Skip to main content

Posts

Showing posts from 2008

Tahun Berganti (Lagi)

Tak ada catatan khusus untuk mengakhiri tahun ini. Tak ada rencana detail untuk bergerak setelah jendela tahun baru terbuka. Ada hari-hari dalam pergantian waktu dimana saya biarkan semuanya bergulir alami, mengikuti arah angin dan arus air yang membawanya ke suatu tempat entah dimana. Ada hari-hari dimana saya menutup mata dan membiarkan peristiwa demi peristiwa mengalir tanpa campur tangan strategic planing yang saya susun. Saya punya mimpi. Di daftar saya ada 36 jumlahnya yang ingin saya capai. 8 diantaranya sudah tercapai, tapi sejujurnya saya tak mau terbebani seolah-olah hidup saya ini hanya untuk mengejar mimpi-mimpi absurd itu. Saya hanya ingin bisa menikmati setiap jengkal perjalanan ini, jika pun itu berarti seperti membuang naskah teks pidato yang telah disiapkan seminggu lamanya. Saya lebih menyukai berimprovisasi, selama saya paham betul di mana bingkai pembicaraan dalam pidato saya. Selalu ada passion dalam improvisasi, letupan-letupan bermakna dan kesegaran, tak sekedar

Telah Beredar Cetakan Kedua

Info selengkapnya di sini

Dari Spectacular Creative Sharing ADGI Jogja

Creative Economy Solusi Atasi Krisis Indonesia ADGI (Asosiasi Desainer Grafis Indonesia) Jogja Chapter telah sukses menyelenggarakan Spectacular Creative Sharing di dua tempat pada Sabtu, 13 Desember 2008. Acara yang pertama D’Edge diadakan di Akademi Desain Visi Yogyakarta (ADVY) mulai 08.30 – 12.00 WIB bertema Peran Desainer Grafis Dalam Creative Economy dengan pembicara Hastjarjo Boedi Wibowo, S.Sn, seorang alumnus ISI Yogyakarta sekaligus salah satu konseptor gerakan Creative Economy Indonesia dan dimoderatori oleh M. Arief Budiman , S.Sn, Chairman ADGI Jogja Chapter. Acara kedua adalah Zoom In yang diadakan di Jogja National Museum mulai 14.00 – 17.00 bertema Peluang Bisnis Kreatif di Era Creative Economy dengan pembicara Hastjarjo Boedi Wibowo, S.Sn dan Firman (Pendiri Homygroup ‘ Tela Krezz ’) dan dimoderatori oleh Muh. Kurniawan (CEO Srengenge Ad.). Hastjarjo dalam penyampaian materinya menegaskan pentingnya kreativitas di era sekarang ini, apalagi dunia sedang berada di amb

3 HARI LAGI: Spectacular Creative Sharing di Jogja

ADGI Jogja akan menyelenggarakan acara ZOOM IN dan D'EDGE pada Sabtu, 13 Desember 2008 , detail acara terlampir dengan pembicara utama Mas Hastjarjo B. Wibowo. Silakan untuk menyebarkan info ini kepada yang membutuhkan, sebagai media untuk saling mencerdaskan. Dan jangan lupa, buat all member ADGI di seluruh Indonesia acara ini FREE, tinggal daftar ulang aja dengan menghubungi Iqbal 08179417881 (lampirkan scan atau fotokopi kartu anggota ADGI chapter manapun seluruh Indonesia).

Waktunya Install Ulang

Badan saya remuk. Dihajar perjalanan panjang dan tugas yang tak habis-habis. saya telah dholim pada diri saya sendiri, tubuh saya yang ringkih menjerit. Badan saya menggigil, mata saya merah dan batuk hadir bersahut-sahutan dengan deras hujan yang menyapu pelataran. Sepulangnya saya dari Kongres PPPI di Bandung kemarin, tubuh saya pun menyerah. Saya ambruk, menerima resiko atas pemaksaan kemampuan yang keterlaluan. Saya terlalu memforsirnya. Padahal minggu sebelumnya saya sudah muntah-muntah dalam perjalanan dari Bandung ke Purwokerto via darat. Padahal minggu-minggu sebelumnya saya sudah mendekam di kamar hotel di Malang, menggigil karena demam di sela-sela memberikan workshop Indosat. Ya, inilah pelajaran yang harus saya terima dengan besar hati. Saat malam-malam yang dingin dan basah saya sibuk batuk tak henti-henti. Tak sedikitpun mata bisa terpejam, capek sekali. Sebegitu capeknya sampai saya tertidur karena capek, bukan karena ngantuk. Tubuh lemas sekali tak mau digerakkan, ngilu

50 Creative Enterpreneur Indonesia Versi Swa

Entahlah mengapa nama saya ikut-ikutan masuk di Majalah Swa untuk edisi ini. Rasanya saya tak punya dosa apapun yang membuat saya harus memikul beban ini. Disms-in orang-orang, dikasih selamat, diminta makan-makan... Saya yang sama sekali tak tahu bagaimana mekanisme pemilihannya, tak pernah diwawancarai dan sampai majalah terbitpun juga tak dikonfirmasi atau mendapat satu copy gratisan majalahnya. Saya baru tahu setelah seorang teman baik memberi tahu saya: oalah, dasar saya memang wong ndeso kurang gaul... Jika ini karena kesengajaan, saya akan bersyukur. Jika ini karena kesalahan redaksi memuat, saya pun akan bersyukur. Jika alasan masuknya nama saya untuk menggenapi 50 orang lantaran yang tersedia hanya 49 pun, pasti saya tetap bersyukur. Saya ini lahir gak bawa apa-apa, disalahpahami tak tahu mesti bertanya ke siapa, mau ngajak makan-makan juga gak bisa semua, biarlah saya menyingkir di pinggir mendengarkan kaset Djunaidi pelawak kuno yang sedang Belajar Menjadi Guru Ngaji...

Belajar Dari Kampanye Promo Obama

Sebuah artikel yang menarik saya kutip dari sini The ‘O’ in Obama By Steven Heller At the end of 2006, Mode, a motion design studio in Chicago, approached Sol Sender, a graphic designer, to create a logo for Barack Obama’s presidential campaign. The resulting “O” became one of the most recognizable political logos in recent history. I spoke with Mr. Sender a few days after the election to discuss the evolution of his design. Steven Heller: How did you get the job of designing the Obama logo? Sol Sender: We got the job through Mode. Steve Juras, a classmate of mine from graduate school is the creative director there. They have a long-standing relationship with AKP&D Message and Media, a campaign consulting firm led by David Axelrod and David Plouffe among others. Q: Have you done other political logos in the past? A: No, we had not. Q: I have to ask, since many agencies that do political campaigns are simply “doing a job,” did you have strong feelings one way or the other for the

Free Wallpaper, Be Inspired

Di Agrowisata Malang

Selesai memberikan Workshop Internal untuk Tim Indosat Banjarmasin di Klub Bunga Resort Malang, saya berkesempatan untuk mengunjungi Agrowisata Apel di Batu Malang. Sudah lama saya ingin ke tempat ini: saya belum pernah melihat dengan mata kepala sendiri seperti apa pohon apel yang asli. Hari itu saya berkesempatan melihatnya, memetik buahnya dan mejeng wagu di depannya. Sebenarnya ini kunjungan yang saya jalani dengan sedih hati karena saya sendirian datangnya, Supie seharusnya ikut bersama saya tapi tak bisa. Kekasih saya itu juga sangat ingin mengunjungi Agrowisata Apel ini, jadi saya bawakan oleh-oleh untuknya 2 buah apel yang saya petik sendiri dari pohonnya (masih lengkap dengan daunnya) dan setumpuk foto via Nokia E51 yang kualitasnya standar. Mmmm... keinginan saya untuk bikin perkebunan buah nampaknya makin kuat setelah saya melihat hamparan pohon apel dan buahnya yang ranum menggoda. Terima kasih buat Pak Syamsul dan teman-teman Indosat Banjarmasin yang telah mengundang saya

Jepretan di Citra Pariwara 2008

Bareng Mas Taufik Dini Adv dan Mas Lulut JWT (Agency of The Year tahun ini), semoga nular Trio Narsis bergaya standar (ngapain dipasang fotonya disini sih?) Lihat siapa di dalam kurungan? Anak orang bukan? Ampun Ded, tahun depan janji dapet gold deh! Ampun malam ini cuma dapet bronze!!! Ayu, Dedy, Langlang, saya (yang motret)

Bronze Itu Diukir 14 Tahun Lalu

Hari itu, 16 November 2008. Seperti de ja vu. Kalau mau jujur sih, sebenernya bukan saya yang pantas naik panggung dan menerima piala Bronze Citra Pariwara untuk kategori Sinematografi ini. Seharusnya Mas Iman Brotoseno yang lebih pas, sutradara iklan PSA Gudang Garam 'Kemerdekaan Sejati'. Tapi kata Mas Iman nanti saja pas kategori The Best Director, dimana kita juga jadi salah satu finalisnya. Tapi ternyata tak ada metal buat kita di kategori ini, alhasil Mas Iman gak jadi naik panggung. Nasib... Ada keharuan sejenak. Mimpi lama saat masih semester 1 di Diskomvis ISI Jogja, 1994 dulu. Membayangkan bahwa sebuah nama lucu seperti Petakumpet akan dipanggil berbarengan dengan nama besar seperti Lowe, Ogilvy, Matari, dsb untuk menerima Citra Pariwara. Membayangkan para hadirin akan tertawa mendengar nama lucu itu. Nama agency yang aneh yang entah berasal dari mana tapi dapat Citra Pariwara. 14 tahun berlalu dan kejadiannya ternyata tak persis seperti yang saya bayangkan. Tepuk

Sedekah Mencegah Bala'

Sekitar dua minggu yang lalu saya kehilangan Hp saya Nokia 6300. Terjatuh saat naik bis Damri ke bandara di pagi hari yang terburu-buru saat harus berangkat ke Denpasar. Hilang begitu saja tanpa saya tahu prosesnya. Mungkin ini peringatan Allah karena saya selalu pelupa. Penyakit kambuhan yang saya masih belajar menyembuhkannya. Tapi saya marahi diri sendiri: ini karena kamu kurang sedekah . Atau karena Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik (ini sih kegeeran!). Sayapun ganti Hp dengan Nokia E51. Allah memang menggantinya dengan lebih baik, tapi harga yang harus saya bayar lebih mahal (secara materi). Jadi saya menyetujui hikmah dari kejadian kehilangan kemarin adalah saya kurang bersedekah . Jadi saya harus lebih rajin sedekah. Case closed . Hari Kamis, 13 November 2008 kemarin saya sholat dhuhur di masjid sebelah kantor. Sholat yang seperti biasanya. Saat saya keluar pintu masjid ada seorang penjual sandal sepatu dengan muka yang sangat letih dan kecapekan menaruh dagangannya

Jualan Ide Segar Menyapa Bandung

Doa Untuk Imam Samudera, Amrozi, Mukhlas

Kabar itu akhirnya datang. Trio bomber Bali telah dieksekusi kemarin malam jam 00.15. Serangkaian kontraversi atas proses persidanganpun berakhir. Seiring letusan peluru yang mengoyak dada dan menembus jantung, semoga dendam dan kebencian yang mewarnai bangsa ini, para korban dan saudara korban bom di Bali, rakyat Australia: semua luruh dan pergi mengangkasa bersama terbitnya mentari hari minggu ini. Sebagai seorang muslim yang sangat percaya bahwa setiap perjuangan untuk menegakkan syiar Islam jalan terbaiknya adalah melalui Rahmatan lil 'Alamien : tak ada sedikitpun perjuangan kekerasan tanpa cinta yang diusung Amrozi cs yang bisa saya setujui. Karena Islam adalah agama penyebar damai, yang bahkan nabi Muhammad pun malah mendoakan orang-orang yang telah melemparinya dengan batu agar beroleh Rahmat Allah. Nabi junjungan kita juga telah memberi tauladan keindahan yang sungguh luar biasa. Saat ada serombongan mengangkat keranda berisi mayat untuk dikuburkan, Nabi berdiri menghormat

Kekuatan Konsistensi

Mudahkah untuk menjadi konsisten? Bener, mudah di mulut. Tapi setengah mati dikerjakan. Jadi saya pun mengamini ketika ada yang mengatakan bahwa untuk menjadi kebiasaan, sebuah perilaku yang baik harus dilakukan terus menerus minimal 40 hari . Ini agar secara integral: hati, otak dan fisik kita dibiasakan untuk menerima perilaku baru dan berakrab-akrab dengannya sehingga tak timbul penolakan dalam pelaksanaannya. Sehingga perilaku baru itu tak asing. Misalnya yang paling sederhana: bangun pagi. Jam berapa Anda bangun pagi? Jam 4, jam 5 atau jam 8? Seorang teman yang pernah melihat saya bangun pagi jam 6, sambil menelungkupkan selimutnya bilang,"Ngapain bangun sepagi ini Rief, kayak petani aja!" Dia biasa bangun jam 11 siang. OK, misalnya kebiasaan bangun jam 8 pagi deh dan pengen bangun jam 4 pagi supaya bisa jamaah Subuh. Bagus to? Udara pagi yang sejuk menyegarkan paru-paru, membuat pikiran jernih dan sholat subuh berjamaah ditambah sholat Fajar kebaikannya lebih dari dunia

Creative Sharing Concept & ADGI Jogja

To All ADGI-ers dan teman-teman kreatif Jogja, ada kesempatan untuk nambah ilmu murah meriah tapi berbobot di acara yang dikerjasamakan bareng dengan Majalah Concept ini. Khusus ADGI Members ada diskon khusus 20%. Segera daftar ya :)

Being Happy on The Road

Sejak Petakumpet membuka representative office di Jakarta dan buku saya terbit, saya mulai sering menghabiskan waktu di jalan. Kota tujuan saya pun makin beragam. Yang paling sering Jakarta, bisa sebulan 2 sampai 3 kali. Kermarin ke Pangkal Pinang (ini untuk urusan keluarga: sudah saatnya saya bertanggung jawab dan lebih serius memikirkannya), balik ke Jogja, beberapa hari kemudian ke Jakarta lagi lalu ke Denpasar untuk mengikuti Konferensi CAAAA (Confederation of Asia Advertising Agencies Associations), balik lagi ke Jogja dan Senin depan saya berangkat ke Jakarta lagi untuk presentasi. Dari Jakarta saya balik ke Jogja 17 November untuk mengisi Creative Sharing bersama founder Concept Mas Djoko Hartanto, sehari setelahnya berangkat ke Malang untuk undangan diskusi. Minggu depannya lagi ke Bandung mengisi seminar dan ke Purwokerto menghadiri pernikahan seorang klien lama, teman baik saya. Hmmm... terkesan sok sibuk ya? Apa yang bisa saya katakan adalah saya sepenuhnya menikmati perjal

Pengurus PPPI DIY & Sultan HB X

Ketua PPPI DIY, Drg. Eddy Purjanto menyampaikan beberapa buku karya praktisi periklanan Indonesia, yang sebagian besar ditulis oleh orang-orang Jogja Ah yaa, seremoni foto barengan gini emang perlu buat release ke media kan?

Creative Sharing di Bali

Ah, segarnya jika bisa nyebur sebentar ke kolam So lovely place , diskusi di outdoor yang begitu inspired Beberapa hari sebelumnya Mas Hermawan Tanzil juga sharing pengalamannya di sini Di malam terakhir setelah penutupan Konferensi CAAA (Confederation of Asia Advertising Agencies Associatios), atas kebaikan Mas Ayip saya dapat kesempatan untuk sharing dengan teman-teman ADGI Bali tentang Creativepreneurship di acara Casual Gathering di daerah Hang Tuah, Denpasar. Beberapa hari sebelumnya Mas Hermawan Tanzil (Le Bo Ye Design) juga hadir dan sharing di sini. Beritanya selengkapnya di sini . Saya membaca antusiasme temen-temen muda kreatif Bali yang sungguh luar biasa, keinginan untuk maju dan berkompetisi dengan energi yang penuh. Mas Ade (Ketua ADGI Bali Chapter) bersama tim ADGI tanggal 9 November besok akan menggelar Zoom In 2 dengan menghadirkan pembicara Mas Danton Sihombing (Chairman ADGI/Inkara) dan Mas Ayip jadi moderatornya. Sedangkan acara Zoom In dan D'Edge ADGI Jogj

Sebuah Cerita dari Pulau Timah

Bukan yang dipotret tapi siapa yang motret (Emangnya siapa? Ada deh.. Hallahh!!!) Kebun sawit (sayang motretnya terlalu dekat) Tambang timah di Pulau Bangka Alam asri di Belinyu (sssttt... ada gadis manis terlihat dari belakang) My favourite: lengkap banget menu makannya Ya, ini pertama kali saya berkesempatan untuk menaruh hati dan menginjakkan kaki saya di Pulau Bangka. Pulau yang telah membesarkan calon istri saya sampai menjadi makhluk Tuhan yang begitu mengagumkan (buat saya tentunya).  Setiap kali saya sampai di tempat yang saya belum pernah berkunjung sebelumnya, selalu ada rasa rasa ingin tahu dan berdebar-debar yang anehnya saya sangat nikmati, apa saja hal-hal baru yang akan saya alami di tempat ini. Bagaimana tanggapan keluarganya setelah melihat makhluk aneh kayak saya berkunjung ke rumah mereka. Mmmm... i feel so good to step in a new environments . Di bandara Depati Amir, doi telah menunggu bersama saudara-saudaranya dengan senyum yang manis. Tidak. Jangan bayangkan ada

Di Tabloid Mingguan Kontan

Doa yang Mengancam

Aming, dari banci kaleng ke cowok tulen Setelah kesuksesan luar biasa sutradara Hanung Bramantyo dengan Ayat-ayat Cinta (AAC), film Doa yang Mengancam (DYM) mungkin bisa jadi sesuatu yang beresiko untuk dikerjakan. Karena kemungkinan sangat sulit untuk mengulang kesuksesan yang pernah diraih. Ya, ekspektasi penonton pasti tinggi saat menyaksikan DYM. Seperti yang diduga, penonton DYM tak sebanyak AAC yang tembus di atas 3 juta orang. Tapi di tulisan ini, saya ingin menyampaikan salut pada upaya seorang Hanung yang berani take risks dengan memfilmkan sebuah cerpen karya Jujur Prananto ini. Secara cerita cukup kuat dan skenariopun rasanya cukup padat mengemas cerpen (yang secara nature memang pendek). Dalam skenario filmnya, telah ditambahkan beberapa tokoh, adegan dan ending yang berbeda ketimbang cerpennya. Meski temanya mengangkat ritual agama berupa sholat dan doa, tapi sudut pandang yang diambil cukup segar: ini bukan sekedar film agama. Jika di- compare dengan film Kun Fayaku

Ke Bumi Laskar Pelangi

Minggu depan kesempatan itu akhirnya hadir: Insya Allah saya akan berkunjung ke bumi Laskar Pelangi. Menjenguk kampung halaman calon istri saya di Pangkal Pinang. Dan rencananya juga main ke Belitung: yang telah melahirkan Andrea Hirata dan Laskar Pelangi-nya. Filmnya saya belum bisa nonton, masih nunggu antrian meskipun bukunya yang luar biasa ajaib sudah khatam saya baca. Mmm... kayak apa ya suasana dan pemandangan di sana? Kalo ke Sumatera saya pernah ke Palembang. Tapi baru sekali saya ke Pangkal Pinang. Dan yach, saya paling seneng menuju ke tempat yang baru, mengalami hal-hal baru, meninggalkan kebiasaan yang lama-lama membelenggu. Semoga ada banyak cerita indah yang saya bisa bagikan ke temen-temen semua pembaca blog ini. Dan semoga perjalanan ini bermakna sebagai pondasi masa depan saya. Saya merindukan hal-hal yang belum pernah saya alami. Dan seseorang yang setia menunggu saya di sana.

Oleh-oleh Bergambar

Beli jadah bakar di Pasar Kotagede menjelang buka puasa Antrian menjelang lebaran di Stasiun Kereta Api Gambir Jakarta Di Makam Notoprajan Rembang nyekar Kakek Nenek 'Bersihnya' Terminal Terboyo Semarang saat arus mudik Menunggu di dalam bus Patas Semarang Jogja