Skip to main content

Jualan Ide Segar Menyapa Anda



Hadir sebagai New Arrival di Gramedia Pandanaran Semarang. Buku ini juga sempat ditulis Pak Nukman Luthfie di blognya. Berikut kutipannya:

Saya juga menghadiri acara peluncuran buku “Jualan Ide Segar” yang ditulis oleh M. Arief Budiman, S.Sn, salah satu Founder dan Direktur PetakUmpet, biro iklan berbasis di Jogja namun sudah merambah ke Jakarta. Sehari sebelumnya, saya mendapatkan buku itu langsung dari Arief. Saking asyiknya membaca, buku setebal 200-an halaman tersebut saya lahap dalam tempo sehari. Satu bab yang paling saya senangi adalah Bab IV. Jatuh Bangun Mengejar Mimpi yang dibuka dengan kutipan kalimat pebasket legendaris Michael Jordan: Jika saya kalah, saya akan kalah sambil menembak.

Terima kasih Pak Nukman atas tulisannya. Kutipan asli tulisan Pak Nukman saya copy dari sini. Jadi buat yang kemarin sempat bingung nyari, Insya Allah sekarang udah ready di toko-toko buku. Selamat menikmati ikhtiar kreatif untuk membangun bisnis ini. Semoga bisa menginspirasi. Untuk info selengkapnya tentang buku ini, mainlah ke sini.

Comments

Punkdhut said…
Buku yang sangat inspiring. Saya terkesan dg visi & misinya Petakumpet yang ternyata ga kalah dengan agency kelas dunia...good luck, semoga tercapai! Contoh2 karyanya juga paten. Paling favorit TVC Jogja Dog Days, yg ada orang ga bisa ngomong anjing...lucu abes...

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat