Skip to main content

Mourinho


Gak ada hujan gak ada angin, malam ini datang berita yang mengejutkan itu: Mourinho meninggalkan Chelsea. Saya yakin ini dampak dari tidak disiarkannya EPL di TV umum, saat musim kompetisi berjalan saya belum pernah melihat Chelsea bermain. Saya tak mengikuti perkembangan perseteruan Mourinho - Abramovich. Rasanya memang kurang sreg, jadi penikmat bola via detik.com atau surat kabar, secara cuma baca reportase tak bisa melihat gerakan bola di-drible atau shooting ke gawang dengan akurasi tingkat tinggi.

Tapi Mourinho akhirnya pergi, meninggalkan segudang prestasi. Juga segudang tanya. Hampir sama dengan perginya Fabio Capello, bahkan setelah mempersembahkan gelar La Liga ke Real Madrid. Dua sosok pelatih hebat yang harus pergi karena tak sepakat dengan pemilik klub, bukan karena tak berprestasi.

Semenjak Thierry Henry pindah ke Barca awal musim kemarin, inilah berita terpanas di EPL minggu ini. The Special One - dengan segala bentuk keunikannya - adalah sosok fenomenal.

Di kantor saya yang lama, juga yang baru: saya setia memajang poster besarnya. Sebuah wajah dingin dan keras, serta sorot mata yang tajam dalam nuansa hitam putih. Dan ucapannya yang membuat bulu kuduk meremang: It can not be easy to follow a manager who thinks differently.

Sure, Jose. Good luck anyway, may the force be with you..

Comments

biyan said…
Dari musim kompetisi lalu, bukankah gegeran Mourinho - Abramovic udah mulai panas dan kalo orang Jawan bilang udah bisa dijadiin tetenger mas?
Jadi nggak perlu terkejut kan?
Ah, bener juga Mas. Mungkin saya yang telmi, atau terlalu positive thinking: jika seseorang kerjanya serius dan hasilnya bagus maka kemungkinan kecil ia bakal digusur. Tapi Mas Biyan benar, dunia tak hitam putih begitu. Saya hanya merasa ada yang hilang: mungkin logika saya bisa terima jika melihat sign keretakan yang telah muncul. Tapi saat itu jadi nyata: saya masih bersedia terkejut. Mungkin karena saya terlalu ngefans.. He he he :)

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat