Skip to main content

Salah Nara Sumber

Bagaimana jika Anda dimintai pendapat mengenai suatu hal yang tidak menjadi kompetensi Anda alias bukan bidang yang Anda kuasai betul? Mungkin ada baiknya untuk tidak berkomentar alias no comment, selamatlah Anda dari kemungkinan disangka sok tahu atau bahkan bodoh keterlaluan saat pendapat yang Anda keluarkan itu 'tidak sesuai harapan'. Baik harapan Anda maupun penanya. Begini misalnya jika saya yang ditanya:

Tentang Barrack Obama VS Hillary Clinton
Ah, duel beginian sudah hampir klasik. Seperti Indonesia, rakyat Amerika juga ternyata masih sangat emosional dalam memilih pemimpin. Jadi sami mawon. Personally, saya prediksikan Barrack akan menang meskipun dengan selisih yang tipis biarpun Hillary dibantu Clinton (nama lengkapnya Hillary Clinton kan?). Btw, kalo melawan Senator Mc Cain kelak, kemungkinan Pak Obama akan menang telak. Let's See..

Tentang Perceraian Ahmad Dani - Maia
Bosen pol dengernya. Kalo mau cerai ya cerai aja, ngapain kok jadi urusan seluruh rakyat Indonesia penonton infotainment. Trus ngapain juga saya ikut-ikutan membahasnya. Basi banget kan? Btw, ini hanyalah penghargaan saya pada pasangan gosip ini: karena mereka maka dunia infotainment beroleh berita dan menghidupi ratusan karyawannya. Tapi mudharatnya kan? Ya udahlah, gak usah nonton gosip lagi.. Gitu aja kok repot, ya Gus? (Lho!?)

Tentang Cidera Ronaldo
Saya masih heran penyerang AC Milan ini memilih menggondrongkan rambutnya. Jangan-jangan malah sulit dibedakan dari Jimi Hendrix? Tapi apa iya Ronaldo bisa maen gitar sejago Om Hendrix, lha wong main bola aja masih sering cidera gitu kok? Gak ada hubungannya kan?

Tentang Bencana Lapindo
Seperti yang ditakutkan semua orang, bencana inipun berlarut: bencananya sendiri juga proses ganti ruginya. Tapi kalo boleh menyarankan, sebaiknya pemilik Lapindo maupun pemilik tanah yang terendam lumpur ketemu dan berdzikir bersama lalu sedekah bareng sesuai kemampuannya. Ingat - sesuai kemampuannya - jadi ada yang sedekah 100 rupiah, 500 rupiah, 100 ribu rupiah atau 10 trilliun rupiah. Nanti dikumpulin trus dibagikan kepada para korban. Gimana, deal?

Tentang Kelangkaan Tempe
Ini masalah bangsa paling serius. Saya adalah korban langsung kelangkaan tempe, sehingga makanan favorit saya itu mulai jarang nongol di angkringan. Repot saya, bolehlah jika kelangkaan yang terjadi menimpa: sosis, ikan salmon, udang galah, daging sapi steak, wine atau ikan hiu. Saya toh tidak mengkonsumsinya. Tapi jika Anda orang kaya yang tak bisa hidup dengan itu semua, maka proteslah seperti saya. Demo kalo perlu. Misalnya dengan tulisan: Saya protes karena sekarang sulit sekali makan udang galah, uang saya begini banyak mau makan aja kok susah?

Tentang Roy Suryo dan Blogger Penipu
Mas Roy Suryo bilang, banyak blogger yang suka menipu dan menulis yang gak bermanfaat. Pake identitas palsu segala termasuk memalsu Mas Roy Suryo juga. Baik sebagai tindakan serius atau main-main. Tapi kalo mau menipu sih gak perlu jadi blogger Mas Roy, dengan mengatakan bahwa blog hanya trend sesaat rasanya emang bukan penipuan sih. Lebih cocok jika dibilang kebodohan membaca trend. Ehhh...

Begitulah, saya akan komentar lagi nanti jika ada kasus-kasus yang menarik. Jika nampak kebodohan dalam jawaban saya itulah diri saya yang asli, jika nampak sekelebat kecerdasannya mungkin Anda sedang tertipu ilusi mata. Mohon maaf jika ada yang salah dan tak berkenan. Ini hanyalah trend sesaat dan refreshing sejenak dari ruang pengap...

Comments

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat