Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2007

Terus Melangkah...

Satu yang saya pelajari dari Buku Pursuit of Happyness , saat keadaan memaksa kita untuk menyerah atau bertahan: kita harus terus maju. Saat sepasukan menyerang dan satu atau dua anggotanya tertembak tewas tepat di sebelah kita, kita harus terus maju. Kehidupan punya seribu sisi, yang setahu saya tak ada manusia yang mampu menjaga semuanya dalam kondisi sempurna. Selalu ada kekurangan, selalu ada kesalahan, selalu ada cacat. Saat kita merasa hidup tak berguna, saat orang-orang mulai menyalahkan, saat teman-teman terbaik mulai pergi meninggalkan, saat seolah-olah kita tinggal sendirian saja di bumi yang kejam ini, saat otak buntu bahkan linglung, saat doa tak terjawab, saat-saat kita merasa segala sesuatu menjadi tidak mungkin kecuali menyerah, teruslah melangkah maju. Meskipun selangkah, meskipun setengah langkah... Terus melangkah maju, itulah inti permainannya. Kesuksesan adalah bagaimana memahami yang tak dipahami logika, dan mengikuti keyakinan kita yang terdalam. Tuhan sudah tak s

Big Ideas are Like Wells

What is a big idea? The easy way out, would be to say that a big idea is something opposite to a one off, a stand alone idea. Another attempt: a big idea is an idea bigger than just one ad. That's a nice start; something like: a big idea is a container for more, other ideas. And I guess that is true. A big idea is like a well - it is a source for further thinking. It offers a basic thought that is interesting in itself but might also spark further thinking. Because, I agree to what I read from other planners: ideas can be too big. They can be so big that they rule out other ideas, fresh thinking and renewal. In particular ideas that are highly executional, visual tend to work as a harness rather than a springboard. Personally I like ideas based on compelling truths - some point of view that at least a vast group of people can easily embrace. When the all guiding thought takes the form of an opinion, when it is about taking sides, then it gets really interesting. Such ideas organize

Tribute to ISI

Tak ada yang lebih menggembirakan selain mengerjakan sesuatu yang kita sangat senangi dan mendapatkan respon positif dari apa yang kita kerjakan. Tanpa penghargaanpun, selama kita mencintai pekerjaan kita: itu adalah anugerah yang luar biasa. Mungkin jarang sekali saya menulis hal yang membanggakan tentang ISI Yogyakarta, dalam 5 tahun terakhir rasanya saya selalu mengritik dan gregetan karena segala sesuatu tentangnya tak beranjak jadi lebih baik. Nah, hari ini - seperti dejavu - keunggulan ISI yang saya tahu dan rasakan: mahasiswanya punya bakat/talenta seni yang luar biasa kuat, jika sedang dalam top form -nya jarang bisa ditandingi oleh kampus lain. Berikut perinciannya, thanx buat Bengbeng (Teh Jahe Komik, Akademi samali) yang udah share via MILISI (saya menyesal gak bisa hadir di BBJ karena sedang Mukerda PPPI DIY) : Komik Terbaik : Tekyan (Penerbit Balai Pustaka), M. Arief Budiman & Yudi Sulistya (Diskomvis 1994 / Petakumpet) Gambar Terbaik : Panggil Aku Wartini Saja (DepBud

Merdeka! Merdeka?

Wacana tentang hari kemerdekaan biasanya berkutat pada pertanyaan: emang sih kita udah merdeka dari penjajahan fisik selama 62 tahun? Tapi apa benar kita emang udah merdeka hari ini? Bukankah penjajahan hanya berubah bentuk: menjadi hegemoni merk-merk internasional, ketakutan pada Amerika, kalah bersaing dengan Cina dan India? Ahhh, sedaaappp... Kata Emha, kita ini bangsa yang hobinya cengengesan dan tidak serius merawat nilai-nilai. Jadinya nasib enggan berubah, ya dari situ ke situ aja. Hebohnya aja udah kayak pindahan dari bumi ke mars: meski realitasnya tidak beranjak sejengkalpun dari titik awal bergerak. Bener lho: saya coba bercermin pada diri saya sendiri. Bakat cengengesan itu saya lihat asyik ngendon tak mau pergi. Begitu banyak saya coba lakukan tapi rasanya saya tak kemana-mana. Nowhere. Sampai hari inipun, 17 Agustus 2007: saya habiskan waktu saya buat bengong dan coba memikirkan hidup yang saya jalani ini dengan lebih serius. Saya berdoa nasib temen-temen semua lebih baik

Keganasan 100% Indonesia

Buat yang udah gak sabar nunggu harinya, nikmati dulu iklannya yach. Just info: iklan ini hasil kerja keras timnya Dedy , dengan fotografi ciamik dari Wonderland. Pemasangannya di blog ini adalah bentuk dukungan saya untuk iklan Indonesia yang seharusnya jadi jawara di tingkat dunia, bukannya selalu dapat nomer sepatu! Info selengkapnya maenlah ke sini .

Iklan Luar Ruang yang Mempercantik Wajah Kota dan Penghuninya

Disampaikan Dalam Sarasehan Penataan Iklan Media Luar Griya di Provinsi DIY yang Berwawasan Budaya Dewan Kebudayaan Provinsi DIY - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Sabtu, 4 Agustus 2007 Permasalahan Beriklan di Media Luar Ruang Berapa lama (detik/menit) waktu yang diperlukan oleh seorang pengendara atau pejalan kaki untuk mencerna sebuah iklan luar ruang yang penuh pesan? Maaf Mas saya gak punya waktu kecuali iklan itu sangat menarik dan bermanfaat buat saya! Saya ingin mengingatkan bahwa iklan termahal adalah iklan yang tidak pernah dibaca audiens ! Stop Pemborosan! Bagaimana caranya? Memahami Content & Context Mari mengurai permasalahan iklan outdoor yang bisa dibedakan menjadi Content (Materi Iklan) dan Context (Penempatan iklan di titik tertentu) Content: - Isi Iklan - Ide/kreativitas iklan - Cara Penyajian (Craftmanship) Context: - Titik Pemasangan - Kompetitor - Environtment Nah, ini menjadi tantangan bagi para pakar desain urban, pemerintah kota, budayawan, biro iklan d

Jualan Ide Segar

Buku pertama yang sedang saya tulis bukan tentang materi yang ada di blog ini. Survey kecil yang saya lakukan dengan pertanyaan di side bar ini: maybe that's for second . Yang membuat saya sangat bersemangat adalah kenyataan bahwa di negeri ini ada banyak sekali anak muda yang super kretif, cerdas bahkan jenius. Tersebar sampai ke pelosok desa. Kalo Anda pernah baca bukunya Andreas Herata Laskar Pelangi : banyak jenius yang karena tak dapat referensi dan arahan yang pas akhirnya hilang bibit jeniusnya dan jadi manusia rata-rata ( mediocre ). Bercermin dari apa yang saya alami, ongkos belajar dari nol itu sangat mahal. Trial and error yang saya alami dalam membangun bisnis kreatif telah menghabiskan ratusan juta rupiah, seriously . Jadi saya memaksa diri untuk menulis tentang creative enterpreneurship buat anak-anak muda Indonesia, sejujurnya tak banyak waktu yang saya punya untuk menulis. Tapi saya melihat potensi luar biasa bagi masa depan Indonesia dari calon-calon wirausaha

Not Mr. Gates Anymore

The Richest Man on earth is now Carlos Slim. The son of a Mexico City shopkeeper has built a staggering $59 billion fortune. By Fortune calculations, the 67-year-old Slim has amassed a $59 billion fortune, based on the value of his public holdings at the end of July. This number puts him just ahead of perennial No. 1, Microsoft founder Bill Gates, whose net worth is estimated to be at least $58 billion. But Gates is selling off his single greatest source of wealth, Microsoft stock, to fund his foundation, while Slim's fortune is growing at a stunning clip. Read more here . Now my question is answered. There is no eternity in this world. King is never be king forever. Coz up and down is the law of nature. Nobody knows what happens next. Maybe Gates will fight back or maybe Steve Jobs will arise. Nobody knows, just wait and see. Or joining to compete, like any other people in this: nobody knows if you will be the next richest man on this planet. But I will be, I just know. The tough

Kecoa di BBJ

Gak nyangka kalo Kecoa , komik yang dibikin kolaborasi saat masih kuliah dulu sekarang dipamerkan lagi di BBJ. Covernya dicetak segede gambreng dan nongol di Kompas. Secara personal, tentu bangga karya pas kuliahan masih layak dipamerkan. Tapi secara perkembangan komik Indonesia, saya kok nggak enak hati karena sekarang udah sangat sangat jarang lagi bersentuhan dengan dunia komik, terlanjur terjerumus di industri periklanan yang ternyata menyyita habis waktu saya. Mungkin minggu depan saya ke Jakarta untuk melihat pameran ini sekaligus ada undangan dari panitia buat dateng. Ini bisa untuk recharge: siapa tahu sisi komikal saya kembali kesetrum setelah melihat pameran ini. Dan oya, saya bisa mejeng lagi di depan karya kuno ini. Jarang-jarang gitu looohhh... He he he :)

Berakrab Ria Dengan Gempa

Setiap kali terjadi gempa - dalam skala richter berapapun - yang saya pikirkan biasanya apakah gempa ini akan terulang lagi dan apakah dalam skala yang lebih besar. Semalam saat sedang lembur tiba-tiba kentongan poskamling berbunyi sangat keras dan berulang: sayapun keluar kantor dan orang-orang bilang ada gempa. Tentu saja bukan karena dahsyatnya kentongan dipukul lalu terjadi gempa ;) Di jalan-jalan kampung banyak yang keluar rumah: untuk menyelamatkan diri tentu saja, sambil cek kondisi tetangga: jangan-jangan cuma rumah kita doang yang gempa. Nggak keren kan? He he he... Dan refleks juga, biasanya orang-orang langsung nyari informasi. Bisa jadi gempanya gak keras disini, tapi siapa tahu di tempat lain sebuah kota terbalik? Atau tsunami bertamu diam-diam? Maka diserbulah radio, televisi atau detik.com. Setelah selama 1 sampai 2 jam memastikan kondisi aman, barulah boleh tidur lagi. Tentu ada yang gantian jaga dan pintu tak perlu dikunci. Kalau-kalau gempa datang lagi, kita tak usah

Ketangkep Robot Pencegah Spam Blogger

Waduh, gara-gara salah password beberapa kali.. begitu bisa login malah gak bisa upload posting. Ada kutipan tulisan begini bunyinya: Blog ini telah dikunci oleh robot pencegah-spam Blogger. Anda tidak akan bisa mempublikasikan posting Anda, tetapi Anda akan dapat menyimpannya sebagai draft. Waaa.. ada robotnya Coy!! Sampe ini saya tulis, memang hanya bisa disimpen. Gak bisa diupload dulu. Ya udah, sambil nunggu robotnya kerja lagi Senin besok.. Hope segera bisa menyapa temen-temen lagi secepatnya. Miss you all, Guys :) Notes: Thanx God, sekarang dah bisa lagi.

Ngejar Siapa Pak?

Tiga hari lalu di utara Gramedia Sudirman Jogja saya ketemu dua orang polisi buser (buru sergap) sedang patroli, dua-duanya bawa senapan. Berpakaian lengkap, plus helm khusus dan sepatu boot. Yang satu jalan di depan tergesa-gesa. Satunya lagi menuntun motor trailnya dengan tergesa-gesa. Mereka terlihat tegang. Tapi yang jalan lalu berhenti, juga yang bawa motor. Tepat di depannya ada tukang bensin eceran, ternyata karena motornya kehabisan bensin. Ah, ternyata Polisi patroli yang super gagah itu juga manusia. Bajunya basah berkeringat di punggung, bukan karena mengejar penjahat atau pelanggar lalu lintas. Tapi karena lupa gak ngecek bensin yang ada. Jadinya ngos-ngosan menuntun motor trail...

Telaaaattt...

Ada seorang teman saya di kantor yang - entah kenapa - setiap ada bercandaan fahamnya belakangan dan agak lama. Demi stabilitas dalam negeri, saya akan rahasiakan identitasnya. Sampai-sampai suatu ketika ada yang bilang,"Fulan, kamu itu kalo diajak bercanda hari Jumat, ketawanya baru hari Senin..." Fulanpun protes,"Lho, kok sampe Senin. Biasanya kan Sabtu udah?" (wajah polos seperti sudah pasrah terus menerus diledek) Jawaban temannyapun melesat seperti panah menghunjam,"Kan Sabtu ama Minggu kantor kita libur..." Fulan bengong. Mungkin baru minggu depan dia tahu apa maksud postingan saya ini. Semoga..