Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2008

Mr. SGM di JEC

Hari itu Jumat, 30 Mei 2008 saat untuk pertama kalinya saya melihat aksi Mr. SGM live di JEC pada acara pameran Komik Gramedia di JEC. Presentasi teman akrab masa kecil ini dibanjiri oleh hadirin, semua kursi hampir sepenuhnya terisi. Hanya selama 2 jam presentasi berlangsung, karena emang maksudnya cuma preview sekaligus warming up untuk launching bukunya yang diterbitkan Gramedia Juni ini Super Great Memory . Irwan yang saya kenal, telah berubah begitu dahsyat. Sekarang ia jagoan presentasi: sesuatu yang tak pernah saya lihat dari SD bahkan SMP. Sosoknya yang pendiam dan kutu buku, selain penggemar pelajaran hitung-menghitung (matematika, fisika dan sejenisnya) telah mengalami metamorfosa yang luar biasa. Dia dengan sangat komunikatif bisa mengajak audiensnya tertawa, bergerak dengan penuh semangat, membuat mereka berani dan ya.. menularkan antuasiasme yang meledak-ledak agar audiensnya mau menghargai kedahsyatan otaknya masing-masing. Dari tidak bisa menghafal 10 kata acak yan

Buat yang Pengin Genius

Golden Macbook Pro

Just curious saja. Kesan dari Macbook Pro versi emas ini yang muncul elegan, berkelas tapi kok rasa-rasanya tidak berasa Mac. Ataukah emang ada golden edition beneran atau sekedar orang iseng. Nggak tahu deh, enjoy ... (Image pinjaman dari berbagai sources)

Bulan Dibingkai Jendela

Tepat di seberang jendela kaca ruangan saya di Dreamlab Building, tampak bulan megah sedang bertahta. Lalu ada pesawat melewati bola cahaya itu sepertinya mau landing dengan lampu merah kelap-kelip, membelah terangnya. Di atas ada langit yang terang sumringah, di bawah terbentang sawah hijau yang kini redup diselimuti gelap. Menjadi silhuet garis-garis hitam. Komposisi luar biasa dari kesederhanaan warna dan suasana. Lalu, apakah itu keindahan jika kita hanya ingin menikmatinya dalam gemerlap warna warni pesta yang hingar bingar? Atau dalam candle light di sebuah resto dengan bangunan menyerupai kastil yang menu makannya cukup buat sarapan ana-anak satu sekolahan? Saya memilih menyingkir dalam sunyi. Berpesta dalam keheningan. Semilir angin yang berhembus dan suara jengkerik yang mengundang ratusan kunang-kunang menari di atas silhuet embun malam: segala yang yang luar biasa indah dalam hidup biasanya hadir tanpa kita harus membayar. Tapi kita sering lupa pada kesederhanaan yang anggu

Membangun Surga di Antara Neraka

Bersyukur tidak selalu mudah. Berbagi biasanya juga tidak mudah, apalagi jika kita berada dalam kondisi kekurangan. Berbahagia bahkan menjadi sangat sulit ketika situasinya begitu menyesakkan dada dan menyedihkan hati. Dan ikhlas terlebih lagi, rasanya ketidakadilan itu yang selalu kita terima. Rasanya kenikmatan itu hinggapnya selalu di orang lain, bukan di kita. Ah, kepicikan pikiran dan perasaan kita memang sangat berbahaya. Karena untuk bersyukur kita tidak membutuhkan syarat. Untuk berbagi kita tidak membutuhkan kelebihan harta. Untuk berbahagia kita tak harus lari dari pahitnya kenyataan. Untuk menikmati ikhlas, kita hanya perlu menerima dengan besar hati pemberian dan takdir-Nya. Jadi, mudah atau sulit? Anda pilih sendiri ya, pilihan Anda akan menentukan warna hidup Anda dan bagaimana Anda menikmatinya: sebagai neraka yang chaos atau surga yang damai.

Thanks to Youtube, Slideshare, Etc.

Ini membuktikan sekali lagi bahwa proses belajar mengajar segera akan mengalami revolusi yang sangat luar biasa: jika kita mulai memasang radar untuk mengantisipasi gelombang perubahan yang akan menyentuh seluruh sisi kehidupan kita. Pendidikan akan didefinisikan ulang. Marketing akan didefinisikan ulang. Konsumen akan didefinisikan ulang. Bahkan spritualitas akan didefinisikan ulang. Seharian saya belajar bareng Bill Gates, Steve Jobs dan Steve Ballmer. Bejar mata kuliah yang menarik: tentang bisnis, tentang presentasi, tentang marketing, tentang bagaimana membuat hidup jadi lebih baik, lebih luar biasa. Lewat interview dimana Bill Gates dan Steve Jobs berada dalam satu panggung, lalu launching Ibook, Ipod, Iphone. Lalu Windows Vista, lalu gaya Ballmer untuk membangkitkan antusiasme. Yeah, big thanks to Youtube, Slideshare, Google, Yahoo dan pionir teknologi yang memungkinkan ini semua terjadi. Sesuatu yang tidak mungkin bisa saya lakukan misalnya 5 tahun yang lalu. Dan ya: semua kem

Invitation for Steve

Ciri-ciri Narsis

Waspadalah bahwa di sekitar Anda ada tipe teman-teman yang punya potensi atau penyakit narsis alias hobinya membanggakan diri sendiri. Atau jangan-jangan Anda sendiri virus penyebarnya. Biar tidak terjebak, saya akan bagi tips untuk mengenali ciri-ciri pengidap narsis: Jika di kamarnya ada lima bingkai, dimana yang empat berisi tokoh-tokoh dunia dan salah satunya kosong tapi ditaruh cermin. Jika ada cover majalah yang desain sampulnya agak aneh karena dimasukin paksa wajahnya yang tidak fotogenik. Narsis yang parah tidak peduli lagi pada jenis majalahnya asal wajahnya bisa nongol, termasuk majalah binatang, tumbuhan maupun majalah khusus teka-teki silang. Fotonya dipake sebagai pengganti umpan jebakan tikus Jika bikin lukisan di atas kanvas, di bawah tanda tangan ditaruh tanggal lahir dan nomer hp. Kata-katanya berbunyi,"Aku tuu paling sebel sama anak-anak kantor sini. Narsis banget, dikit-dikit nonjolin diri, sok membanggakan, huhh.. kayak paling hebat aja. Di kantor ini, cuma ak

Tidak Usah Kuliah

Ini bukan saran yang nyaman dibaca, terutama buat yang mampu kuliah. Ya kemampuan berfikirnya, ya kemampuan finansialnya, ya dukungannya dari keluarga. Tapi ini adalah kabar gembira buat adik-adik kelas saya yang kebingungan mencari tempat kuliah. Yang daftar UMPTN (eh, sekarang apa namanya?) tapi gagal, yang kesulitan bayar uang gedung atau sumbangan ini itu. Yang merasa tersingkirkan karena teman-teman sebayanya kuliah semua, meskipun universitasnya mungkin juga gak jelas. Yang murung, bingung, malu pergi kemana-mana karena tak punya kampus yang bisa dibanggakan. Oya, ini juga saran yang berbahaya: orang tua yang tak siap mental untuk berubah bisa stres membacanya. Saran ini memang berasal dari orang yang kuliahnya lulus, IPK-nya 3,7. Oleh karena itu bisa diasumsikan bahwa saya cukup memahami apa saja yang terjadi di bangku kuliah. Jadi saya telah melewati fase-fase yang diperlukan selama kuliah sehingga saran saya tidak turun dari langit dan awang-awang. Tapi justru nongol dari bawa

Try This if You Creative Enough

Lamaran juga bisa dikirimkan ke: contact@petakumpetworld.com

Catatan Kecil dari Presidential Lecture

(Image pinjem dari: www.detik.com / setpres) Terlepas dari beberapa aspek kebetulan yang mewarnai perjalanan saya bertemu Bill Gats di acara Presidential Lecture di Plenary Hall JCC, 9 Mei kemarin: berikut beberapa cerita kecil mengenainya. Pertama kali saya mengenal manusia bernama Bill Gates saat saya berusia 25 tahun (sekitar tahun 1995), awal mulai kuliah di ISI. Tak sengaja saya membeli sebuah majalah Fortune dengan fotonya sebagai cover. Sejak itu saya selalu mengikuti berita, artikel, pidato tentang Gates. Juga ketularan beli majalah Fortune, ngecer dunk . Mengapa saya harus datang susah payah dari Jogja untuk mengikuti kuliah umumnya Gate yang berdurasi hanya 45 menit? Di salah satu Dream Card saya, saya punya mimpi untuk bertemu Bill Gates di Microsoft Campus, Redmond. Nah, ini orangnya malah datang ke Jakarta. Paling tidak, setengah impian saya tercapai. Lebih ngirit. Tinggal ke Redmond kelak, tapi mungkin saat saya kesana, Pak Bill udah pensiun. Alasan yang lain: seseoran

Presidential Lecture Featuring Bill Gates

Lihat di giant screen-nya, artinya Indonesia sudah 'mulai' dikenal di dunia. Thanx Bill! Aplikasi Microsoft yang disiapkan untuk menyaingi Google Sky: rame deh Star Wars di dunia software bisa dimulai. Dari kiri ke kanan: Chris Lee (Komikus), Bullit (Game Creators), Entahlah, Danu (Binus) dan Pak Irvan Nu'man (White Space), yang motret Mas Andi Boediman (Digital Studio) Undangan kok dikoleksi? Norak banget deh! (Masih diupload lagi.. Ampun deh!) Banner-banner di luar lokasi Presidential Lecture Yup! Yang hitam itu mobil menteri bukan ya? Lalu ngapain juga diphoto? Pintu masuk ber-metal detector atau Linux Detector? Au.. ahh! Pak President sambutan pake bahasa Inggris, padahal tamunya dari Amerika? Lho!?

Kun Fayakun-nya Bill Gates

Dari pertama sejak denger kabar bahwa Bill Gates dolan ke Indonesia, saya sudah mencoba mencari tahu bagaimana caranya agar bisa ikut acaranya. Saya pikir tentu lebih murah menemuinya di sini, ketimbang saya harus datang ke Redmond (markasnya Microsoft). Sejak awal membangun Petakumpet bersama teman-teman, kesuksesan Microsoft begitu menginspirasi saya, selain Apple-nya Steve Jobs tentu saja. Praktik manajemennya banyak yang saya terapkan. Tujuan ambisiusnya membakar adrenalin saya. Kenyataan bahwa Bill adalah orang terkaya di dunia (sekarang dia ada di nomer 3): membuat saya yakin saya tidak bakal miskin. Banyak teman di Jakarta yang saya tanyakan, tapi hampir semuanya tak tahu pasti bagaimananya. Tak ada info tentang dimana tiketnya bisa dibeli, bahkan detail acaranya pun tak bisa saya dapatkan. Jadinya, saya hanya memantau kedatangan Pak Bill dari berita-beritanya di situs internet, tentang rencananya untuk hadir di Global Leader Forum maupun bersama SBY memberikan Presidential Lect

Hidup yang Makin Mudah

Sebentar lagi BBM naik 20-30%, dan sebagai ikutannya maka harga-harga yang lainpun akan ikut naik. Bukan dengan merangkak tapi naik jet: wusss... mulai dari transportasi, makanan pokok, kertas, apa saja naik. Termasuk tingkat kemiskinan juga akan meroket. Makin banyak protes dan kritikan. Makin banyak pemogokan, Makin banyak permusuhan dan caci maki. Rakyat pasti menyalahkan pemerintah yang gak becus ngurus BBM dan pemerintah akan berfikir bahwa rakyatnya yang demo tak memahami ekonomi makro dan harga minyak internasional yang naik gila-gilaan sehingga negara tekor kenbanyakan subsidi. Nah, api yang berbenturan akan menimbulkan percik, lalu kebakaran. Ekses negatifnya akan jauh lebih besar. Jadi lewat tulisan ini, saya ada usulan supaya hati kita semua adem sedikit. Tak berkobar amarah lantaran besok belum tahu bisa bepergian tidak karena uang di saku tak cukup lagi beli bensin seliter. Begini konkritnya: dalam setiap masa kemakmuran maupun krisis, jumlah rejeki yang beredar di muka bu