Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2006

Promosi di Nomor Buntut

Ketika menemui perusahaan untuk menawarkan penanganan kampanye promosi mereka secara integrated , ternyata jawaban yang saya terima sering sangat menyedihkan: Kami tidak punya anggaran promosi, lagipula begini aja udah laku kok Jangankan mau promosi Mas, mau bayar karyawan aja ngos-ngosan Omzet sedang turun, anggaran promosi kami dibatalkan oleh Direksi Hal penting yang saya catat: ternyata promosi belum mendapatkan prioritas yang penting di banyak perusahaan . Kesan yang saya peroleh, jika ada dana lebih tak terpakai, baru boleh promosi. Promosi masuk prioritas nomor buntut. Jadi saya tidak heran jika banyak perusahaan di Indonesia yang tidak populer, tidak branded . Jumlah perusahaannya sih buanyak, tapi tidak jelas positioning -nya. Lihatlah Mc.Donalds, Coca Cola, Apple, Microsoft, Nike atau Adidas. Secara kualitas kita tidak kalah dengan mereka (malah produksinya di sini), tapi secara brand? Jangan dibandingkan jika nggak ingin malu. Banyak decision maker di perusahaan kita yang h

Dari Mana Ide Kreatif Lahir?

Sumber inspirasi dalam penciptaan ide kreatif bisa berasal dari bermacam-macam hal. Jika disederhanakan: ide itu bisa didapatkan secara conventional dan/atau uncoventional . Secara biasa-biasa aja, atau dengan cara yang berbeda dari biasanya. Conventional merujuk pada peran logika (otak kiri) dalam memahami permasalahan dan mencari solusi pemecahannya lewat analisa data yang bisa didapatkan dari internet, perpustakaan, riset, dll. Sementara uncoventional merujuk pada peran kreatif (otak kanan) yang dibutuhkan dalam proses idea development atas solusi logis yang telah ditemukan. Ide kreatif kadang berasal dari dalam ruang meeting kreatif, tapi bisa juga tercetus di taman kanak-kanak, mall, bengkel kereta api, warung koboi, atau – yang paling sering – toilet! Itulah sebabnya timbul kecenderungan dari biro iklan, biro desain atau seorang desainer grafis untuk ‘mewarnai’ output kreatif yang dihasilkannya. Bagaimanapun juga, tidak ada bentuk ideal atau ruang kosong penciptaan yang lepas

The Creative Man Behind Apple

Watch this incredible guy! Check out who he is here

Apa Adanya

Tidak mudah untuk bicara apa adanya di blog seperti ini. Guy Kawasaki , pengarang buku Rules for Revolutioners mengatakan, menulis di blog jangan seperti menulis diary tapi seolah-olah menulis buku atau artikel. Jadi ada gunanya buat yang baca. Dan otomatis pengunjungnya akan makin banyak. Tapi satu kesulitannya, kadang-kadang ada buah pikiran yang tak bisa diformulasikan dalam bentuk 'layak baca.' Mungkin hanya cemooh, kemarahan, kesedihan atau sekedar angin lewat. Atau mungkin lebih baik yang begituan ditulis di diary personal aja ya? Karena sekali online , maka orang dari kutub utarapun bisa mengakses. Dan celakanya, kadang-kadang orang-orang yang kenal kitapun membacanya. Lalu muncullah komentar yang miring: Kok kamu sekarang begitu sih? Kenapa pikiranmu jadi picik begitu sekarang? Setelah kubaca tulisanmu di blog ternyata kamu orangnya nggak dewasa.. dst. dst.. So, apakah kita harus nulis yang baik-baik saja di sini? Semuanya kembali pada kita, toh blog yang kita tulis cu

Saatnya Belajar Bikin Iklan Lagi

Dari mulai Rabu udah di Mercure Hotel, Ancol untuk mengikuti rangkaian acara Citra Pariwara. Baru nyampe Jogja tadi malam. Beberapa kegiatan yang diadakan cukup menarik, terutama seminarnya: para pembicaranya top semua dan materinya sangat menarik buat refresh otak yang lama beku karena kurang update . Exhibition -nya juga keren, baik pameran iklan internasionalnya maupun pameran entry CP 2006. Tapi yang bikin betah justru lokasinya yang persis di pinggir laut, saya bisa menghabiskan puluhan bahkan ratusan halaman buku setiap sore di pantainya. Just info, entrynya ada 850. Lebih sedikit daripada Pinasthika tahun ini (1024 entry). Tapi pasti banyak faktor penyebabnya, misalnya harga entry yang relatif mahal. CP 2006, sekali lagi bukan ajang awarding yang cukup friendly buat Petakumpet. Dari 4 entry yang kita kirim (KR Versi Pincang BerhatiEmas, KR Versi Punk Mulia, Jogja Dogdayz Anjing Terbang & Jogja Dogdayaz Anjing Kencing), tak satupun yang masuk list finalis. Dan tanpa pernah d

Slevin

Minggu kemarin nonton film ini. Gak ada rencana mau nonton film apa, jadi jalan aja ke 21 Plaza Ambarrukmo. Insting saya mengatakan Lucky Number Slevin yang pas. Film yang lain: Mendadak Dangdut (udah nonton), Snakes on Plane (saya gak tertarik judul ama posternya) dan beberapa yang lain agak lupa (atau mereka tidak mampu membuat saya mengingatnya). Saya nontonnya berdua ama Adek. Agak heran juga dia nggak protes nonton film action beginian. Klop, deh! Btw, menurut saya film ini plot-nya cukup bagus. Dipersiapkan dengan detail. Tanpa plot yang cerdas begini, sisi ceritanya sih udah klasik. Temanya tentang balas dendam. Yang menarik adalah, clue -nya disebar di sepanjang film secara acak sehingga kalo nggak ngeh nggak akan ketahuan. Morgan Freeman jadi penjahat: Dalam berapa film ya dia jadi penjahat? Kayaknya jarang, biasanya jadi good guy . Tapi kayaknya di film ini semuanya penjahat deh, kecuali Lucy Liu. Tapi saya suka karakter Slevin (ini nama samaran, aslinya Henry) karena dia men

Inovasi: Mendahului Jaman

Satu sikap mental yang diperlukan oleh seorang enterpreneur adalah inovatif. Artinya tidak sekedar mengikuti arus yang dibawa zaman, tapi menjadi pioneer yang berani melaksanakan perubahan untuk sesuatu yang baru, yang lebih baik meskipun kadang harus mendahului zamannya. Seperti kata Steve Jobs (CEO Apple Computer & Pixar Animation): innovation distinguishis between leader and followers . Hanya ide-ide inovatiflah yang akan membuat kita unggul dalam kompetisi kreativitas. Tanpa inovasi, komputer akan tetap berbobot 1,9 ton seperti penemuan pertamanya. Jogja Jakarta akan kita tempuh berminggu-minggu dengan naik kuda dan bukan 55 menit naik pesawat seperti sekarang. Inovasi adalah suatu keniscayaan buat mereka yang ingin bisa survive di abad informasi ketika segala sesuatunya bergerak cepat dalam hitungan sepersekian detik. Fenomena email, broadband network , video streaming , game online, mms, adalah beberapa bukti serius bahwa tanpa inovasi dalam ide-ide kreatif, kita akan keting

Manajemen Mood

Kalau sedang mood , kita bisa seharian nongkrong di depan monitor, mengutak-atik desain dalam keasyikan. Dan hebatnya, mood yang bagus akan membuat output kreatif kita benar-benar bagus bahkan kadang lebih bagus dari yang diharapkan. Mood ini sangat diperlukan untuk menghasilkan karya yang di atas standar, yang bukan asal jadi. Tapi datangnya mood sering tidak terduga. Dalam situasi tertentu, mood bahkan menguap hilang selama berhari-hari meninggalkan kita dalam dalam kebuntuan ide. Saya punya pengalaman buruk menyangkut manajemen mood. Saya pernah gagal mengisi rubrik Salvo di edisi 4 Blank! magazine (alm.) gara-gara ide yang macet meskipun telah nongkrong di depan komputer dan baca buku macem-macem, seminggu penuh. Saya tidak tahu harus diapakan seluruh bahan yang sudah terkumpul itu. Pada detik terakhir deadline , akhirnya saya menyerah dan rubrik tetap itupun sukses tergusur artikel yang lain. Satu lagi ketika menyiapkan tulisan ini, lama sekali saya memikirkan tulisan yang pas unt

There's No Sweet Without Sour