Skip to main content

Balada Blackberry



Ya, ini bukan teknologi yang baru-baru amat. Tapi kebetulan saja beberapa teman dekat di PPPI sudah mulai menyeragamkan diri dengan gadget ini: maraklah komunitas blackberry yang anggotanya tokoh-tokoh periklanan Indonesia. Seperti testimony penggunanya: dengan blackberry maka urusan email dan YM jadi lebih mudah dan simple. Bisa terkontrol setiap saat dan gak perlu donlot lama karena GPRS-nya unlimited dan hanya Rp 150.000,-/bulan.
Nah, sebagai Sekretaris PPPI Pengda DIY: sayapun menjadi sasaran untuk dijadikan anggota berikutnya komunitas ini, supaya lebih gaul dan update informasi periklanan katanya. Hmm, tentu saja saya mau ter-update dan enggan menjadi anggota kaum jadul.
Tapi kok saya belum tertarik untuk melengkapi diri saya dengan gadget itu ya? Atau karena saya memang bukan gadget mania? Saya masih setia dengan Nokia 6300 yang begitu simple pengoperasiannya dan buat sms sangat nyaman. Tak ada fitur selengkap blackberry mungkin, tapi itu sudah cukup memenuhi kebutuhan saya. Sebagai seorang Executuve Creative Director, saya toh tak terlalu banyak kontak dengan klien, beda ama Marketing Director.
Dan yang penting - ini alasan sesungguhnya mengapa saya masih enggan ber-blackberry-ria: pelan-pelan benda canggih ini akan mulai memerangkap jadual saya sehingga harus siaga mencek email masuk setiap waktu dan mulai kehilangan waktu saya yang paling berharga, harta yang termahal karena saya sangat membutuhkannya untuk menghasilkan ide-ide dahsyat yang bisa dijual milyaran rupiah ke klien.
Bukan karena saya tak mau gaul, bukan karena saya alergi teknologi baru.
Saat kita mengatakan ya untuk hal-hal yang tak penting, itu artinya kita telah mengatakan tidak pada hal-hal yang sungguh penting. Suatu hari nanti mungkin saya kan pakai blackberry, tapi hanya setelah saya yakin sayalah tuannya. Dan bukan budaknya.

Comments

Anonymous said…
blackberry???? apaan ya???
tau fungsinya aja belom
dasar aku yang kurang piknik kali ya
heheheeheh tp lumayan lah sekarang jadi agak dong apa itu blackberry
mmm tp tetep blom dong banget2

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat