Skip to main content

Logika Kesuksesan dan Sedekah

Ini hanya sekelumit catatan waktu diskusi menjelang malam dengan Ismail 'Sukribo' (Sebikom) dan Andino (Pensil Terbang). Diskusi mendadak ini dilakukan, setelah mereka berdua menemani saya menerima kunjungan wakil British Council (Prof. David, Martin dan beberapa stafnya) untuk pendataan (scouping visit) ke Petakumpet. Lha kunjungan kok jam 21.30 malam, kantor pas lagi sepi. Tapi kata mereka OK aja, jadinya ber-inggris ria selama kurang lebih 1 jam menjelaskan ini itu tentang Petakumpet. Setelah mereka pulang, baru terasa kalo lidah jadi lebih kriting. Maklum terbiasa makan nasi kucing, bukan burger atau hot dog (saya tidak suka anjing, apalagi yang panas).

Kembali ke diskusi dengan duo gokil, tema yang paling hangat adalah tentang kesuksesan dan sedekah. Seperti yang kami bertiga rasakan, masing-masing mengelola perusahaannya yang kebetulan memang sedang diuji Allah dengan beberapa kekurangan. Kurang order lah, kurang modal, kena musibah, kurang lancar cash flow-nya, dsb. Berikut beberapa yang kita bicarakan:
  • Orang akan sukses jika memiliki sikap konsisten/istiqomah terhadap pilihan yang diyakininya untuk dijalankan. Baik dalam kelebihan maupun kekurangan, tetep konsisten. Ditawari uang lebih atau harta bertumpuk tidak mengubah pendirian. Diuji Allah sampai hidup berantakan, tidak putus asa. Dan konsisten ini tidak harus meliputi seluruh bidang kehidupan. Tak ada manusia sempurna. Misalnya: AA Gym dikenal karena konsisten mengelola hati (manajemen qalbu) dalam berdakwah. Yusuf Mansur dikenal sebagai ustadz sedekah. Kemana-mana bicaranya sedekah. Rhoma Irama menyanyi dangdut. Dimana-mana nggak pernah nyanyi trash metal, selalu dangdut. Mereka sukses karena istiqomah di satu bidang tertentu, bukan karena sempurna.
  • Orang yang sukses sebagian besar punya kebiasaan baik (meskipun terlihat sepele) yang dijalankan secara konsisten. Orang yang punya kebiasaan baik meskipun banyak dosanya, tidak akan sampai hancur hidupnya di dunia. Orang yang sangat sukses akan jatuh hidupnya jika punya kebiasaan buruk yang konsisten. Anda masih ingat Harmoko, Sudomo, Soeharto yang merupakan tokoh teras orde baru? Ketika Orba tumbang dan puluhan pejabat korup disidang dan masuk bui, mereka masih bisa menikmati hidupnya di luar. Seorang teman mengatakan, Soeharto punya kebiasaan selalu menghormati orang tua dan sangat rajin sholat subuh tepat waktu. Wallahu 'alam. Saya tidak tahu apa kebiasaan Harmoko dan Sudomo, tapi saya menduga mereka juga punya kebiasaan berbuat baik (meskipun kecil) sehingga Allah menangguhkan hukuman atas dosanya di dunia. Ada anak muda yang dijamin menjadi ahli surga oleh Nabi Muhammad karena sangat menyayangi ibunya, sampai menggendongnya berhari-hari ke Mekkah untuk berhaji. Meskipun ibadahnya yang lain belum tentu sempurna, kebiasaan merawat ibunya itu sudah cukup membawanya ke surga. Yang baru adalah kasus Kepala Bulog Widjanarko yang diduga korupsi import sapi atau Yahya Zaini yang selingkuh dengan Maria Eva. Kedua tokoh ini jatuh kariernya, karena melakukan perbuatan buruk yang konsisten (berlangsung cukup lama) tanpa sempat bertobat. Widjanarko malah ketambahan 3 kasus korupsi lagi yang katanya melebihi kasus import sapi fiktif, bukti bahwa penyalahgunaan 'mungkin' telah dilakukannya secara konsisten pula meskipun awalnya sedikit-sedikit. Terungkapnya kejahatan untuk mereka yang sengaja berbuat dosa (meskipun pinter menghilangkan jejak) hanya menunggu waktu saja.
  • Orang yang sedekah dalam pandangan mata biasa, akan berkurang jumlah hartanya. Ini benar, jika melihat fisiknya. Tapi setahu saya zakat tidak dinilai oleh Allah dari fisiknya semata, yang terpenting justru dari aspek non fisiknya: dari keikhlasan hatinya. Ibaratnya harta itu seperti selembar foto yang kita scan untuk jadi image di komputer. Image itu kita upload di blog, bentuk fisik lembarannya telah berubah jadi digital. Lalu siapapun di seluruh dunia bisa meng-copy file foto itu untuk diprint dimana saja, berapapun jumlah lembarnya, dengan kualitas foto yang sama dengan aslinya, tanpa mengurangi size image yang pertama, tanpa mengurangi lembar foto aslinya. Benda aslinya tetap, tapi penggandaannya tak terbatas jumlahnya. Inilah logika sedekah menurut saya. Terjadi transformasi: fisik - non fisik - fisik. Dan penggandaannya tak terbatas, terserah Allah. bisa sepuluh kali, tujuh ratus kali, atau semilliar kali. Mengikuti hukum alam, di dunia ini sampai kapanpun tidak akan terjadi penambahan atau pengurangan massa benda, yang ada adalah perubahan wujud semata. Jika kita sedekah, harta kita tidak hilang tapi berubah wujud menjadi file digital versi Allah yang jika dikehendaki-Nya akan balik lagi ke kita dalam bentuk fisik atau non fisik berlipat-lipat dari nilai awalnya. Lihat udara yang tak pernah habis meskipun dihisap 5 milyar makhluk bumi selama jutaan tahun, rasakan sinar matahari yang tak berkurang kekuatannya meskipun telah menyinari bumi milyaran tahun.

Demikianlah, diskusi singkat malam itu. Saat jam melewati angka 12 malam, dua teman baik saya itupun pulang. Kami bertiga mengalami pencerahan, tanpa merasa kehilangan apapun. Ilmu yang dibagikan, memperbanyak dirinya tanpa mengurangi bagian si pemilik ilmu. Anda boleh meng-copy tulisan ini dan mendiskusikannnya atau membaginya ke siapapun, tulisan ini takkan berkurang sedikitpun.

Sedekah hanya akan memperbanyak, tidak pernah mengurangi harta kita. Lacaklah dengan logika dan iman. Allah menyediakan perniagaan yang tidak pernah rugi. Tidak sekalipun merugikan. Jika Anda belum percaya, silakan dicoba.

Comments

Anonymous said…
mas arif..saya setuju sekali dgn tulisan di atas..bukan apa" sih..saya sering sekali merasakan mafaatnya..padahal sedekah saya jarang n nggak pernah banyak" nominalnya. Thanks sudah mengingatkan..bye
Sama-sama Mas.. Dengan baca comment Anda, saya juga telah diingatkan bahwa saya tidak sendiri dalam keyakinan aneh tentang sedekah ini. Salam, semoga makin sukses dengan sedekahnya. Amien :)
Anonymous said…
Mas, numpang info ya. Bagi sahabat para pencinta sedekah, yuk bergabung di www.SedekahKemana.com.
SedekahKemana.com adalah portal yang menjembatani antara yayasan-yayasan (organisasi) dan para pencinta sedekah :-)

Thx

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat