Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2007

Iklan Hard Sale atawa Heart Sale?

Berbicara iklan media cetak, setahu saya pilihannya tak banyak: kalo nggak hard sale ya branding . Agency yang creative minded tentu lebih senang yang branding , meskipun bikinnya sering lebih sulit dan makan waktu. Tapi agency yang pro selling tentu akan lebih recommend iklan hard sale karena impact jangka pendeknya lebih cepat dan lebih sering bisa memuaskan klien yang butuh bukti cepet bahwa iklannya efektif. Tapi jika iklan media cetak tersebut merupakan bagian dari strategi kampanye promosi yang meliputi above the line maupun below the line : dua-duanya bisa digunakan untuk mencapai target jangka panjang tanpa melupakan pencapaiannya dalam jangka pendek. Mencari Ide Dari Akarnya Saat ini iklan pemenang award tersedia dimana-mana, dari buku, cd, dvd bahkan youtube dan milis di internet.Begitu juga image bank , getty images atau free image yang lain. Karena saya berada di Jogja, saya sungguh merasakan kemudahan yang luar biasa untuk mengakses iklan-iklan terbaik di dunia d

Dua Puluh Ribu Pas

Libur Kecil Kaum Kusam

Nikmat kau hisap asap tembakau Di bangku rumah kontrakan Sore selesai kerja sehari Tunggu istri berdandan J anji pergi berkencan Tak kalah dengan orang gedean Dalam rasakan senang Walau lembaran gaji sebulan Hanya cukup untuk kakus Soal rekreasi sih harus Setianya anak istri Menantikan bahagia Sehari bagaikan sang raja Selesai anak istri berdandan Tembakau kau matikan Jendela pintu lalu kau kunci Tentu tak sabar mereka pergi Stop bis kota dengan pasti Libur kecil kaum kusam Yang teramat manis begitu romantis Walau sekali setahun Tuhan rangkullah Jangan kau tinggalkan Waktu mereka Pergilah derita ini hari Berilah tawa yang terkeras Untuk obati tangis lalu Limpahkan senang paling indah Agar luka tak nyeri Agar duka tak menari Catatan: Album Wakil Rakyat 1987Iwan Fals mengakui bahwa lagu ini adalah lagu yang paling disukai dia selama berkarya. Dan jujur, ini juga lagu favorit saya jika kebetulan sedang lupa bersyukur. Lagu ini begitu sederhana sehingga kemiskinan dalam keikhlasan nampak b

Miracle? Ah Ndak Juga

Malam ini saya lewat 8 lampu lalu lintas, yang persis lampu hijau pas saya lewat ada 7 buah. Not bad lah... Dan yang penting, ini bukan kebetulan karena saya merencanakannya demikian. Tentu saja dibantu Tuhan. He he he :)

Sedekah Memundurkan Kereta

Minggu 27 Mei 2007, kereta api Lodaya yang saya naiki dari Bandung ke Jogja berhenti di Warung Bandrek (bukan warung, tapi semacam stasiun kecil). Entah kenapa iseng saya kumat, saya ingin sedekah pada orang yang saya temui yang saya anggap pantes menerima. Di saku saya ada uang 40 ribu, saya niatkan 20 ribu untuk sedekah. Kebetulan keretanya agak lama, jadi saya sempat turun mencari-cari dan tidak ketemu. Hanya ada para penumpang dan petugas PJKA. Tiba-tiba dari jarak sekitar 50 meter, ada seorang bapak membawa sabit dan karung untuk mencari rumput berjalan tapi arahnya menjauhi saya. Saya pikir: Nah, ini dia! Agar saya bisa menyampaikan sedekah dengan cara wajar (agak aneh rasanya kalo saya lari mengejar dia trus memberikan sedekah) di dalam batin saya memanggilnya: Ayo Pak, tolong saya.. Balik, balik, balik.. Tapi dia terus saja berjalan semakin jauh. Batin sayapun iseng lagi: Kalo Bapak gak balik, maka kereta ini yang akan mundur. Sebentar kemudian penumpang diminta naik. Dan Subha

Catatan Setahun Gempa

Hanya syukur yang memenuhi rongga dada Walau remuk redamnya nasib tak bisa terkata Saat air mata darah mengalir bagai sungai dalam banjir Saat nyawa pergi sebelum pagi hadir Membawa nasib pada akhir Satu tahun telah berlalu dalam jejak waktu Saat Tuhan masih memberi hidup padaku Tapi bukan jaminan bahwa gempa tak mampir lagi Justru saat kita menikmati selamat Masih ada waktu mengejar hakikat

Tak Terasa Udah Setahun

Rasanya baru kemarin ketemu mereka-mereka ini, berdiskusi riuh sampai tengah malam dan mengagumi kiprah mereka di dunia desain Indonesia. Rasanya baru kemarin saat saya lantang berkata pada Ibu Mar'ie Pangestu agar tidak menyia-nyiakan talenta ajaib para Soe Hok Gie muda Indonesia ini. Agar pemerintah jangan menyesali keputusannya yang salah sehingga kelak baru mau mengenang sumbangsih luar biasa Soe Hok Gie saat yang bersangkutan telah mati. Jangan terlambat lagi setelah seringkali luput membaca potensi. Saat itu Bu Menteri manggut-manggut, tapi saya belum tahu persis apakah beliau setuju atau ngantuk. Alumnus Finalis IYDEY 2006 ini saya yakin telah makin sukses. Dimuat di majalah-majalah nasional, dikenal bahkan di tingkat Internasional. Sampai 22 Juni 2007 ini akan digelar lagi ajang yang sama hanya beda brand: IYCEY ( International Young Creative Enterpreneur of The Year 2007 ). Saya tidak tahu apakah finalis tahun lalu boleh daftar lagi, terus terang tidak jadi terpilih ke Ing

Bukan Nyerah Tapi Pasrah

Dalam langkah mewujudkan impian kita, tahap terakhir sebelum mimpi itu menjadi nyata - dalam beberapa buku bahkan Al Qur'an - disebutkan satu sikap: pasrah . Merelakan. Ikhlas. Terwujud atau tidaknya kita serahkan pada Tuhan. Setelah kerja keras setengah mati, membentur-bentur tembok, tubuh babak belur, Tuhan menyodorkan pilihan: mau keras kepala memaksakan kehendakmu atau kau percayakan pada-Ku untuk menentukan takdir terbaikmu? Saya adalah orang yang sulit sekali menyerah. Tepatnya: tidak mungkin menyerah. Tapi pasrah adalah mempercayakan Tuhan dengan Kemahakuasaan-Nya menyempurnakan kerja keras kita. Logikanya sederhana: kita hidup di dunia ini toh dikasih pinjem. Seluruh properti di dunia ini termasuk diri kita ini milik-Nya. Lha ya terserah Dia to mau mengabulkan doa yang mana atau mewujudkan impian siapa. Kalau Tuhan iseng meniup nyawa saya saat menulis blog ini, bablaslah saya tanpa sempat pamit kepada Anda semua. Beberapa hari ini saya sering termenung di persimpangan. Bebe

The Secret Behind Sluku-Sluku Bathok

Sluku-sluku bathok Bathoke ela-elo Si Rama menyang Solo Oleh-olehe payung mutho Pak jenthit lolo lo bah Yen mati ora obah Yen obah medeni bocah Yen urip golekko dhuwit Seorang guru saya memberikan pencerahan siang itu. Pak Nunuk namanya. Hidup – katanya – tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi seimbang. Lagu jaman Wali Songo menuturkan: Sluku-sluku bathok , bathok (kepala) kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya. Kalo diforsir terus bisa aus, stress, hang, macet daya pikirnya. Bathoke ela-elo , dengan cara berdzikir (ela-elo = Laa Ilaaha Ilallah), mengingat Allah akan mengendurkan syaraf neuron di otak. Lalu Si Rama menyang Solo, siram (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat). Lalu bersuci dan dirikanlah sholat. Saya ingat ada kutipan berbunyi: Jadikanlah sholat itu istirahatmu. Lalu apa fadhilah sholat? Oleh-olehe payung mutho , yang sholat akan mendapatkan perlindung

Quote of The Day

Uang dalam jumlah berlimpah berebut datang kepada saya dengan mudah dan terus menerus tak peduli apapun yang saya lakukan atau dimanapun saya berada - Joe Vitale, Attractor Factor -

Menemukan Harta Karun

Desain Cover Aslinya Sungguh kaget bercampur haru sewaktu gak sengaja menemukan apa yang saya dan teman-teman kerjakan di masa lalu saat masih kuliah, di- review orang lain dengan positif dan pake bahasa Inggris pula. Unbelievable! Komik KECOA ini kami bikin berempat: Eri Setiyono (sekarang jadi animator sukses di Infinite Frameworks), Apriyadi Kusbiantoro (animator handal di Studio Urak-urek), Yudi Sulistya (Senior Illustrator di Petakumpet) dan saya (sebagai pelengkap). Selain sukses memenangkan Juara I di Lomba Komik Nasional Depdiknas & Balai Pustaka tahun 1997, kisah sedihnya adalah kami tak punya lagi komik aslinya. Kayaknya ada di Balai Pustaka. Dan lantaran dulu waktu ngirimnya mepet, juga tak sempat punya fotokopi. Entah berapa dicetaknya, royaltinya juga gak tahu kemana karena laku atau enggak sayapun tak paham. Yang saya tahu, desain cover kami telah diedit sehingga mirip komik anak-anak dan dicetak dengan kualitas di bawah bagus. Yang masih ada tinggal script dan hak

Menuju Kepunahan

Entah kenapa kangen saya tiba-tiba hadir ketika tak sengaja melihat uang lama seratus rupiah saat mengetikkan '100% Indonesia' di google. Desainnya yang keluaran 1977 terasa bersahaja. Illustrasi badak yang hampir punah, mungkin telah punah sekarang. Termasuk uang seratus rupiah kertas juga punah, jadi keping yang desainnya kurang inspired . Dan sekilas, desain ini mirip-mirip juga dengan seratus ribu yang sekarang, dengan illustrasi Soekarno Hatta. Apakah nanti uang seratus ribu juga akan punah seperti Soekarno Hatta yang telah pergi meninggalkan kita semua? God knows , toh kita semua juga akan punah. Dengan uang di kantong seratus perak atau seratus ribu rupiah, kita tetap punah. Maka bersahajalah dalam hidup, bukan uang atau kekayaan yang kita bawa mati. Tapi amal kebaikan. Dan keikhlasan. Meskipun nilainya cuma seratus rupiah. Wallahu 'alam...

Kembali ke Masjid

Bersama teman-teman di Petakumpet, saya sedang menyiapkan satu kampanye promosi PSA ( Public Service Advertisement ) bertema Kembali ke Masjid . Kampanye ini ingin mengembalikan fungsi masjid yang utuh sebagai pusat menyelesaikan permasalahan manusia di dunia maupun akhirat, utamanya buat muslim meskipun masjid terbuka buat siapa saja yang mau datang. Untuk memanggil kembali umat Islam yang stress, was-was, kuatir, tercerai berai, diperbudak pekerjaan, dirampas hak ekonominya, terpaksa jadi teroris karena salah didik: untuk kembali ke masjid menemui dirinya yang sejati. Kembali pada Allah dengan bersih hati. Medianya terdiri dari above,below & aktivasi di Jogja dan sekitarnya tapi tidak menutup kemungkinan untuk dilaksanakan di seluruh Indonesia. Rencananya akan ditayangkan menyambut Ramadhan tahun ini. Pada tahun 2005 kemarin kami pernah membuat kampanye menyambur Ramadhan dengan media luar ruang berupa banner dan spanduk yang dipasang di areal kuburan Krapyak Jogja mendapat sam

(Akhirnya) Ke Palembang

Seperti sudah digariskan namun tak pernah disangka, saya akhirnya dapat kesempatan maen ke Palembang selama 3 hari, 27-29 April 2007 kemarin. Adalah Mas Noor Udin Ung yang mengajak saya untuk mengisi Seminar & Workshop di Binus Center Palembang. Temanya sih normal aja "Bagaimana Membuat Iklan & Desain Grafis yang Kreatif". Tapi menurut penyelenggara, ini adalah Seminar pertama yang diadakan di Palembang dengan tema Iklan & Desain Grafis. Wah, ini namanya beruntung. Di Palembang ada beberapa perusahaan advertising yang mengelola media luar ruang, beberapa sekolah desain grafis 3 bulanan (seperti Binus Center), tapi mungkin belum agency full service di sana. Jadi peluang buka advertising agency terbuka lebar di sana. Asal bisa edukasi pasar, langsung deh jadi market leader. Belum ada kompetitornya, oiii... Btw, kemarin sempat mampir ke Jembatan Ampera (kayaknya ini jembatan terbesar di Indonesia dengan panjang 1,1 km). Dibangun oleh Jepang dengan konstruksi knock