Skip to main content

Just Sharing

Saya dapet tulisan ini dari milis, terus saya coba lengkapi dengan beberapa sumber yang lain. Juga dari teman-teman yang jam terbangnya lebih tinggi termasuk sedikit dari jalan hidup yang pernah saya lalui. Mungkin ada banyak teman-teman di luar sana yang sedang berada dalam kesulitan yang sama atau lebih parah, saya hanya ingin sharing. Semoga ada gunanya.. jikapun tidak, semoga tidak menjadi sampah yang memberatkan pikiran. Toh niat saya hanya ingin berbagi, bagaimana mengatasi hutang menumpuk. Silakan dicoba:

Banyak berdoa pada Yang Maha Kuasa. Doa akan menguatkan hati dan mental dalam menghadapi kesulitan yang pasti secara logika maupun perasaan akan terasa berat. Dengan doa yang khusyuk dan pasrah diri pada Yang Kuasa, beban hidup akan terasa lebih ringan sehingga akan terbuka pintu bagi keluarnya ide sebagai solusi atas permasalahan hutang-hutang yang menumpuk.

Banyak sedekah pada yang hidupnya lebih susah. Sedekah akan membuka pintu rejeki Allah. Sedekah akan menjaga hati kita untuk tetap bersyukur, karena dalam beban hidup kita yang berat ternyata masih ada yang lebih berat lagi hidupnya. Menebarkan kegembiraan dan kesenangan pada orang lain lewat sedekah akan mengurangi kesedihan diri dan kalutnya pikiran kita.

Tetap create money. Aset & modal boleh habis, tapi kita bisa mulai dengan modal dari orang-orang terdekat atau orang-orang yang percaya pada pribadi kita (orang tua, keluarga, sahabat, teman, dll). Jika itu tidak ada, kita bisa mulai dengan aset diri kita (kerja keras, pengalaman, pengetahuan, dll), misalnya menjadi agen (pemasar perantara) dimana anda bisa mendapatkan gaji/komisi/ bagi hasil/dll. Pilihlah jenis agen/pemasar yang tidak mensyaratkan modal, tanpa resiko, dan hasil tidak terbatas (misalnya bisa ambil barang tanpa bayar, setor jika ada yg terjual, barang bisa dikembalikan jika tidak laku). Sehingga kita bisa mendapatkan uang tanpa menambah resiko yang sudah ada.

Jika kita sudah mendapatkan hasil (uang), jangan gunakan 100% untuk bayar hutang, jangan pula tidak membayar sama sekali. Anda bayarkan saja misalnya 30%-50% untuk bayar hutang. Kurang? Memang, tapi itu jauh lebih baik dari pada tidak membayar sama sekali. Orang masih lebih menghargai ketika anda membayar hutang (walaupun telat & kurang) daripada tidak ada sama sekali. Yang penting anda komit untuk membayar (mengangsur) setiap saat walaupun sedikit, itu akan lebih menenangkan debt collector/rentenir/ bank anda. Bunga hutang makin menumpuk? Tentu saja ini bagian dari konsekuensi, tapi jika usaha anda makin lancar tumpukan hutang itu akan bisa diselesaikan lebih mudah.

Sisa dari uang tersebut anda gunakan untuk modal usaha baru atau menambah modal usaha yg ada. Teman saya pernah membayar angsuran bank hanya sebesar 10%-50% dari total angsuran selama lebih dari 3 th ketika bisnisnya belum berhasil. Didatangi debt collector? Pasti! Tapi dia memberikan komitmen bahwa setiap dia ada uang dia pasti bayar, seadanya uang, tapi dia pasti bayar, tiap minggu ada uang masuk, tiap minggu dia bayar. Itu untuk menunjukkan komitmen dia. Sekarang hutangnya sudah lunas seiring membaiknya usahanya.

Jika uang sudah terkumpul untuk modal usaha, gunakan untuk jenis usaha yang tidak beresiko tinggi (memang high risk - high return, tapi saat ini saya rasa lebih baik menghindari yang high risk).

Lakukan investasi yang mendapatkan income terus menerus, gulung terus sehingga uang tumbuh makin banyak, bisa bayar angsuran lebih besar, dan seterusnya. Jangan lupa urut-urutannya: sedekah (20%) – investasi (10%) – bayar hutang (20%) – kebutuhan harian (50%). Untuk persentase silakan disesuaikan dengan kebutuhan, tapi masing-masing bagian jangan kurang dari 10%.

Semoga sukses dan barokah menyertai usaha Anda. Mohon diingat satu hal: saat tergelap di malam hari adalah ketika fajar, tepat sebelum matahari menerbitkan sinarnya dari ufuk timur. Jadi, tetap semangat!!

Comments

Popular posts from this blog

Kunci Sukses Bisnis (3)

Sempat terjadi dalam periode kehidupan saya saat awal-awal bersama teman-teman memulai Petakumpet, waktu 24 jam sehari rasanya tak cukup. Hari-hari itu begitu melelahkannya, rasanya tak kuat saya menyelesaikan begitu banyak tanggung jawab menyangkut komunitas, pekerjaan, kehidupan persoanl saya yang berantakan. Saya pun mengadu pada Allah,"Ya Allah, jika sehari bisa lebih dari 24 jam rasanya saya akan punya kesempatan lebih banyak untuk menyelesaikan semua tanggung jawab saya..." Tapi rasanya Allah tak mendengar doa saya. Atau saya nya yang tak punya kemampuan mendengarkan-Nya. Pekerjaan seperti nya mengalir tak habis-habis, ada duitnya emang, tapi duit nya pun mengalir lancar keluar tak pernah terpegang barang sebentar. Hidup saya begitu capeknya, badan pegel-pegel tiap malam, Sabtu Minggu pun dihajar pekerjaan. Saat-saat seperti itu, saya melihat buku karangan Stephen Covey The Seven Habits of Highly Effective People di Shopping Center (pusat buku murah) Jogja. Dengan

Jadual Diskusi dan Bedah Buku

Berikut beberapa jadual diskusi, talk show atau bedah buku yang udah masuk di Bulan Ramadhan (September) sekaligus menjawab beberapa imel yang menanyakan ke saya kapan ada diskusi buku Jualan Ide Segar: Bedah Buku Jualan Ide Segar (M. Arief Budiman) dan Mata Hati Iklan Indonesia (Sumbo Tinarbuko) di Diskomvis FSR ISI Yogyakarta. Kamis, 11 September 2008 jam 15.00 - 18.00 WIB. Juga menampilkan Sujud Dartanto sebagai pembahas. Untuk Mahasiswa ISI Jogja dan Umum (Free) Ngopi Bareng Penjual Ide Segar di Melting Pot, Sabtu, 13 September 2008, 20.00 - 22.00 WIB, Untuk Umum HTM Rp 15.000,- (Free 1 cup Coffee) Sarasehan Keajaiban Berbisnis Ide di ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta), Senin, 15 September 2008, 09.00 - 12.00 WIB, untuk Mahasiswa ADVY (Free) Yang segera menyusul adalah Diskusi dan Bedah Buku di Jurusan Komunikasi UGM, semoga juga bisa terlaksana di Bulan September ini. Buat temen-temen silakan hadir untuk meramaikan proses belajar kreatif yang tentu saja sangat fun dan menyena

Filosofi Ember

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret? Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus? Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi? Mengapa kita sakit-sakitan tak kunjung sembuh? Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita? Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak. Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda: ember .  Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat