pilihlah saya! Tapi saya yakin, para politisi itu terlalu underestimate terhadap kecerdasan rakyat Indonesia. Buktinya film Laskar Pelangi & Ayat-ayat Cinta lebih laris ketimbang film Genderuwo, Suster Ngesot dan Tiren-nya Dewi Perssik! Jadi rakyat malah lebih punya taste of art ketimbang calegnya kan?


Nah, saya bawakan sample promosi ala Obama. Bener sih ini emang beda konteksnya, rakyat Amerika mungkin lebih maju pemikirannya, tingkat edukasi lebih tinggi: tapi toh kita sama manusianya. Kita bahkan bisa lebih baik daripada bangsa Amerika: paling tidak dalam kasus krisis ekonomi sekarang.

Jadi tolong jangan pernah bilang kita tidak bisa jadi bangsa yang lebih maju, yang promosi calegnya lebih bagus, yang lebih komunikatif, yang lebih demokratis. Jangan sibukkan diri mencari alasan ini-itu banyak sekali hanya untuk mengatakan bahwa perbaikan tidak bisa dilakukan.
Perbaikan pasti bisa dimulai sekarang, dari diri kita sendiri, dari yang kecil-kecil dulu. Ah, ngutip AA Gym lagi: jangan jadi Caleg ya Aa'.

Comments

Anonymous said…
Wee mas arief njago caleg juga tho?? hehe...
mas tak link ke blogku ya.... (*ijin plus maksa dikit :P)
Anonymous said…
klo ketemu para caleg, mbok diajak piknik om. jangan ndekem terus
sekarang tuh udah banyak anak bangsa yang pinter
sumpek klo liar banner2 yang gak mutu!!!
Anonymous said…
lha ini klo segala sesuatu gak ditangani ahlinya. kata orang bijak klo sesuatu gak ditangani ahlinya ya tunggu aja kehancuranya
komunikasi gak bisa diselesaikan cuma dengan menguasai graphic softwere. asal setting biaya murah puas secara pribadi banyak asumsi lha ketika di eksemusi malah di pisuhi (dikata-katain)

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat