Skip to main content

Menuju Titik Terang

Beberapa minggu terakhir ini saya menghabiskan malam-malam panjang saya untuk memasuki dunia yang sebetulnya bukan hal baru: internet. Fokus saya satu: bisnis kreatif seperti yang dibangun oleh Petakumpet saat ini akan saya duplikasi 'wujudnya' sehingga tersedia di website dan bisa diakses oleh siapapun di bagian bumi manapun. Setiap proses bisnis dari penawaran, presentasi termasuk pembayaran: semuanya bisa ditangani lewat internet. Sejujurnya, saya merasa agak terlambat untuk take action di wilayah ini. Menyesuaikan infrastruktur di internal Petakumpetpun bukan hal mudah, meskipun saya yakin bisa. But I'm taking action now. It will take time for a while, but this is the right track.

Going global mungkin terlalu muluk, tapi saya yakin: masa depan bisnis Petakumpet berada di dunia internet. Saya yang aslinya gaptek jadi mesti berkeringat mempelajari banyak hal termasuk teknis dasar website, web counter yang saya cek tiap malam untuk memastikan bahwa setiap posting, setiap perubahan desain, penambahan link, warna yang saya pilih untuk blog atau web dan elemen-elemen web lainnya memberikan sumbangan untuk makin banyaknya pengunjung.

Saya juga sedang berfikir untuk men-translate seluruh materi di blog saya ini dengan bahasa Inggris, tapi itu bisa menyusul. Yang paling urgent adalah melaksanakan integrasi dari seluruh situs dimana saya terlibat di dalamnya sehingga proses maintenance-nya bisa simple, efektif dan kontinyu. Situs harus terlihat hidup, terasa denyut nadinya dan dynamic changes adalah hal terpenting yang menarik para netter untuk berkunjung. Syukur-syukur bisa dimaksimalkan sebagai business tools yang meningkatkan revenue.

Saya selalu over spirited setiap kali memasuki hal baru untuk belajar maupun berkembang: rasanya energi tak habis-habis. Di kalangan internal, saya termasuk telat bikin blog. Saya juga merasa ndeso dan katrok ketika baru ngeh untuk berfikir serius tentang internet di 2007. Kemarin-kemarin saya ngapain aja?

Tapi saya percaya: setiap hal yang saya lalui dan jalani (baik atau buruk) memberikan sumbangan postif bagi pemahaman saya dalam menjalani hidup ini. Mungkin siapnya baru sekarang: jadi jalan yang saya lalui tidak tiba-tiba terang. Dari gelap pekat perlahan muncul semburat cahaya yang saya ikuti dengan tertatih-tatih, tapi saat Allah menerbitkan kuasa-Nya dengan kun fayakun: cahaya itu hadir menerangi jalan dan menghangatkan tubuh lelah saya yang terus melangkah.

Sekarang saya siap berlari di jalur super cepat: melesat menuju titik terang. Hello world, i'm coming ;)

Comments

Cats & Dogs said…
Slamat datang di dunia pak arief... :)

lama tidak nengok blog anak-2 pu, ternyata yang akses hanya beberapa saja ya... oya, banyak banget billboard yang isinya kadang 1 produk ato jasa tapi beda merek, mis-nya iklan hypermart & carrefull, yang masang iklannya sebelahan kanan kiri, berharap PU bisa punya karyanya di Jak :)
Anonymous said…
wahh "go internet" ya pak... selamat deh.
dan web PU-nya keren.. semoga lancar dan bisa menjadi salah satu ceo yang sukses.. :D
Anonymous said…
Jangan lupain jualan offline-nya lho mas. Sergey & Larry, bosnya Google yang sekarang jadi penguasa internet saja masih melakukan sebagian besar lobby bisnisnya lewat kopi darat. Internet memang forthcoming sampai kapanpun dengan evolusi bentuknya, sangat layak dijadikan medan perang tapi hati-hati dengan jebakan dan kadang ketidakefektifannya. Sukses selalu!

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat